Tubuhku terasa sakit semua, karena kaki burung besar itu, mencengkram erat tubuh kecilku. Apakah aku akan mati seperti ini? Nenek, Ayah, Ibu tolong aku! Ungkap ku dalam hati. Aku takut sekali, apalagi saat dia mendaratkan tubuhku dibibir pantai yang aku tahu maksudnya, dia pasti ingin memakanku sekarang.
Saat burung itu hendak memakan ku dengan paruhnya yang menakutkan itu, aku segera melemparkan tubuh kecilku sekuat mungkin menjauhi burung tersebut. Namun burung itu melangkah perlahan mengikuti ku, sepertinya dia tahu aku tak mungkin bisa pergi jauh.
Tiba-tiba aku mendengar suara, yang membuat burung itu menghentikan aksinya untuk sesaat.
Pergi sana! Pergi kau!" ujar suara dari seorang anak laki-laki, mencoba mengusir elang laut yang hendak mendekatiku yang dalam wujud ikan kecil, yang kini terdampar ditepi pantai.
Namun burung itu sepertinya enggan menjauh, lalu anak laki-laki yang kira-kira tidak jauh beda dengan ku itu, mungkin cuma beda setahun. Kemudian dia mengambil sebuah ranting pohon yang ada didekatnya.
Burung elang laut itu pergi, saat anak laki-laki itu mendekatinya dengan ranting pohon yang cukup besar yang dibawanya kearah burung itu.
"Akhirnya dia pergi" gumam anak laki-laki itu sambil mendekatiku yang dalam wujud ikan kecil bewarna biru laut tersebut, anak laki-laki itu hendak memungutku, tapi karena terkejut dan sedikit takut aku melompat-lompat menjauhi anak tersebut.
"Tenang aku takkan menyakiti mu, aku hanya ingin menolongmu" Mendengar ucapan anak itu, aku mulai tenang karena sepertinya dia anak baik.
Aku sekarang mulai diam dan membiarkan anak itu memungut tubuh kecilku. Mata ku mengawasi anak laki-laki yang memiliki tanda lahir seperti bulan sabit dilengan kanannya tersebut.
Anak laki-laki itu akhirnya berjalan mendekati air pantai yang cukup dalam, dan melepaskan ku kedalam air dengan hati-hati. Aku berenang senang sesekali aku berbalik kearah anak laki-laki itu, untuk berterima kasih namun aku lupa anak itu tidak akan mengerti bahasa ikan. lalu aku pergi berenang kelaut terdalam, karena aku merasa sepertinya khasiat ramuan ajaib itu mulai memudar.
Setelah cukup jauh dari anak laki-laki itu, tiba-tiba cahaya biru muncul menyelimuti tubuhku yang berwujud ikan kecil itu dan sesuatu pun terjadi. Sekarang saat cahaya biru itu menghilang, aku berubah menjadi diriku lagi yaitu gadis kecil yang cantik jelita, dan masih berumur delapan tahun tersebut. Tapi, aku tidak memiliki kaki melainkan ekor ikan bewarna biru laut. Aku bukanlah anak manusia, seperti yang menolong ku tadi, tapi seorang puteri duyung atau biasa disebut mermaid.
Saat aku muncul kepermukaan untuk berterima kasih kepada orang yang menolongku tadi, ternyata anak laki-laki yang menolong ku itu sudah pergi tak terlihat lagi ditempatnya. Aku melihat sekeliling tapi aku tak menemukannya juga, aku merasa sedih sekarang. Sebab aku telah berhutang Budi padanya, dan belum mengucapkan terima kasih paling tidak!
"Suatu saat nanti, aku pasti bisa menemukanmu!" ujarku dengan yakin.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Dream
FantasyBlue adalah seorang putri duyung bermata biru, berambut merah, dan berekor biru laut. Dia mempunyai banyak mimpi yang tidak wajar bagi bangsa duyung seperti dirinya. Dia ingin sekali memiliki kaki, agar bisa berjalan seperti manusia. Dan satu mimpi...