Cira sayang

432 4 0
                                    


Jujur aja, bagi Dafa, Cira itu kayak bidadari yang benar - benar bawa kebahagiaan di hidupnya. Cewek itu memang bisa ngasih kebahagiaan ke orang - orang di sekitarnya meski Dafa tau, pada akhirnya Cira cuman cewek rapuh yang perlu senderan. Dan Dafa beruntung bisa jadi senderan cewek itu.

Banyak momen yang udah dia lewatin sama Cira, mulai dari momen seneng, sedih, sampe absurd pun ada.

Di sekolah mereka dikenal sama pasangan sekolah paling hits. Yah setiap apapun yang mereka lakuin kayak langsung jadi gosip aja.

"Ih tau gak, Kak Dafa kemarin ngasihin kotak bekelnya buat Cira yang gak bawa bekel"

"Ih sosweet banget mereka ya!"

"Aku iri sama Cira!"

Banyak banget yang iri sama mereka, padahal kejadian aslinya bekel cira ketinggalan, akhirnya Dafa yang mau beliin cira makanan malah gak dibolehin karena Cira tahu waktu itu Dafa lagi ada masalah sama Ayahnya dan otomatis jatah jajannya dipotong setengahnya. Akhirnya karena Dafa tetep ngotot, dia ngasih cira kotak bekelnya aja yang kebetulan isinya makanan sayuran semua yang Dafa gak suka.

Hubungan adik kelas sama kakel osis emang selalu jadi trending topik di sekolah. Kalau Dafa keliatan sama cewek lain sedikit aja pasti ada yang manasin Cira sampe nangis. Tapi untungnya Cira juga udah ngerti walau kadang Cira selalu ngerasa rendah kalau lihat Dafa sama cewek yang menurutnya lebih dari dia.

Tapi Dafa sendiri gak pernah kepikiran cewek lain selain Cira, abisnya bagi dia kalau perasaan bisa ke Cira doang. Bagian dia lirik - lirik paha dada mah, itu bagian lain. Hehe

"Sayang, kok kamu mau sih sama aku?"

Rasanya pertanyaan itu sering banget dilontarin Cira ke Dafa. Memang temen - temennya bahkan temen Cira sendiri banyak yang nanyain, 'kok mau sama Cira?'

Ya Dafa langsung jawab aja,

"Gak tau, kalau gue suka ya suka"

Kalau Cira yang nanya,

"Gak tau, gak perlu alasan kan buat suka sama kamu?"

Tapi tetep, keraguan itu masih aja ada. Bahkan Dafa sering dilontarkan pertanyaan yang sama, tapi dia tetap jawab dengan jawaban yang sama pula. Itu salah satu prinsipnya, dia ingin nunjukkin ketulusan dia, meski cuman dari kata - kata yang berupa gombalan semata.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu itu Dafa pernah kepergok lagi jalan sama Naya, yang kebetulan temen dia dari jaman SMP waktu baru banget pacaran sama Cira, terlebih Dafa manggilnya selalu pake embel 'bebeb'. Padahal itumah karena mereka sama - sama kurbel jadi manggil bebeb satu sama lain biar dikira punya bebeb beneran sama Geng Koploknya Dafa, tapi yang ada mereka malah dibully.

"Cir, tadi aku lihat Kak Dafa jalan sama cewek!"

Cira yang tahu kabarnya langsung kelihatan gloomy, bahkan waktu Dafa nyapa aja gak dianggap.

Setelah merasa dengan kejanggalan yang ada akhirnya Dafa apelin Cira ke rumah.

"Ngapain kesini?", Cira udah jutek - jutek gemesin dari awal, Dafa bawaannya gemes terus.

"Kamu cemburu ya tadi?"

"Enggak! Cemburu ke siapa emang? Pede banget kamu!"

Waktu Cira udah gak manggil - manggil dia pake embel 'Mas' langsung merasa sakit, tapi gak berdarah.

"Bagus dong kalau kamu gak cemburu, kalau gitu aku mau pergi ya?"

"Iya pergi aja sana"

"Aku mau jalan dulu sama Naya, kalau gak salah Pinky sama Lisa juga mau ngajak aku main. Boleh kan?"

"Ngapain nanya izin ke aku? Kalau mau pergi ya pergi!"

Naryoung udah dalam mode galak banget.

Dafa cuman senyum liatin Cira yang masih ngambek. Dafa tau dek pacarnya ini masih nahan egonya.

"Yaudah,aku pergi ya sayang"

Baru aja Dafa mau pergi ke motor yang terparkir di rumah Cira, tiba - tiba ada sepasang tangan yang Dafa hapal banget rasanya.

"Hiks..", suara isakan mulai kedengeran.

"Jangan pergi...."

Akhirnya Cira luluh, Dafa tahu banget kok Cira pasti banyak pikiran, apalagi Cira sering dapet gosip yang enggak enggak tentang Dafa, mau gak mau bikin Cira harus sabar sama emosinya.

"Kok nangis hm?", Dafa baru aja mau ngebalikin badannya biar bisa liatin muka bidadarinya itu. Tapi tangan mungil itu nahan dia.

"Jangan ngebalik! Jangan liat aku, aku lagi jelek!"

"Hus! Siapa yang jelek hm?", Dafa akhirnya balikin badannya juga.

"Jangan liat aku!"

"Sst...", Dafa langsung pelukin Cira, ciumin puncak kepalanya berkali kali.

"Kalaupun aku pergi sekarang aku gak bakal pergi sama mereka. Aku bakal galau berat kalau kamu masih marah ke aku. Maaf ya malah bikin kamu nangis gini", Dafa usapin wajah Cira yang udah sembab.

"Maafin aku yang belum ngasih tahu semua temen - temen cewek aku. Kamu tahu kan pacarmu ini banyak yang suka?"

"Ish apasih!? Mas cuman boleh suka sama aku!"

"Iya sayang, iya"

Karena pada akhirnya rasa ego itu bakal runtuh setiap mereka jujur satu sama lain, Cira dengan ke gengsiannya, dan Dafa yang kadang terlalu kejam untuk memutuskan tidak peka karena emosi.

Tapi pada akhirnya mereka juga tetep milib buat selalu bersama, kenapa?

Karena Dafa cuman sayang Cira seorang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dafa kadang suka kesel kalau Cira mulai ngomong begini sama temennya.

"Eh itu si Dafa masih mau aja sama lu"

"Gatau, Dafa masih Khilaf kayaknya"

Dafa cuman bisa senyumin dan bales Cira dengan gombalan. Tapi itu cuman bagian cara Dafa buat nenangin dirinya.

"Pernyataan seperti itu bikin aku kesel setengah mati. Masa aku nembak kamu khilaf? Kamu kan yang nge pelet aku s dengan kegemesan kamu kan? Ngaku!?"

"Intinya, happy our 9th monthsary! Love you!"

Dek PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang