Love Story 3

317 50 1
                                    

Typo bertebaran

Happy reading

Happy ending? apa semua kata itu benar atau kata itu hanya ada di cerita-cerita saja. Menurutku happy ending tidaklah benar yang ada hanya kata 'bahagia untuk saat ini'. Karena happy ending adalah akhir yang bahagia sementara kenyataannya jika akhir sama artinya dengan kematian. Apakah kematian itu bahagia?, jika happy ending itu ada mungkin aku sudah bisa merasakannya saat ini. Saat mereka baru saja melahirkanku dengan senyum bahagia senyum terukir di bibir mereka. Tapi aku tak yakin jika mereka bahagia saat hari kelahiranku, baiklah aku akan mengantinya happy ending yang mungkin aku rasakan saat aku sedang bahagia bersama teman-temanku hingga tiba-tiba waktu berhenti dan tak berlanjut lagi. Itulah baru definisi akhir yang indah menurutku, dan benarkan nyatanya waktu tak berhenti jadi itu semua hanya bahagia untuk saat ini dan ending yang sebenarnya adalah kematian.

Seohyun prov.
Duduk sendiri di taman sambil memperhatikan mereka dari jauh, walau ini sakit tapi entah kenapa kakiku selalu membawaku ketempat dimana mereka berada.
"Boleh aku duduk disini?". Tanya seseorang meminta izin untuk duduk di kursi sebelahku. Kyuhyun.
"Em silahkan ini tempat umum kau bisa duduk dimana saja tanpa meminta izin padaku".
"Ne kau benar untuk apa aku minta izin padamu membuat pita suaraku bekerja tak berguna". Aku hanya diam menangapinya.
"Bukankah mereka sunggu indah". Tiba-tiba kyuhyun-si membuka pembicaraan.
"Siapa yang kau maksud mereka".
"Mereka keluarga kecil yang sedang bermain bersama lihatlah di sebelah sana". Aku mengikuti arah pandang kyuhyun-si, keluarga appa. Aku mengalihkan pandanganku dari hal yang dia tunjuk tadi.
"Ne kau benar mereka sungguh indah hingga membuatku muak". 'seo joo hyun kau tak boleh tumbang hanya karena hal sepele seperti ini'.
"Nde apa kau bilang?".
"Anio aku tak bicara apapun, ah sepertinya sebentar lagi aku ada kelas aku pergi". Aku beranjak dari sana menuju ke arah kampus.
Kyuhyun-si benar mereka begitu indah saat orang lain melihatnya tapi begitu suram saat aku menatapnya. Sebuah kenyataan yang mulai aku sadari sekarang jika semua hal memang selalu nampak dari luar saja, tapi mereka yang memuji tak tau apa yang ada di dalamnya. Seolah sudah di butakan dengan sebuah keindahan tapi taukah mereka jika demi keindahan itu mereka meninggalkan sebuah hal yang sangat menyakitkan untuk orang lain. Bahkan mawar pun memiliki duri di luar batangnnya, bunga itu tak munafik walau ia terlihat cantik tapi ia tetap menujukan duri pada tubuhnya. Bukan malah menyimpan duri di dalam diri yang tiba-tiba muncul melukai orang lain.
"Dari mana saja kau, aku ingin mengajakmu makan siang tapi kau pergi". Tanya jesica saat kita bertemu di lorong kampus.
"Mian aku ada urusan mendadak barusan".
"Ne gwencana kapan-kapan kita bisa makan bersama, kaja sepertinya yang lain sudah masuk ruangan".

Author prov.
Seohyun pergi menuju kampus sedangkan kyuhyun masih setia melihat-lihat di sekitar taman. Setelah beberapa waktu ia merasa bosan dan pergi menuju cafe untuk bekerja.
"Yaa kenapa jam segini kau sudah datang".
"Ck kau hyung aku telat kau marah aku datang lebih awal kau mengomel lalu apa yang harus ku lakukan hyung?".
"Mungkin kau harus mencari yeojachingu".
"Tidak nyambung, sudah aku pergi ke ruang ganti dulu".
Yesung hanya tertawa jahat saat mendengar gerutuan kesal kyuhyun.
Seohyun dan yang lain seperti biasa makan malam di cafe tempat kyuhyun bekerja.
"Ah aku sudah mulai bosan dengan nickhun apa aku harus memutuskannya?". Tiffany membuka pembicaraan.
"Jika kau bosan kenapa tak kau lepaskan saja?". Tanya sooyoung pada fany.
"Iya hari ini aku akan melepasnya dan aku sudah mendapatkan pengantinya tinggal menunggu dia menyatakannya saja".
"Nugu?". Sekarang ganti jesica yang bertanya seohyun hanya menjadi pendengar saja.
"Siwon oppa".
"Nde? Dia oppa ku bagaimana bisa kau! Ah awas jika kau mempermainkannya". Sooyoung mulai kesal.
"Anio aku tak akan mempermainkan siwon oppa, terima kasih restumu calon adik ipar". Canda tiffany sambil mengelus rambut sooyoung membuat wajah sooyoung semakin merengut.

Seohyun prov.
Satu kenyataan yang selalu aku pikirkan nyatanya benar jika cinta memang tak ada, hanya terasa ingin memiliki sesaatlah yang mengebu. Seperti apa yang tiffany lakukan dengan mudah ia melepas seseorang setelah merasa bosan, ah mungkin mereka dulu juga seperti itu. Sudah mulai jenuh akan satu sama lain hingga meninggalkanku untuk orang baru mereka. Walau tiffany melakukan hal seperti itu aku tak ingin membencinya karena memang ini jalan hidupnya, ialah yang menentukan.
"Joo? yaa! seo joo hyun kau melamun?". Jesica menyadarkaku dari lamunan.
"Anio aku hanya memikirkan sesuatu saja wae?".
"Kau ingin pesan apa? dari tadi kyuhyun oppa berdiri di sini menunggu pesananmu".
"Nde? Ah mian aku tidak tau aku pesan seperti biasa saja". Ucapku pada kyuhyun-si dingin walau aku meminta maaf tapi entah kenapa jika di hadapan orang yang baru aku kenal suaraku berubah dingin. Apalagi jika itu seorang pria maka seperti tersetel otomatis pada diriku. Kyuhyun meninggalkan meja kami untuk membuat pesanan kami.
"Kyuhyun oppa semakin tampan saat memakai baju pelayan itu".
"Yak choi sooyoung ingat kau sudah punya tiang listrikmu itu". Teriak tiffany mengingatkan sooyoung.
"Tapi dia sangat tampan fany-ah belum lagi sifat penyabarnya".
"Yaa itu changmin oppa datang".
"Benarkah mana-mana?". Sooyoung langsung gelagapan mencari changmin oppa seperti orang ketahuan selingkuh ia begitu takut. Dan kami hanya tertawa saja melihat wajah paniknya.
"YAK KALIAN MENIPUKU".
"Hahahahahahahaha rasakan itu choi sooyoung, salahmu sendiri kenapa masih memikirkan namja lain saat kau sudah bertunangan. Biarkan kyuhyun oppa untuk seohyun saja bukankah sepertinya mereka cocok".
"Ne kau benar fany-ah mereka cocok nama mereka juga sama 'hyun'".
"Yaa kenapa jadi aku yang kena, tidak-tidak sejauh ini aku belum ingin memiliki sebuah hubungan bersama seorang namja".
"Apa kau tak normal joo".
"Ya sica-ah kenapa kau juga ikutan seperti mereka?".
Kami mulai menikmati makan siang diselingi obrolan dan berbagai lelucon. Momen inilah yang selalu aku sukai saat bersama mereka, saat kami semua berkumpul bersama karena jujur saja aku begitu membenci kesendirian. Tapi nyatanya hal itu seolah sudah menempel pada diriku.

LOVE STORY (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang