"インドネシアかな"
(Indonesia yaaa ....)"どう、それを受け入れたいですか"
(Bagaimana? Kau akan mengambilnya?)Mizuki menghela napas panjang kemudian menghembuskan nya secara perlahan.
" 過去を覚えている (Jadi ingat masa lalu)," ucap laki-laki itu mengingat masa lalunya di negara tersebut.
Detik kemudian Mizuki berdiri dari tempat duduknya dan mengatakan, "はい、私はそれを受け入れます!(Ya ... saya akan menerimanya!)"
I
ndonesia, 2020.
Seorang gadis lima detik sekali melihat ke layar ponselnya.
Ini kali pertama gadis itu ke Bandara, ia menunggu di Terminal 3 sesuai dengan pesan yang sahabatnya kirim kemarin.
"Gue salah nunggu gak ya? Bandara kan luas, buat nemuin satu orang di Bandara ini pasti susah banget!" keluh gadis yang bernama Anya itu. Ia harap setelah landing orang yang sedang ia tunggu akan menghubungi dirinya melalui pesan singkat.
Pesan terakhir yang orang itu kirim adalah 'Besok gue kembali ke Indonesia, jemput gue di Bandara. Tepatnya terminal III, jangan sampai lo gak datang karena gue gak akan maafin lo seumur hidup!'. Kalau bukan karena kalimat terakhir itu, mungkin Anya tidak akan datang kemari. Ia lebih baik menikmati waktu liburnya untuk rebahan.
Terlalu lama menunggu membuat Anya haus, gadis itu mencari bending machine untuk membeli minuman. Tenggorokannya sudah tandus ingin diisi minuman segar, gadis itu berlari riang setelah menemukan mesin penjual minuman otomatis. Sesampainya di sana ia mengeluarkan uang dan memasukannya ke dalam mesin tersebut.
Salah satu uang yang ingin ia masukkan adalah uang receh namun uang tersebut meleset dan menggelinding di lantai. Anya berlari kecil mengejar uang tersebut, dalam hatinya mengatakan kenapa dirinya harus mengalami kejadian memalukan seperti ini? Detik kemudian, uang tersebut berhenti ketika menabrak sepatu seseorang. Anya pun segera mengambil uang tersebut dan meminta maaf kepada orang yang ada di hadapannya.
"Maaf, saya gak sengaja menjatuhkan uang receh," ucap Anya menunduk meminta maaf.
"Are you ... Anya?" tanya orang tersebut mengenali Anya.
Anya mengangkat kepalanya dan melihat siapa dia.
"Mi ... Mizuki???" teriak Anya terkejut melihat laki-laki tersebut adalah Mizuki.
Matanya menatap tidak percaya bahwa orang yang ada di hadapannya ini adalah Mizuki.
"やっぱ, あっちゃん (Ternyata benar, kamu Acchan)," ucap Mizuki tersenyum pada Anya. Acchan adalah nama panggilan sayang dari Mizuki untuk Anya.
" えええ、 なぜ水希さんはここにいるの? (E-Eh? Tapi kenapa Mizuki ada di sini?)" tanya Anya pada laki-laki itu. Belum sempat Mizuki menjawabnya, ponsel Anya berdering dan gadis itu melihat nama 'Megantara' pada layar ponselnya. Gadis tersebut pun langsung menerima panggilan tersebut.
"ANYAAAA! Lo di mana sih? Gue kan udah bilang buat nunggu di Terminal III, gue udah sampai lo di mana? Jangan bilang lo nyasar karena belum pernah jemput orang di bandara?!" ucap Megantara di sebrang sana, laki-laki itu mengalihkan perhatian Anya yang tadinya terkejut dengan kedatangan Mizuki di Indonesia.
"HEH! Kenapa lo marah-marah sama gue? Seharusnya gue yang marah sama lo, dari tadi tuh gue udah nungguin lo lama banget sampai-sampai gue haus, gue lagi beli minum di vending machine." Megantara tidak mau tahu apa yang terjadi pada Anya, laki-laki itu pun menyuruh Anya untuk segera menemuinya dan gadis itu langsung pergi meninggalkan Mizuki tanpa mengatakan apapun.
Setelah berlari kembali ke terminal III akhirnya Anya dapat menemukan Megantara, gadis itu terengah-engah di depan Megan karena terlalu banyak berlari.
"Gue kan udah bilang, tunggu sini, bandel banget sih dibilanginnya," omel Megantara.
"Tadi gue udah nunggu ke sini tapi gue haus, gue beli minum di vending machine," balas Anya.
"Ah, alesan aja lo, kalau beneran lo beli minum, sekarang mana minumannya?"
Tentu saja Anya tidak bisa memperlihatkan minuman yang ia beli karena pertemuannya dengan Mizuki membuatnya melupakan minumannya.
"Ah, tadi gue di sana ketem-" belum sempat Anya melanjutkan ucapannya, Megantara menutup mulut Anya dan tidak ingin mendengar apa pun alasan dari bibir gadis itu lagi. Lelahnya perjalanan membuat emosi laki-laki itu tidak stabil.
"Iya, iya terserah lo aja. Sekarang lo anter gue ke tempat makan, gue laper," ucap Megantara merangkul Anya dan tangan satu lagi menarik koper miliknya. Beberapa kali Anya memukul-mukul kecil dada bidang Megantara sambil mengatakan pada laki-laki itu untuk melepas rangkulannya, namun laki-laki itu tidak mau.
Keduanya berjalan keluar Bandara dan pergi ke tempat makan sesuai keinginan laki-laki tersebut. Meskipun banyak orang yang melihat, Megantara tetap tidak ingin melepas rangkulannya pada Anya, menurutnya hal seperti ini wajar saja terjadi pada dua orang yang sudah berteman dalam waktu yang lama.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Counter Attack
Teen FictionMizuki akhirnya kembali ke Indonesia setelah mendapatkan tawaran untuk bermain di salah satu klub sepak bola Indonesia. Meskipun belum tahu di klub mana dirinya akan bergabung, mendengar kata 'Indonesia' membuat laki-laki itu langsung menerima tawar...