0.3

1.7K 316 31
                                    

Kau menatap mata di hadapanmu dalam dalam. Tidak, kau bahkan tidak sanggup menghindarinya sama sekali. Bayangannya begitu jelas, bayangan ketika ia menggandeng tanganmu dan membawakan kopermu.
,
,
,
,

"Aku sudah sampai bandara, kau dimana?"tanyamu yang berbicara lewat ponsel dengannya.

"Sebentar—"

Terdengar suara tubrukan yang tiba-tiba membuatmu khawatir setengah mati.

"Kookie, kau baik-baik saja?"tanyamu panik.

"Ah iya, tentu Noona. Eumm—"

"Apa?"

"Bisakah kau menunggu sebentar, ada yang harus aku urus."katanya.

"Iya baiklah."balasmu.

Telepon kemudian kalian matikan dan kau memutuskan untuk menunggunya di ruang tunggu sambil memainkan game kesukaanmu di ponsel.

Lama kelamaan daya bateraimu habis dan malas mencari dimana letak free charge yang ada di bandara. Beberapa hari yang lalu, kau pulang ke kampung halamanmu karena libur kuliahmu. Iya, kau bukanlah orang korea, kau hanya seorang pelajar yang beruntung mencicipi sistem pendidikan di negara maju disana.

Kau mengetuk-ketukkan kakimu tidak sabaran. Baterai ponselmu yang tinggal 5% membuatmu khawatir. Jungkook pun belum mengirimimu pesan apa-apa. Sudah hampir 2 jam kau menunggu sampai pantatmu pegal karena terlalu lama duduk. Namun, jika kau pulang saat ini juga bagaimana jika Jungkook datang dan mencarimu?

Kau terus menunggunya hingga senja telah terlihat di ujung sana. Kau mendengus, merentangkan kedua tanganmu karena pegal.

"Dimana aku meletakkannya?"tanyamu saat mengobrak abrik isi ransel kecil berwarna biru laut yang kau gendong.

Ponselmu benar-benar mati dan itu merupakan bencana besar yang kau dapatkan.

"Aish!!"

Kau tidak menemukan pengisi daya ponselmu dimanapun.

"Apakah aku meninggalkannya dirumah?"tanyamu.

Kau baru ingat bahwa charger ponselmu kau letakkan diatas meja saat kau bersiap-siap akan berangkat.

"Eotohke?"kau menjambak rambutmu sendiri. Bingung harus bagaimana.

Kau hampir menangis karena itu, kau dudukkan tubuhmu pasrah diatas kursi ruang tunggu kembali. Namun tiba-tiba suara interkom menyebutkan namamu seperti seakan kau sedang hilang di bandara.

Kau berlari sambil menyeret kopermu. Tali sepatumu yang terlepas pun sempat membuatmu terjatuh, namun kau tetap saja berlari sampai ke pusat informasi.

"Ah—aku aku—"

"Ada yang bisa kami bantu Nona?"tanya receptionist.

"Aku—"

"Iya?"

"Pemilik nama tadi yang kau sebutkan—"

Tiba-tiba, sang receptionist wanita tersebut memberikan setangkai lili putih padamu.

"Ehh?"

Ia tersenyum padamu.

"Ini maksudnya—"

"Ah—kau ditunggu Tuan Jeon di sebelah sana."katanya.

Setelah mengucapkan terima kasih, kau berjalan dan sesekali menatap heran pada wanita yang masih memberikan senyumnya padamu.

Sesampainya di ruang tunggu, kau tidak menemukan siapapun disana termasuk Jungkook. Yang ada hanyalah sebuah buket mawar merah besar yang tercampur dengan lili warna putih diatas kursi.

"Cih! maksud nya apa ini?"tanyamu.

Saat kau hampir menyentuh buket besar tersebut, seseorang nampak memelukmu dari belakang. Kau sendiri sudah bersiap untuk memukul perutnya dengan sikumu, namun—

"Aku merindukanmu, Noona."pekiknya.

Jungkook.

"Aku hampir saja memukulmu, Kookie."katamu.

"Kenapa?aku salah apa?!"tanyanya manja.

"Ish!"

"Ponselmu kenapa tidak aktif?"tanyanya lagi.

"Daya baterainya habis dan aku lupa membawa pengisi dayanya."jawabmu.

Ia mengerucutkan bibirnya. Lucu dan manis secara bersamaan.

"Baboya!"katanya.

"Apa?!"

"Ba—bo!!"

Ia terkikik kemudian.

Kau injak kaki yang lebih besar daripada kakimu sampai dia mengerang kesakitan.

"Ini?untukku?"tanyamu setelah beberapa saat.

Ia mengangguk lalu mencuri ciuman di pipimu. Jungkook sangat suka melakukan itu.

"Bunga itu sangat cantik—seperti dirimu."katanya.

"Eung?"

"Biarkan aku memelukmu, aku sangat merindukanmu."pintanya.

"Aku mau pu—"

"Tidak mau, pokoknya peluk!!!"potongnya.

Kau mendengus pasrah dan membiarkannya memelukmu sampai kau berhasil membujuknya pulang dengan iming-iming akan memasakan sesuatu yang lezat untuknya.

Kalian berdua berjalan dengan Jungkook membawakan kopermu dan kau membawa buket bunga besar pemberian Jungkook di tangan kananmu. Sementara tangan bebas kalian saling merangkul, bahkan sesekali Jungkook menautkan hidungnya pada hidungmu kemudian melempar senyum kelincinya.

Manis—

To Be Continued …
Dengerin lagunya For You yaa 😘

정국과 60 초 [60 Second With Jungkook] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang