Berkenalan

725 40 0
                                    

Ferdy pun mengiyakan perkataan Aksa.

Ferdy membantu Aksa untuk berjalan menuju ke ruang UKS. Sekedar mengoleskan obat pada lebam di pipinya.
Setelah mengolesi luka lebam Aksa, Ferdy juga melihat ada luka lecet di siku Aksa yang masih ada kotoran. *mungkin tanah

"Ini pula, kenapa?" Tanya Ferdy sambil menunjuk siku Aksa.

"Oh ini, tadi ada gadis aneh. Aku hampir nabrak dia karena dia menyebrang jalan seenaknya. Hasilnya aku jatuh dari motor ". Jelas Aksa panjang lebar.

"Kamu bawa motor? Mobilmu?" Tanya Ferdy sembari membersihkan luka di siku Aksa.

"Iya, mobilku masih di sekolah. Padahal harapku kamu sudah membawanya pulang". Jawab Aksa dengan menyindir.

Ketika Ferdy mengolesi obat merah pada luka Aksa, ia sedikit meringis karena menahan perih.

"Iya, nanti aku antar pulang mobilmu". Jawab Ferdy agar membuat Aksa senang.

"Bagus.."
Kini Aksa tersenyum penuh kemenangan.

Terlihat beberapa teman berlalu lalang melewati depan pintu UKS, mereka tersenyum bahkan terkekeh melihat Aksa dan Ferdy yang terlihat sedikit romantis.

Aksa menyadari teman-temannya yang menertawakannya dengan Ferdy, kemudian ia berbisik pada Ferdy.

"Kita romantis ya..!? Lebih romantis dari kamu sama Aila.." Kata Aksa sambil tersenyum dan mata kiri yang berkedip sekali dengan maksud menggoda Ferdy.

Ferdy membelalakkan matanya.
Kemudian sedikit menghindar dari Aksa, disusul dengan pukulannya ke bahu Aksa.

"Aku masih normal!!".

"A.aaa.aaa sakit". Aksa berpura-pura kesakitan sambil memegangi lengannya yang terluka.

"Aku tidak akan percaya begitu saja!". Kata Ferdy.

Karena Aksa tahu bahwa Ferdy tidak akan percaya, Aksa menghentikan aksinya. Aksa menghela napas, sambil mengusap hidungnya dengan jari telunjuk, meskipun tidak ada apapun di hidungnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah dari UKS mereka memutuskan untuk kembali ke kelas.

Ternyata pagi itu kelas sudah ada Pak Dito. Pak Dito adalah guru yang mengampu mata pelajaran Bimbingan Konseling.
Terkejut melihat Pak Dito sudah berdiri di depan kelas dengan penggaris di tangannya.

"Aqsho lagi.. eh sekarang malah sama Ferdy juga". Kata Pak Dito, ya memang pak Dito selalu memanggil Aksa dengan sebutan Aqsho (ada Qolqolahnya, seperti menyebut Masjidil Aqsa yang ada di Palestina).

"Darimana saja kalian ini? Jam segini baru masuk kelas? Aqsho Terlambat 35 menit! Ferdy izin ke kamar mandi sampai 20 menit? Kamar mandi nya pindah ke Antartika?".

Aksa dan Ferdy saling menatap satu sama lain, seolah sedang berkomunikasi dengan menggunakan pikiran. Mereka berusaha menjawab untuk membuat alasan agar tidak mendapat omelan.

"Kalau saya habis bersihin lapangan basket, Pak. Disuruh bapak kan tadi?!". jawab Aksa dengan khas cengirannya.

"Saya memang habis dari kamar mandi, Pak. Setelah itu ketemu Aksa yang sedang luka, jadi saya mengobati luka Aksa, Pak".
Jawab Ferdy dengan cepat, sambil menunjuk luka di siku Aksa.

Pak Dito sepertinya tidak ingin terlalu banyak bertanya. Beliau tau bahwa Aksa terlambat datang ke sekolah dan beliau juga yang memberinya hukuman.

Ferdy dibiarkan duduk dibangkunya. Sedangkan Aksa disuruh berdiri di depan kelas menghadap ke tembok.

"Untuk Ferdy saya maklumi. Kalau untuk Aqsho, berdiri di depan sini sampai jam pelajaran bapak selesai! Mengerti?". Tanya Pak Dito dengan tegas.

"Siap, mengerti, Pak!". Aksa menjawab seolah sedang baris berbaris.
Kemudian Aksa melakukan yang diperintahkan oleh Pak Dito. Aksa pun teringat, jika dia masih memiliki urusan dengan gadis yang sudah membuatnya terlambat.

Dialah AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang