Alyn mengayuh sepedanya kuat-kuat saat menaiki jalan yang menanjak. Capek memang,tapi mau gimana lagi,ia harus sampai di tempat tujuan sebelum terlambat.Hufft..
Hembusan nafas lega saat dirinya sampai pada tempat tujuan.
Ini yang paling ia suka.
Senja.
Langit sudah mulai berubah dan di bukit ini Alyn biasa datang. Hanya untuk melihat matahari terbenam dan sekedar melepas rindu pada ayah,yah ayah Alyn,pahlawan Alyn."Karya Tuhan memang nggak bisa dibandingkan dengan apapun. Benar kata ayah"
Alyn bergumam pelan sambil menggeleng takjub dengan wajah senang saat matahari mulai tenggelam. Tidak sekali Alyn mengagumi senja tapi ia selalu mengagumi senja dan itu tak akan ada hentinya.Kedua matanya menutup,sinar orenge menerpa menyinari wajahnya,kedua tangannya mengatup.
"Ayah,Alyn datang. Ayah apa kabar?,Alyn kangen Ayah. Ayah tahu tadi Alyn mukul Chelo,teman sebangku Valent teman baik aku,dia tadi buat Valent nangis yah,jadi aku pukul sampai babak belur.
Aku nggak salahkan yah?..lagi ayah,Althan lagi-lagi gangguin aku,tadi ia makan roti buatan aku terus ngelap keringatnya di baju olahraga aku. Jorok banget.. jadi aku sobek buku PR fisikanya."
Alyn membuka matanya,ini cara Alyn menyampaikan keluh kesahnya kepada Ayahnya melalui senja. Masih teringat Alyn saat Ayahnya mengatakan sesuatu waktu sebelum ayahnya menghembuskan nafas terakhir
"Nanti,kalau ayah pergi,kalau putri kecil ayah rindu sama ayah. Lihat senja. Ayah akan dengar semuanya. Ayah akan ada."Jauh di lubuk hatinya Alyn, ia ingin sekali melihat ayahnya dan memeluk ayahnya saat ini. Setidaknya hanya sekedar ingin mendengar suara ayahnya. Ingin mendengar suara ayahnya bernyanyi setiap senja,ingin sekali mendengar ayahnya memanggilnya dengan sebutan "putri kecil ayah".
Tapi Alyn tahu ayahnya udah tenang disana dan nggak akan pernah ngerasain sakit lagi.Langit mulai gelap dan saatnya Alyn harus segera beranjak dari bukit ini kembali ke rumah.
Hembusan angin itu menerpa kulit Alyn.
Selalu begitu,saat Alyn akan beranjak pulang hembusan angin akan menerpa wajahnya.
Dan Alyn selalu merasa sentuhan angin itu adalah sentuhan tangan ayahnya."Yah,Alyn pamit pulang. Besok atau lusa Alyn datang lagi. Janji."
Alyn bergerak mengambil setangkai bunga mawar putih dan meletakan pada satu pohon besar dekat tempat duduknya tadi. Kemudian mengukir tanggal hari ini dengan paku runcing yang di bawanya."Alyn love ayah. 6-9-17"
Selalu begitu,Alyn akan menyempatkan waktunya sekedar menuliskan sesuatu di pohon tua besar itu. Baginya hanya ini cara supaya Alyn akan selalu datang pada tempat ini. Agar dirinya tak ingin lupa bahwa tempat ini adalah tempat sejarah dimana ia bertemu dengan ayahnya. Sekedar melepas rindu,meski dalam bentuk senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alythan
Random"Gue suka senja karena Ayah tapi semakin kesini senja udah jadi dua orang paling gue sayang ayah dan pria yang bernama Nathanael Althan" Allynase Liveta "Ini salah atau Gue sakit sih,ini jantung kenapa berdebar saat lihat tawanya. Bunda benar,cewek...