Alarm ponsel yang berdering sejak setengah jam yang lalu itu akhirnya mampu membuat seorang wanita muda menggerakkan tangan dan membuka mata untuk mematikannya.
Krystal menggeliatkan badannya di atas tempat tidur yang sangat empuk dan nyaman itu. Tangannya mulai meraba tempat kosong disebelahnya. Ia membuka mata lebar-lebar karena Amber sudah tak ada di tempatnya.
"OMG~ Jam sembilan pagi.!!" Krystal terkejut ketika melihat jam ponselnya.
Krystal segera bangun dan berkeliling untuk mencari Amber. Ketika ia hendak mengambil air minum dari dalam lemari es ia melihat sebuah memo yang ditinggalkan Amber untuknya.
"Itu masakan Ibu, aku hanya menghangatkannya, hehe. Makan yang banyak ya dan maaf hari ini aku tidak bisa menemanimu. Love you."
"Hah, dia sudah pergi." lirih Krystal kecewa sambil melihat beberapa makanan yang Amber tinggalkan untuknya di meja makan.
Setelah sarapan dan mandi Krystal segera melangkahkan kakinya menuju rumah bertingkat yang ada di depannya. Baru saja Krystal keluar gerbang ia sudah disapa oleh seorang wanita muda yang sedang hamil besar.
"Oh, Krystal sudah pulang ya?" sapa wanita itu dengan semangat.
"Iya Eonni, baru saja sampai kemarin siang. Woah~ sudah berapa bulan? Terakhir kali kita bertemu masih kecil." Krystal menatap takjub pada perut wanita itu.
"Jalan ke 8, aku ingin segera mengeluarkannya. Punggungku pegal sekali."
"Kalau begitu bulan depan dong?! Yah, saat itu aku masih di London."
"Belum selesai?"
"Sudah, tinggal ujian dan wisuda saja. Bayinya laki atau perempuan?"
"USG nya bilang sih laki-laki, tapi aku berharapnya perempuan. Sudah cukup ada satu laki-laki yang seperti Taenggo di rumah, kerjanya hanya membuat kepalaku pusing."
"Haha, Tae Oppa terlihat baik."
"Iya, terlihat. Aslinya mah, euhhh~"
Krystal tertawa mendengar keluh kesah Tiffany tentang suaminya yang pemalas dan susah diatur itu.
Bercengkrama dengan tetangga barunya yang sudah tiga tahun tinggal disamping rumahnya itu membuat hari Krystal lebih menyenangkan hingga mampu melupakan kekesalannya karena sudah ditinggal Amber di pagi buta untuk kerja. Terlebih ia merasa sangat kesepian saat menjalani hari-harinya di London seorang diri.
Amber keluar dari ruang rapat dengan tampang yang lesu dan tak bersemangat. Sebenarnya ia ingin tinggal lebih lama di rumah dengan Krystal tapi hal itu tak bisa ia lakukan karena pekerjaannya yang semakin menumpuk setelah kemarin ia tinggal pergi untuk menjemput Krystal di bandara.
"Noona, kita lanjutkan besok ya." rengek Amber pada Victoria yang berjalan disampingnya sambil mengecek jadwal si bos di tabletnya.
"Tidak bisa, harus selesai hari ini juga."
"Noona tidak kasihan padaku? Aku sudah tidak bertemu Krystal selama berbulan-bulan dan dia disini hanya seminggu saja."
"Kau kan masih bisa bertemu dengannya nanti malam dan besok sampai dia kembali ke London." acuh Victoria tanpa mengalihkan pandangannya dari benda kotak itu.
"Isshh~ Jahat! Tak berperasaan!!" Amber berhenti dari langkahnya dan menatap Victoria dengan tajam.
"Aku saja yang waktu menikah tidak mengambil cuti untuk bulan madu tidak merengek sepertimu." Victoria berbalik menatap Amber yang merajuk.
"Itu salahmu sendiri! Aku sudah memberimu waktu untuk cuti tapi kau menyia-nyiakannya!!"
"Itu karena aku tak tega denganmu! Coba saja aku tinggal semua pasti kacau!! Bos, tugasmu masih banyak. Kita selesaikan dengan cepat dan kau bisa pulang. Hem~ sudah ayo berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By You
FanfictionSepasang suami istri yang sudah menikah selama lima tahun namun belum mendapatkan momongan. Dalam masa kritis tersebut datanglah seorang wanita yang mencoba merangsek masuk dalam hubungan mereka. Dapatkah Amber mempertahankan hubungan pernikahannya...