My Sadness

Prolog

Jika perihal hati adalah hal yang amat menyesakkan, maka kumohon, jangan bermain hati denganku.
- Audrey Gizyella.

***

"Drey!" Pemilik nama itu pun menoleh ke arah sumber suara dengan tatapan dingin sedingin salju di kutub utara. Ya. itu cocok untuk menggambarkan ekspresi Audrey pada saat itu.

"Hm?" Gadis itu pun menghampiri Audrey dengan nafas yang terengah - engah.

"Lo tuh ya, kaki pendek tapi jalan cepet amat!" Omel temannya yang bernama Evelin, tertulis di tagname gadis tersebut.

Audrey hanya menatap Evelin dengan tatapan tanpa ekspresi yang sudah biasa dilihat oleh Evelin.

Bahkan mungkin sangat terbiasa, bagaimana tidak? Bagi Evelin, terasa aneh jika melihat Audrey dengan mimik wajah yang ceria. Ya aneh. Karena dari awal tahap pengenalan lingkungan sekolah, Audrey hanya menunjukan eskpresi tersebut. Dan anehnya Evelin masih bertahan dan tetap ingin berteman dengan si Ice Princess itu.

Entahlah, disisi lain sebenarnya Evelin juga sangat merasa kasian dengan Audrey yang tidak memiliki teman karena sifatnya yang dingin itu, maka dari itu Ia bertekad untuk menemani dan melindungi Audrey.

Audrey dan Evelin melangkahkan kakinya di koridor halaman sekolah, beberapa pasang mata memperhatikan mereka dengan seksama. Ah tidak. Lebih tepatnya memperhatikan Audrey.

Ya. Audrey selalu saja menjadi pusat perhatian, terutama oleh kaum adam.

Bagaimana tidak? Gadis yang memiliki nama lengkap Audrey Gizyella itu memiliki wajah yang terlihat polos dan begitu imut. Terlebih lagi hidungnya yang pesek dan terkesan lucu itu selalu membuat orang yang melihatnya ingin menarik hidung kecilnya itu. Dengan rambut yang sedikit bergelombang di bagian bawah, dan postur tubuh yang pendek. Terlebih lagi Ia memiliki lesung pipi di bagian pipi kanannya, alis yang membentuk bagai bulan sabit dan mata yang hitam pekat. Ia terlihat begitu imut dengan hal itu, siapa yang tau jika gadis seimut dia memiliki sifat yang dingin bagai salju di kutub utara. Bayangkan saja jika gadis seimut dia memiliki sifat yang ceria, ramah dan selalu tersenyum. Mungkin dia sudah menjadi rebutan oleh para kaum adam.

***