3. Murid Pindahan

71 8 10
                                    

He is the cold prince of the years.

•••••

Music: Bang Bang Bang (Bigbang)

•••••

AGAVE menghempaskan tubuhnya di atas ranjang UKS. Lagi-lagi dia memutuskan untuk bolos. Matanya begitu sayup dikarenakan tadi malam dia tidur jam 2 malam. Tadi malam dia bermain mobile legend bersama Kahfi.

Tangannya memijit pelipisnya. Pusing sering melandanya akhir-akhir ini. Mungkin Agave yang sering begadang hampir tiap malam memainkan game favoritnya, mobile legend.

"Ada yang bisa saya bantu Kak?" Tanya seorang petugas UKS di sini. Gadis yang bernama Nabilla Damayanti itu —yang diketahui Agave dari bet name dia— berjalan perlahan mendekati ranjang yang ditiduri oleh Agave dengan kotak P3K di tangannya.

Agave yang merasa terganggu oleh kedatangan Nabilla segera melayangkan tatapan tajamnya pada Nabilla. Nabilla yang mendapat respon tak baik dari Agave menunduk ketakutan, kemudian pamit untuk meninggalkan Agave sendirian.

Agave menghembuskan nafasnya lalu memejamkan matanya. Bersiap menuju gerbang alam mimpi.

•••••

Dengan berat hati, Agatha menapakkan kaki di sekolah barunya. Agatha mendengus, sekolah ini begitu elit. Bagaimana nantinya ia membayar uang SPP? Dia tak tahu.

Kenyataan mutlak Papanya membuat Agatha geram. Lagi-lagi dia harus kalah. Anak bisa apa? Anak selalu serba salah!

Agatha menghembuskan nafasnya beraturan akibat matanya yang mengeluarkan cairan. Kepalanya menengadah menatap langit pagi. Kelopaknya mengerjap beberapa kali.

Oke, Agatha siap!

Kakinya mulai melangkah ke dalam. Mulai mencari-cari letak kantor tata usaha. Tapi rasanya mustahil bila dia akan menemukan kantor tata usaha tanpa bantuan orang lain. Mengingat sekolah ini begitu luas.

Dilihat ada seorang satpam yang berjalan ke arahnya. Agatha medekati satpam tersebut dan menanyakan letak kantor tata usaha.

"Oh, kantor TU. Itu neng, terus aja, nanti jumpa etalase piala-piala neng belok kiri. Nah, eum— kira-kira empat eh atau tiga yah? Pokoknya eneng lihat saja di atas pintunya ada bacaan 'Kantor Tata Usaha'. Neng murid baru yah? Gelis pisan atuh."

Agatha mengangguk mengerti. Kemudian tertawa mendengar ucapan terakhir satpam tersebut yang diketahui namanya ialah Pak Hassan.

"Iya Pak, saya murid baru. Pindahan dari SMU Cendrawasih. Bapak bisa aja, saya jelek gini Bapak bilang cantik."

"Loh eneng emang gelis tenan uy, kenapa pindah, neng? Bukannya SMU cendadasih itu bagus yah neng?"

"Cendrawasih, Pak." Koreksi Agatha.

Pak Hassan mendengus, "Sama aja itu neng. Kenapa neng pindah?"

Satpam kepo! Batin Agatha.

Malas untuk menjawab, Agatha lebih memilih pamit melanjutkan mencari letak kantor TU.

Kakinya berjalan mengikuti petunjuk sesuai yang dikatakan Pak Hassan. Matanya memandang kagum melihat piala-piala yang begitu banyak yang tersimpan di dalam etalase. Namun yang paling menarik perhatiannya ialah piala adiwiyata mandiri, piala yang berlapiskan emas.

gefrorenes Herz [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang