It's okay
Ehehe
☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺
"Bangsat!! Sakit!!"
Jimin tengah menikmati waktunya dengan membaringkan kepala di atas meja sampai sebuah lemparan kaleng soda kosong mendarat tepat di kepalanya. Membuat kepalanya berdenyut sakit dan seketika rasa kantuknya lenyap tak bersisa.
"Sialan kau, Kim!!"
Jimin menemukan pelakunya yang berdiri santai dihadapannya sembari bersedekap. Tanpa takut, Jimin melayangkan tatapan membunuh ke arah Taehyung yang berani-beraninya mengganggu waktu tidurnya. Begitu pula dengan Taehyung yang membalasnya tak kalah sengit.
"Itu tak sebanding dengan tendangan Jungkook yang membuat bokongku membiru, Park!?"
Jimin mengangkat sebelah alisnya seolah berkata, "Apa peduliku?"
"Apa yang kau katakan padanya hari itu sampai bocah itu memaksa meminta ponselku, Sialan!!"
Taehyung mendudukkan bokongnya kasar di bangku kosong samping Jimin. Diiringi ringisan kecil saat menyadari bahwa bokongnya masih terasa ngilu.
"Apa yaㅡ" Jimin baru akan membantah pernyataan Taehyung sampai kemudian ia mengerti maksud perkataannya.
"Aahh~ soal ponsel ya? Aku hanya bergurau waktu itu. Tak kusangka dia langsung memercayainya begitu saja," Jimin berucap tanpa rasa bersalah.
Taehyung berdecak tak suka. "Park Bajingan?!"
Taehyung berniat kembali melayangkan satu pukulan tepat di wajah memuakkan sahabatnya sampai Jimin beringsut mundur seraya mengangkat tangan tanda menyerah.
"Baiklah-baiklah. Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud."
Taehyung berdecih. Kembali duduk dengan tenang walaupun rasa jengkel masih bersemayam dalam hati.
"Aku hanya ingin mendapatkan sebuah informasi darinya makanya aku membohonginya dengan informasi lain mengenai dirimu," Jelas Jimin.
"Tskㅡ Min Yoongi lagi?"
Jimin mengedikkan bahunya acuh lalu kembali menyamankan kepala di atas meja. Mencari posisi ternyaman baginya untuk kembali tidur.
"Kau tega mengorbankan sahabatmu sendiri hanya demi pemuda sadis tak berhati itu?!"
Jimin berdeham kecil. Tak mengindahkan keluhan Taehyung.
"Kau sudah gila, Park. Benar-benar gila. Gila karena cinta"
Jimin berdecak sebal. Ia tak bisa tidur dengan tenang jika Taehyung terus mengganggunya.
"Hey, Kim Taehyung," Jimin bangkit dari posisinya. Merapihkan seragamnya lalu menyingkap rambut di keningnya dengan satu tangan.
"Berkacalah, bocah."
Satu kalimat itu mengakhiri pembicaraan mereka dengan Jimin yang berjalan keluar kelas. Mengabaikan pekikan Taehyung dan suara bel tanda pelajaran akan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love (MinYoon)
FanfictionIn a corner of my memory There's a brown piano A corner of my childhood home There's a brown piano ..... I remember the end of my teens You burned it all together with me, it was a time when I couldn't see An inch before me, I cried and laughed Beca...