part 4

7 2 0
                                    

"Sekarang gue harus apa?" Tak sabaran Alyn memperhatikan jalan raya yang saat ini tampak ramai meskipun rintik-rintik hujan yang tak henti jatuh membasahi permukaan tanah.

"Nggak tau" sahut Althan untuk lima detik yang berlalu,kemudian memperhatikan jalanan yang sama.

"Woy!" Decak Alyn,memukul bangku yang sedang mereka duduki,membuat Althan menyipitkan matanya aneh melihat gadis berambut hitam panjang yang diikat itu.

"Maksud gue itu,apa yang harus gue lakuin untuk lo saat ini?"
Alyn menghentakan kaki di aspal jalanan,gemas.

"Sekarang gue laper"
Althan mendengus kesal pasrah untuk saat ini,kalau saja ban mobilnya tak kempes ia takan berakhir di sini,tepatnya di depan gerbang,di bangku panjang salah satu pedagang keripik,apalagi ketiga sahabatnya itu sudah pergi menjemput Adelin,ia menyesal menolak ajakan ketiga sahabatnya itu jika begini.

"sekarang lo mau ikut sama gue makan atau nunggu di sini sampai orang suruhan lo datang?" Alyn jengkel setengah hidup saat ini jika saja ia tidak terlibat kontrak dengan Atlhan si pria sok kegantengan ini-eh enggak emang dasarnya Althan ganteng cuman Alyn enggak nyadar-nyadar-maka ia sudah pulang sedari tadi jika pria itu tak mencegahnya,mungkin saja ia sudah nyenyak di tempat tidurnya dengan telinga yang di sumbat earphone.

Althan melirik sekitar,di sini hanya ada pedagang kaki lima penjual gorengan,tahu bulat,dan keripik.

Mengangguk gusar Althan mengiyakan dari pada ia harus naik angkot dan bus,lebih baik tidak sama sekali atau ia akan berakhir dengan terbaring di tempat tidur seharian,karena merasa oleng dan mual. Taksi juga sedari tadi tak lewat-lewat.

"Dari tadi kek,"dengus Alyn beranjak mengambil motornya di parkiran kemudian menyalakannya menuju gerbang tempat Althan berdiri menunggunya dengan satu tangan di masukan ke dalam saku celana abunya,kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan.

"Naik!"suruh Alyn dengan dagunya menyuruh Althan untuk naik ke motornya.

"Gue dibonceng?"Althan bertanya polos dengan raut wajah yang menjengkelkan bagi Alyn membuatnya memutar bola mata jengah.

"Menurut el? yailah,naik atau nggak sama sekali"ucap Alyn cepat kemudian menyerahkan helm hitam pada Althan. Helm cadangan yang biasa Alyn bawa jika saja Dara,sahabat Alyn pulang bersama. Tapi Dara sudah pulang duluan.

"Sialan memang" umpat Althan menerima helm dari Alyn,memakainya kemudian naik ke boncengan Alyn.

Alyn melajukan motornya pelan,karena jalanan yang tampak ramai saat ini,membuatnya harus extra sabar melajukan motornya cepat,akibat perut yang sudah keroncongan dari tadi,apalagi udara yang mulai dingin menusuk ke tulangnya.

"Kayak siput banget sih jalannya,"suara protes terdengar oleh indera pendengaran Alyn.

"Sabar pe'a"gumam Alyn geram kememudian melajukan motornya secara dadakan membuat Althan reflek memegang pundak Alyn.

"Nggak usah kenceng-kencang juga kali woy,gue masih sayang nyawa!" Teriakan Althan yang memekan telinga membuat Alyn menggerutu dalam hati dengan sumpah serapahnya.

Di remnya motornya mendadak membuat Althan yang tidak siap-siap langsung memeluk pinggang Alyn dengan tubuh yang bertubrukan dengan gadis di hadapannya.

"Astaga,lo bisa pelan-pelan nggak sih,untung nggak nyusruk." Omel Althan setelah sadar akan keadaan memeluk Althan dan berdehem.

"Yah,goblok sendiri. Suruh siapa dari tadi ngoceh mulu. Tadi ada kucing nyebrang,kepaksa ngerem"Alyn menolehkan kepalanya kebelakang melihat Althan yang sedikit terlihat pucat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlythanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang