Dafa Sakit .1

415 3 0
                                    

Waktu itu Dafa lagi ngurusin open house di sekolahnya. Mau gak mau mesti dateng pagi pulang malem buat monitoring semua persiapan, terlebih sekarang dia jadi koordinator lagi. Mau gak mau harus bisa bagi waktu antara belajar, ngurusin sekolah, sama ngurus dek pacar yang manis/eak.

"Daf itu katanya bagian modelling banyak kendala, gak ada yang bisa ngebantuin bagian dekor mereka", lapor Naya yang kini merangkap jadi sekertarisnya Dafa.

"Hah beneran? Terus kemarin anak - anak dekor bagian itu pada kemana?"

"Gak tau Daf, katanya kemarin mereka harus bantuin bagian hall utama sekolah karena keteteran disana"

"Yaampun...", Dafa langsung mengehela nafas dan memijat pelipisnya.

Kalau kayak gini dia lagi yang harus turun tangan, mana divisi dekor lain juga banyak yang perlu bantuan dia, apalagi bagian ngehias. Dafa yakin anak - anak dekor gak akan ada yang berani nyentuh bagian itu selain Dafa.

Alhasil mau - gak mau Dafa pergi ke bagian Hall utama dan disana anak - anak bagian modelling keliatan pada frustasi, bahkan ada yang sampai nangis juga. Disana juga Dafa bisa lihat Dek pacar kesayangannya. Wajahnya bener - bener beda dari biasanya.

Dek pacar marah ya? - Dafa, 2017.

"Cira, ada bagian yang bisa aku bantu gak?" , ucap Dafa.

Yah tentu aja ini formalitas gak bilang 'sayang', karena itu Cira sendiri yang minta. Masa di saat event sekolah gini Dafa manggil - manggil 'sayang' yang ada Cira ambyar ngerjain tugasnya.

"Enggak Kak,bagian Dekor cuman butuh tambahan orang kak", tsundere - nya Cira ternyata gak ilang bahkan pas saat - saat kayak gini.

"Gak usah bohong, saya tahu anak - anak dekor bagian modelling lagi keteteran bantuin bagian hall utama", ucap Dafa dingin.

Mau gak mau Cira diem lihat Dafa marah, apalagi sorot matanya jadi lebih dingin dari biasanya.

"Tes, tes, untuk semua koordinator bagian dekorasi, tolong urus bagian hiasan. Bikin plan baru yang lebih simpel, untuk kedepannya kemungkinan saya gak bisa bantu semuanya, terimakasih", ucap Dafa di walkie talkie.

Mau gak mau yang lain keliatan agak ngeluh, tapi gak berani ngomong di depan Dafa abisnya liat pak ketu marah bisa - bisa evaluasi abis sama Dafa.

Kalau eval Dafa gak pandang bulu, bahkan pernah marahin Jaka yang notabene temen deket Dafa pernah dapet marah Dafa, sampe ribut diluar urusan kepengurusan open house tahun lalu.

"Yang lain gimana? Ada bagian set yang perlu dibantu?", tanya Dafa sama anak stand modelling lain.

"Banyak banget kak, apalagi bagian hiasan set dinding, disini gak ada yang bisa gambar kak", terang salah satu anak modelling.

"Minta pensil sini"

Tanpa banyak omong Dafa langsung ngerjain sesuai desain perencanaan sebelumnya. Gak ada yang berani ngebantuin, bahkan nyapa Dafa pas kerja sambil masang tampang serius gitu pada takut. Apalagi Cira, dia sendiri kesel sama Dafa karena kerja sendiri terus, sedangkan dia gak bisa bantu apa - apa.

"Ini", Cira nyodorin botol minum sama roti ke Dafa.

"Nanti, aku ngerjain ini dulu"

"Makan ih"

"Nanti"

Waktu break buat semua divisi pun tiba, Dafa tetep ngerjain karena tanggung, apalagi dia udah mulai nge cat, tanggung banget kalau gak diselesain. Tapi Cira dari tadi nungguin Dafa, nungguin dia sambil duduk di bangku sebelah Dafa yang dari tadi berdiri ngegambarin set yang besarnyanya 2×5 meter itu.

Dek PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang