"Cerita ini hanyalah fiksi belaka"Selamat membaca 😊
.
.
.Mizuki berjalan keluar dari bandara. Ia menarik kopernya mencari tempat makan terdekat. Agen yang akan menjemputnya datang terlambat karena terjebak macet akibat kecelakaan yang terjadi di jalur yang dilaluinya.
Saat sedang berjalan, laki-laki itu melihat seorang anak perempuan yang sedang menangis. Sepertinya anak tersebut terpisah dari keluarganya, Mizuki pun menghampiri gadis itu. "なぜ泣いているの?両親から分離していますか?(Kenapa kamu menangis? Apa kamu terpisah dari orang tuamu?)" tanya Mizuki. Anak itu berhenti menangis, namun menatapnya dengan tatapan tidak mengerti.
Mizuki lupa kalau ini adalah Indonesia, tentu saja tidak akan ada yang mengerti jika dirinya berbicara dengan bahasa jepang, apalagi seorang anak kecil. Laki-laki itu pun berjongkok di depan anak tersebut dan memegang kedua pundaknya, dengan berusaha sekuat tenaga dirinya mengingat bahasa indonesia yang pernah ia gunakan. "Nama ... kamu ... sapa? Kamu ... tursusat?"
Tidak di sangka pengucapan bahasa indonesia Mizuki yang belum lancar membuat anak tersebut dapat merubah tangisan anak tersebut menjadi tawa yang ceria. Dalam hati Mizuki bersyukur anak itu berhenti menangis, namun di sisi lain ia kebingungan mengapa gadis kecil itu tertawa. "どうして笑う.(Kenapa malah tertawa?)"
"Om salah ngomong hahaha ...," ucap anak itu menertawakan Mizuki.
"Bukan tursusat, tapi tersesat!" Gadis kecil itu lagi membenahi ejaan Mizuki yang salah.
Mizuki hanya merespon dengan anggukan kepala karena tidak mengerti.
"Mamaaa!" seru gadis kecil itu mengangkat kedua tangannya, dari belakang Mizuki, Ibu dari anak tersebut datang dan langsung menggendong sang anak yang lepas dari pegangan tangannya saat menanti sang suami datang.
Detik kemudian, wanita tersebut melihat Mizuki dengan tatapan tajam. "Siapa kamu? Kenapa kamu bicara dengan anak saya? Who are you! You want to kidnap my daughter?!" omel wanita tersebut mengaggap laki-laki itu akan menculik anaknya.
"No! I-I'm ...," belum sempat Mizuki menyelesaikan kalimatnya, seorang pria datang menenangkan wanita tersebut. Dalam pikirannya, Mizuki menebak pria tersebut adalah suami dari wanita itu. Ia tambah takut jika keluarga ini salah paham dengannya, ia akan dituntut. Padahal dirinya hanya ingin membantu anak mereka yang menangis.
"Sayaaang, kamu itu selalu mengambil kesimpulan tanpa melihat apa yang terjadi sebenarnya, itu tidak baik. Kita tanya dulu apa yang dia lakukan dengan anak kita, siapa tahu dia ingin membantu Lala yang tersesat," ucap pria tersebut dengan tenang. Mendengar dari nada bicaranya membuat Mizuki menghembuskan napas lega karena sepertinya laki-laki itu tidak akan menyalahkannya seperti wanita yang ada di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Counter Attack
Teen FictionMizuki akhirnya kembali ke Indonesia setelah mendapatkan tawaran untuk bermain di salah satu klub sepak bola Indonesia. Meskipun belum tahu di klub mana dirinya akan bergabung, mendengar kata 'Indonesia' membuat laki-laki itu langsung menerima tawar...