BAB 1 - Tidak semua perempuan yang tersenyum menandakan mereka sedang bahagia

116 5 0
                                    


Tidak semua perempuan yang tersenyum menandakan mereka sedang bahagia atau baik-baik saja, karena kadang kala senyum hadir untuk menahan kesedihan.



Sabar adalah sebuah kata yang paling sering kita dengar. Bahkan jika kita mengetikkan kata 'sabar' pada search engine di internet, sekitar 39 juta lebih 300 ribu kata sabar akan muncul dalam 0,66 detik. Sangat luar biasa. Hal itu menunjukkan bahwa kata sabar sangat sering digunakan. Sabar biasanya berdekatan atau bersandingan dengan kata ikhlas.

"Beneran kamus putus? Kamu yang sabar ya, kamu yang ikhlas ya," begitulah kata pertama yang didengar Elvina ketika dia baru saja muncul di kantin rumah sakit tempatnya bekerja pagi itu.

Kata-kata itu tidak hanya muncul dari seorang teman, tetapi beberapa teman sejawat Elvina juga mengatakan hal yang sama. Hari itu memang menjadi hari yang penuh dengan ucapan kata 'sabar' dan 'ikhlas' buat Elvina. Semua teman kerja Elvina mengetahui satu berita yang cukup mengejutkan, kemarin Elvina putus dengan Indra kekasihnya. Elvina hanya tersenyum simpul ketika ucapan 'belasungkawa' itu diterimanya pagi ini.

Kini Elvina duduk di kursi kantin, membuka bekal yang sudah dia persiapkan dari rumah, beberapa iris roti isi sayur dan buah-buahan. sandwich sehat isi sayur dan buah-buahan itu adalah menu kesukaan Elvina untuk sarapan. Akan tetapi kali ini tidak seperti biasanya, Elvina terlihat tak bisa menikmati sarapan paginya. Kerongkongannya seakan mengering oleh luka di hatinya, ketika dia melihat Indra, kekasihnya bersama dengan perempuan lain, sahabat Elvina yang sama-sama bekerja di rumah sakit itu. Cinta segita yang cukup klasik itu membuat berita putusnya Elvina langsung menyebar luas. Tetapi itulah resiko kehidupan, ada pertemuan pasti ada perpisahan. Elvina harus sabar dan harus ikhlas plus juga harus tabah. Makanan kesukaan yang sebenarnya sangat nikmat dan lezat itu kini terasa begitu pahit rasanya di lidah Elvina.

"Perempuan mana yang bisa sabar dan ikhlas ketika lelaki yang dicintainya ternyata menghianatinya?"

Pertanyaan Elvina pagi itu belum mendapatkan jawaban dari Dokter Dipta, sosok dokter muda yang belum lama bekerja di rumah sakit itu. Elvina masih sabar menunggu, sembari mencoba menelan makanan yang sudah dia kunyah sejak tadi. Tapi sekali lagi, rasanya teramat sangat susah untuk menelan irisan roti bercampur buah dan sayuran yang dia siapkan dari rumah itu. Bahkan jus tomat kesukaannya yang baru saja dia pesan dari pelayan kantin, rasanya juga pahit.

Dipta hanya tersenyum melihat muka kusut Elvina pagi ini, "ya, emang bisa apa lagi selain sabar dan ikhlas? Masih satu kata lagi sih yang cocok buat kondisi kamu sekarang,"

"Jangan terlalu senang menggoda perempuan yang sedang terluka," Elvina sedikit mayun.

"Tapi serius, ada satu lagi, yaitu tabah, sabar, iklas, kemudian tabah," kata Dipta dengan nada cukup serius, "pasti kamu akan mendapatkan pengganti yang lebih sempurna," lanjutnya pelan.

Elvina pagi itu benar-benar hanya tersenyum, kata sabar, ikhlas dan tabah terus terngiang-ngiang di telinganya. Semua orang yang mengetahui kalau Elvina putus selalu saja mengatakan, "kamu sabar ya El," "yang tabah ya El," "udah ikhlasin aja El," kalimat-kalimat itu memang begitu mudah diucapakan, tetapi sangat-sangat sulit untuk dijalankan.

Siapa yang bisa sabar ketika ternyata lelaki yang dicintainya berpaling tanpa sebab tanpa alasan. Siapa yang ikhlas, lelaki yang sudah terlanjur kita sayang selama hampir setahun malah memberikan kasih sayangnya kepada perempuan lain? Siapa yang bisa tabah ketika kenyataan begitu pahit, kenyataan tidak sesuai dengan impian? Memang mudah mengatakan itu semua, tetapi teramat sangat sulit untuk bisa menjalaninya.

Perempuan Yang Terluka HatinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang