1

674 78 5
                                    

Long time no see

//Padahal baru dua minggu//

Ada yang kangen sama gue?? //Ga

Seperti yang sudah gue janjikan

Sebuah work baru //yang ini MinYoon

Yang suka, kuy scroll

Cekidot




.
.
.
.
.



Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya

Matanya yang terpejam bersamaan dengan jemarinya yang lentik, bergerak lihai menekan setiap nada dan menyatukannya menjadi sebuah musik yang terdengar merdu di telinga.

Indah.

Ia seolah menikmati permainannya.

Menikmati bagaimana jemarinya menari, bergantian memijak pada tuts piano.

Menikmati bagaimana setiap nada itu tercipta. Mengalun indah ke penjuru gedung. Membuat akㅡ kami semua terpana.

Aku melihatnya.

Menatapnya dengan penuh kekaguman.

Kagum tidak hanya pada permainannya. Namun, pada sosok namja bertubuh mungil itu sendiri. Yang memainkan pianonya dengan lembut, seolah ia memperlakukan dirinya sendiri.

Lembut dan berkarisma.

Aku tak dapat mengalihkan pandanganku dariku.

Aku tak mengenalnya. Tak pernah melihatnya.

Namun, hanya sekejap mata. Dia berhasil membuatku tak dapat berkata-kata.


















Mulai saat itu, aku tahu.

Aku menyukainya.











.
.
.
.
.
.
.
.
.










"Hey, Park!! Kau mau kemana?! Tak ikut makan bersama kami!?".

Yang dipanggil menoleh dan menunjukkan senyumnya yang mengembang. Tanpa membalasnya dengan kata-kata, ia hanya melambaikan tangannya kemudian kembali berlari. Menerjang beberapa orang yang menghalangi jalannya seraya sesekali meminta maaf karena kecerobohannya.

Park Jimin.

Namja itu berlari menyusuri lorong. Melewati beberapa ruang kelas, menaiki tangga, dan berhenti tepat di depan sebuah ruangan bertuliskan

"Ruang Musik".

Ia tersenyum memperlihatkan deretan giginya sembari memandangi pintu ruangan tersebut.

Jimin menarik nafas dalam. Berusaha menormalkan nafasnya yang memburu.

Tangannya bergerak meraih gagang pintu. Mendorongnya perlahan sampai akhirnya pintu tersebut terbuka sedikit demi sedikit. Pada saat itulah sebuah suara masuk ke telinganya. Suara alunan merdu yang datang dari sebuah piano berwarna hitam legam.

Jimin kembali tersenyum.

"Dia disini", Batinnya.

Jimin melangkah kecil, mengintip dari balik pintu. Entah tak berani atau takut mengganggu, ia hanya berdiri dan memandang ke dalam dengan antusias.

Ia menemukannya.

Sang pianis yang membuat benda mati bernama piano itu bekerja memainkan nada-nada indah yang selama ini tersembunyi di dalamnya.

First Love (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang