UKS

796 39 2
                                    

Waktu telah menunjukkan 08.30, Aksa dan Ferdy telah selesai mengerjakan soal ulangan Matematika.
Mereka segera menuju lapangan basket, dan latihan bersama teman-temannya.

Cuaca hari ini sangat cerah, keringat mulai bercucuran. Latihan di pagi hari ini berjalan dengan lancar.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pukul 10.00 bel telah berbunyi, menadakan sudah masuk waktu istirahat. Aksa dan teman-temannya berjalan keluar dari lapangan basket dan menuju kantin. Aksa mengelap wajahnya menggunakan handuk putih yang menjadi kesayangannya, setelah itu Aksa melingkarkan handuknya di leher.

Entah siapa yang memiliki pemikiran ini, mereka bermain siapa cepat sampai di kantin, dan yang terakhir sampai di kantin harus membayar makanan yang mereka pesan. Aksa pun ambil cara curang, dia ambil start duluan.
Alhasil saat di dekat lorong, Aksa menabrak Airi yang sedang membawa beberapa kertas. Airi jatuh dan kertas-kertasnya berhamburan.

"Dasar CEROBOH!!! Bisa jalan tidak?"
Kata Airi kesal sambil berdiri menghadap Aksa. Sedangkan Aksa yang hanya tersungkur beberapa langkah, kini menghela napas.

"Bisa, memang kenapa?". Jawab Aksa enteng.

"Aku tanya sama kamu. Kamu tidak ngerasa jika kamu itu salah?".

"Kenapa?". Tanya Aksa menggoda.

"Kamu kemarin udah hampir nabrak aku, dan tadi kamu udah buat sepatu aku kotor. Sekarang kamu nabrak aku lagi dan buat kertas ku berhamburan!".

Aksa mendekatkan dirinya pada Airi. Airi merasa tidak nyaman, perlahan melangkah ke belakang menghindari Aksa, hingga tubuhnya terantuk pada dinding lorong. Aksa mengamati wajah Airi yang kikuk karena ulahnya. Pipi Airi merah karena malu. Aksa mulai menyukai wajah Airi ketika gugup seperti ini.

Disisi lain, Airi juga perlahan menatap wajah Aksa.
"Ternyata dia tampan". Batinnya.

Aksa semakin mendekatkan wajahnya ..

mendekat..

Dan mendekat.. hingga bibirnya hampir menyentuh telinga Airi.

"Sekarang... coba kamu hitung, kamu sebut kalau aku ceroboh itu sudah berapa kali?".
Aksa malah balik bertanya, sambil melirik Airi dengan tatapan datarnya.

Airi benar-benar dibuat jengkel, Airi mendorong tubuh Aksa agar menjauh darinya.

"Dan kamu sadar? Kalo tubuhmu itu bau keringat? Bau!!! Bau sekali!!!!"

Aksa merasa kesal karena Airi mendorong tubuhnya dan mengatainya bau.

"Nih bau!". Aksa menggosokkan handuk yang ia pakai untuk mengusap keringat tadi ke hidung Airi.

"Aksa!!!".
Teriak Airi karena jengkel.
Airi berusaha memukul Aksa, namun Aksa menahan lengannya.

"Coba, tadi kamu manggil aku siapa?".

"Aksa! Namamu Aksa, kan?". Kata Airi sangat yakin.

"Kita bahkan belum berkenalan, tapi kamu sudah tau namaku. Tidak sopan".

Kata Aksa masih dengan intonasi datar, meski yang sebenarnya ia sedang menggoda Airi.

"Tidak sopan bagaimana? Kemarin mamamu yang mengenalkan kamu padaku!".

Kini Airi semakin meninggikan intonasi bicaranya.

"Alasan!".
Kata Aksa, lagi-lagi menggosokkan handuknya pada Airi. Hasilnya mereka berdua malah asik berkelahi. Teman-teman Airi dan Aksa pun memilih untuk pergi menuju kantin.

"Sudahlah, kita tinggalkan saja mereka berdua".
Kata Ferdy mengajak teman-temannya yang lain.

Setelah mereka benar-benar lelah, akhirnya mereka berhenti dengan sendirinya.

Dialah AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang