2🌥 Menolak

12.1K 630 9
                                    

Sudah banyak orang lain bilang jika penyesalan datangnya di akhir. Hargai selagi dia masih ada. Karena jika dia pergi baru kamu merasakan apa yang namanya kehilangan. Dan itu akan membuatmu menyesal.

- Author : Fitri Yani -
🧡🧡

Senja melamun di dalam kamar. Ia memikirkan kejadian tadi. Dimana ia bertemu dengan cowok yang sempat ia tabrak di belokan ruang guru.

Fajar.

Nama cowok itu Fajar. Cowok yang pertama kali mengajaknya berkenalan. Memang semua cowok di sekolahnya tidak ada yang berani mengajak Senja berkenalan karna sifat cueknya yang sangat dingin sekali. Apalagi menurut siswa SMA Hooligan Senja sangat seram dengan tatapan tajam yang di milikinya.

Senja cantik. Memiliki tubuh indah. Banyak siswa yang mengincarnya untuk dijadikan pacar. Karena Senja selalu menanggapinya dengan cuek siswa itu pun menyerah untuk mengejar Senja. Dan Senja bersyukur, ia jadi tahu bahwa cowok yang mengincarnya selama ini tidak serius. Jika cowok itu memang serius seharusnya ia tidak menyerah bukan? hanya karena sifat Senja yang cuek dan dingin?

Senja menggelengkan kepala untuk menyadarkan diri. "Kenapa gue jadi mikirin dia?"

"Senja?" Suara perempuan dari luar kamar membuat Senja menoleh ke arah pintu.

Senja segera berbaring di kasur. Menghadapkan tubuhnya ke arah jendela membelakangi pintu. Menarik selimut dan berpura-pura tidur. Saat ia tahu bahwa yang memanggilnya adalah Ratna, Bundanya.

Terdengar suara pintu terbuka dan langkah kaki mendekat ke arah ranjang.

Ratna menaruh nampan di atas meja nakas yang berisi makan malam untuk Senja. Ia mengelus kepala Senja dengan lembut.

Senja mengepalkan telapak tangan di bawah selimut. Dadanya naik turun menahan sesak, saat telapak tangan Ratna menyentuh kepalanya.

"Senja?" Ratna menepuk pipi Senja pelan. Senja semakin mengepalkan telapak tangan. "Senja? Bangun ayo nak. Kamu belum makan." Gigi Senja menggeretak saat mendengar Ratna memanggilnya dengan sebutan 'Nak'.

"Senja?" Ratna kembali mengelus kepala Senja. Merasa risih Senja menepis tangan Ratna di kepalanya. "Hm?" sahut Senja. Tanpa membalikkan tubuh.

"Makan dulu ayo." Ratna mengibaskan selimut Senja. Tetapi Senja menarik selimutnya kembali. "Nanti." jawab Senja.

Ratna sedih. Senja selalu seperti ini. Tidak mau makan. Dibawakan makanan ke dalam kamar Senja selalu menjawab 'nanti'. Terlebih jika disuruh makan bersama keluarga di meja makan Senja selalu menolak.

Ratna mengembuskan nafas pelan. Tersenyum masam menatap tubuh Senja yang membelakanginya. "Yaudah, jangan lupa dimakan ya." Ratna berharap jika besok pagi ia melihat piring yang dibawakannya kosong di atas meja nakas.

Ratna berjalan menuju pintu. Keluar kamar dan menutup pintu kembali. Mata Ratna berkaca-kaca. Sadar, jika Senja seperti ini karena perbuatannya dulu kepada Senja.

Maafkan Bunda.

⛅️🌥

Senja melihat penampilannya di cermin. Sudah cukup rapih ia berjalan menuju pintu. Keluar kamar dan menuruni tangga.

Senja melihat meja makan kosong. Mungkin Retno ayah Senja sudah berangkat ke kantor. Dan Angkasa kakak laki-laki Senja sudah berangkat sekolah. Ratna mungkin ada di kamarnya. Masa bodoh, Senja tidak peduli, ia memilih kembali berjalan menuju pintu rumah.

Dugaan Senja salah. Saat ia keluar rumah matanya menangkap Ratna di teras, dan Retno mengeluarkan mobil di garasi begitupun Angkasa mengeluarkan motor besar miliknya.

SENJA [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang