AKU KAU DAN DIA

SMA

Aku... seorang gadis manis yang tak pernah mengalami jatuh  cinta, gadis periang, tak pernah putus asa, pandai, dan juga ramah.

Saat ini aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Usiaku 17 tahun, dan saat ini aku duduk di bangku kelas sebelas atau kelas dua SMA.

Gladis putri widiningrat , begitu ayahku memberiku nama.

Aku pandai bersandiwara, aku pandai dalam segala hal, bahkan aku sering di beri penghargaan atas itu.

Tapi saat ini aku tak pandai mengontrol diriku sendiri, entah kenapa, baru kali ini aku merasakan jatuh cinta,  aku jatuh cinta pada seseorang. Seseorang yang sebelumnya belum pernah ku kenal.

Panji, sosok pria yang selalu terlintas di fikiranku,  sosok yang ku kagumi sejak kelasku berdampingan denganya.

Panji sastra bimantara,  begitulah dia di panggil.

Panji,  matanya sangat indah, dan senyumnya manis.

*

'Bluk'
Aku berbenturan dengan panji di depan kelas karena tergesa gesa.

"Ahhh... maaf"
Pintaku

"apa kamu baik baik saja?"
Tanya panji

"Iya, aku nggak papa, maaf ya,  aku terburu buru"
Jelasku

"Ah santai aja"
Jawabnya singkat.

Kemudian kita kembali meneruskan kegiatan masing masing.

Gladis POV

Sejak itu, aku mulai memandanginya. Mataku tak bisa lepas darinya, aku tak pernah bisa membalas tatapanya, aku menghindari tatapanya, di manapun dia berada, mataku selalu mengikutinya, bahkan aku tau kapan dia menatapku, hanya saja aku lebih memilih untuk diam dan memendam rasaku ini sendiri, hanya dalam diam, dalam angan, di dalam hatiku ini dia hidup.

Aku pandai bersandiwara, seakan akan aku tak pernah mengenalnya.

Setiap hari aku selalu mengirimkan selembar surat dan  se botol susu untuknya, mungkin ini terdengar aneh,  tapi hanya ini yang bisa aku lakukan, setiap pulang sekolah aku selalu pulang terlambat untuk menulis sepucuk surat dan menyelipkan nya di bangku panji, dan keesokan harinya dia membacanya. Pada siang harinya aku melihat botol bekas susu itu di tempat sampah depan kelasnya, hatiku sangat bahagia.
Hanya dalam diam aku mencintainya.

Sampai kapan perasaan ini aku tanggung sendiri. Bahkan semua temanku tak pernah tahu semua ini.

Aku sibuk karena aku ketua dari organisasi pramuka di sekolahku, dan Panji,  dia ketua osis yang baru saja di lantik.

Aku tak pernah meperlihatkan rasaku ini padanya.

Sampai saat ini dia tak pernah tahu siapa aku. Sampai suatu saat aku putus asa dengan semuanya. Aku tak pernah mendapatkan penghargaan untuk ini.

Aku berusaha untuk melupakan tetapi hatiku memberontak untuk itu. Aku tak pernah bisa memaksakan perasaan ini.

*
Aku berfikir untuk membocorkan rahasiaku pada dino sahabat karibku pada saat pelatihan pramuka untuk adik adik kelas.

"Apa kamu suka panji? Kamu serius dis?"
Teriak dino sahabat karibku

"Memangnya kenapa?"
Tanyaku

"Lebih baik mulai saat ini lupakan dia, dis kamu tau nggak siapa yang kamu cintai itu, dia sudah ada yang punya"
Jelas dino

"Entahlah aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, saat ini yang kurasakan hanya kehancuran"
Jawabku putus asa.

"Tenanglah, sejak smp panji memiliki seorang kekasih, wanita itu teman baiku, dia sedekat ini,  seperti aku dan kamu dis, mereka hanya terpisahkan oleh jarak, aku yakin cinta mereka nggak akan terpisahkan"
Jelas dino

"Tapi..."
Kataku

"Aku tahu perasaanmu, kenapa harus panji dis, aku nggak mau nyakitin perasaan kamu suatu saat nanti kalau kamu tahu panji sudah memiliki seseorang di hidupnya , lebih baik sekarang,  walaupun aku melukai hatimu"
Jelanya

"Sudahlah lupakan din, maaf aku harus pergi"
Aku hendak pergi,  tapi dino lalu menggenggam tanganku lalu memeluku, memberiku kesempatan untuk menangis di bahunya.

*

Apa yang ku pikirkan,  aku berfikir bisa memilikinya, tapi aku salah, mimpiku selama ini hancur begitu saja. Panji , dia memiliki seseorang di hidupnya,  dan aku hanya menjadi penghalang jika aku masih ada di sisi panji.

Apa aku harus mengungkapkanya,  aku tak akan meminta pendapat dari dino, Karena aku tahu jawabanya tidak.

Aku mencoba untuk meminta kontak telfon panji,  aku selalu menghubunginya. Tapi panji tak pernah membalasnya. Dia hanya membaca pesanku. Apa mungkin dia sibuk. Kenapa dia tidak membalasnya. Ada beribu ribu pertanyaan untuknya, tapi dia tak pernah menjawabnya.

**