Chapt. 1

43 11 0
                                    

Saat itu umurku sekitar 5 tahun.

Kawan-kawanku datang kerumahku untuk merayakan acara ulang tahunku. Semua terlihat sangat gembira saat lagu selamat ulang tahun dinyanyikan.

Namun, ada seorang gadis cilik terlihat muram dan terus menatap pada kadoku yang paling besar.

Setelah beberapa saat, aku sibuk membagikan balon serta bingkisan untuk tamuku. Lalu aku menyadari sesuatu.

Kadoku yang paling besar tadi kemana?

Aku mulai panik, dan untungnya tamuku sudah pulang semua. Lalu aku mencarinya bersama ibuku, namun nihil. Akupun menangis sambil memeluk kado yang lain. Berharap tak ada yang hilang lagi.

Kemana perginya gadis kecil tadi?

Dengan was-was, aku hendak menyimpan kadoku ke dalam kamarku untuk sementara.

Namun betapa terkejutnya aku, saat kamarku berantakan oleh sobekan bungkus kado. Dan disana ada gadis itu sedang memainkan sesuatu yang aku yakin itu isi dari kado besarku tadi.

Akupun merampas mainan itu darinya, namun ia tak terima dan mulai menjambak rambutku.

*jambak-menjambakpun terjadi

Aku menangis, karena ini kali pertamanya aku berkelahi. Kemudian, karena aku merasa iba melihat keadaanya saat itu. Aku memberikan mainan itu padanya.

Lalu bibiku meminta maaf padaku dan pada ibuku, karena anaknya telah membuat ulah saat ulang tahunku.

🎁


Beberapa bulan berlalu

Bibiku mengundangku ke acara ulang tahun anaknya.

Banyaaak sekali kado yang ia dapat. Kemudian tanpa berfikir panjang, aku membawa satu kado paling besar saat sepupuku itu bersama dengan temannya.

Aku bermain didalam sebuah ruangan yang tadi pintunya terbuka.

Lalu, tak kusangka. Hal inilah yang pernah ia lakukan padaku. Aku hendak memberikan kado miliknya. Namun siapa sangka ia masuk dan menjambak rambutku lagi.

Aku menangis memeluk ibuku.

"kadonya sangat banyak.. Aku hanya ingin satu~" ucapku sambil terus menangis.

Kemudian ia melakukan seperti apa yang aku lakukan beberapa bulan lalu. Yaitu memberikan mainan itu padaku.

Namun anehnya, kado yang kami perebutkan itu sama persis.

Ternyata, yang memberikan kado besar itu adalah orang sama. Yaitu nenekku yang sekaligus juga neneknya. 😄






👵

Nenek,
Ketahuilah
Ini bukan salahmu

Kami hanya cucu
Yang lugu
Tak tahu apa-apa

...

Hei sepupu,
Ini memang sepenuhnya bukan salahmu

Tapi ini tak akan pernah terjadi
Jika kau tak memulainya

Aku merasa bodoh saat terus mengingat hal itu

-_-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book's SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang