Kau berjalan menelusuri trotoar kota dengan payung hitammu. Kakimu menapak diatas ubin trotoar yang basah. Kecipak suara air pun terdengar jelas saat kau menginjaknya. Ya, hari ini hujan turun dengan intensitas sedang sejak tadi pagi. Namun itu semua tidaklah menghalangi aktifitasmu menemui dosenmu dikampus untuk bimbingan.
Kakimu terus melangkah melewati deretan Cafe dan beberapa toko di sepanjang jalan. Kau tidak boleh terlambat karena kau akan dapat nilai buruk jika kau tidak menemui dosen pembimbingmu. Namun karena kau terlalu terburu-buru, tidak sadar kau menabrak seseorang yang akan masuk ke sebuah cafe hingga kalian berdua terjatuh.
"Ah!"
Kau memekik sedikit keras saat tubuh kalian bertabrakan. Begitu pula dengan orang yang kau tabrak sekarang. Payung yang ada di tanganmu pun terhempas tak jauh dari tubuhmu.
"Maaf—"kata pemuda yang kini masih terlihat menunduk dan memegang lengannya.
"Tidak tidak, aku yang salah—"katamu.
"Aku juga salah."sangkalnya.
Ia mendongak, memperlihatkan wajahnya padamu. Oh God damn it! kau seperti mendapat jackpot di siang hari. Wajahnya begitu tampan dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Matanya yang lebar dengan iris sewarna langit malam.
"Kau baik-baik saja?"
Kau masih terpaku menatapnya, bahkan sedetik pun kau tidak ingin berpaling darinya. Tiba-tiba, sekelebat bayangan muncul di depan matamu saat kau memperhatikan irisnya yang jernih.
"Noona, aku mencintaimu—"
"Kookie-ya, jangan lakukan. Kau sudah seribu kali mengatakan hal menggelikan itu hari ini."
"Memangnya tidak boleh aku mengatakan jika aku mencintaimu pada kekasihku sendiri?"
Ia memeluk pinggangmu erat, menyasap semua wangi yang melekat pada tubuhmu seakan ia tidak ingin kehilangan sejengkalpun aroma yang menjadi favoritnya.
"Geli."
Kau terkikik saat ia mencium kecil-kecil tengkukmu. Sweater putih hangat yang melekat pada tubuhnya pun seakan menambah hangatnya pelukan lelaki yang kau ketahui 3 tahun lebih muda darimu.
"Ssshhh jangan bergerak, jangan lari."
Ia mengucapkannya tepat di telingamu sambil sesekali tertawa kecil seakan ia sedang mempermainkanmu.
"Noona, make me yours—"
Bayangan itu hilang ketika pemuda dihadapanmu menggoyangkan tangannya di hadapan matamu.
"Hey!"
Lamunanmu buyar seketika, dan kau mengerjapkan matamu. Wajahmu memerah mengingat bayangan yang baru saja terlintas di hadapanmu.
"Kookie?!"
Kau berujar lirih dengan wajah bingungmu. Pemuda dihadapanmu mengernyit heran namun hanya beberapa saat.
"Oh—maaf!"
Kau segera bangkit dari dudukmu. Pakaianmu sudah basah oleh air hujan dan kau tidak yakin akan ke kampus dengan keadaan seperti ini. Pemuda di hadapanmu pun ikut bangkit dan mengusap mantelnya.
"Ahgashi, bagaimana kau—"
"Eung?"
"Bagaimana kau tau namaku?"tanyanya.
"Apa?"
"Iya, tadi kau memanggilku dengan nama panggilanku."katanya.
"Ha?"
"Hmm …"
Kau memutar otakmu, matamu mulai bekerja mencari sesuatu yang berhubungan dengan apa yang kau ucapkan baru saja.
"Ah—"
Kau menujuk gambar kukis yang ada di kaca cafe di sampingmu.
"Oh, aku kira kau mengetahui namaku."katanya. Pria itu tersenyum manis lalu kembali sedikit membungkuk meminta maaf padamu sebelum masuk ke dalam cafe.
Kau memperhatikan punggungnya yang lebar saat ia melepas mantelnya. Kemeja berwarna krem ketat dengan apron coklat yang baru saja ia pakai menambah rasa penasaranmu semakin besar.
"Apa?aku tidak—"
Kau berusaha mencerna apapun yang terlintas di dalam otakmu. Mengapa bayangan itu terasa begitu nyata?Mengapa kau merasa tidak asing dengan hal yang baru saja terlintas di hadapanmu? Dan mengapa ada rasa sesak saat kau menatap wajah yang kini terlihat sangat ramah melayani seorang pengunjung yang memesan secangkir kopi padanya?
Semua itu membuatmu tertarik untuk masuk ke dalam cafe dan mengetahui apapun yang terjadi …
"Silahkan, mau pesan apa?"
To Be Continued …
Next or No?

KAMU SEDANG MEMBACA
정국과 60 초 [60 Second With Jungkook] [√]
Short Story[COMPLETE] -Based on 60초 Music Video By Kim Sunggyu- "Ketika kau jatuh cinta dengannya dan menjalin cinta bersamanya hanya dalam 60 detik" Jungkook × You ©Littlesky95