Ghazi memiliki hoby bertualang. Bersama 3 teman SMA nya ia berekspedisi selama 4 hari menembus puncak Ceremai, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Liburan ini dalam rangka menunggu surat kelulusan dari sekolah paska ujian nasional.
Saat kembali turun Ghazi dan teman-teman memutuskan menyusur jalan yang berbeda jalur arah Maja. Naik dari Linggar Jati. Hanya saja perjalanan 4 jam meleset dari rencana. Sudah 7 hari ia masih berada di kaki Ceremai. Malah ia jauh dari keramaian, sebuah tempat yang tidak banyak yang mengetahui.
Berawal dari sebuah bungkusan yang mencurigakan di rimbunan rerumputan dibawah pohon besar, yang teryata obat terlarang, maka ia pun terpaksa berurusan dengan dua kelompok mavia lokal yang saling memburu.
Ghazi semakin panik saat temannya, Reno, yang tertinggal dibelakang, akhirnya terpisah sendirian dengan kelompok . Yang tersisa Ghazi, Toni, Abas. Setelah mavia terusik atas terbongkarnya kehadiran mereka, maka kisah pun dimulai.
Ghazi dan kawan-kawan harus menghadapi para mavia. Jiwa kepahlawanan mereka bangkit. Tak hanya itu, ini bisa menjadi ladang untuk membalas dendam kepada para mavia narkoba karena teman sekelasnya, yang tengah play, mati over dosis sebulan sebelum ujian nasional dipangkuan Ghazi di ruang PMR.
Kisah tak sampai disitu. Kejadian ini memaksa Ghazi berurusan dengan kasus yang lebih besar lagi yakni bukan hanya mavia lokal tapi mavia internasional yang memiliki visi menghancurkan generasi muda Indonesia dengan obat-obatan terlarang.
Peristiwa ini mengantarkan Ghazi kepada sebuah penemuan rute rahasia sehingga para mavia bebas keluar masuk Indonesia tanpa terendus dengan cara ilegal.
Gunung ceremai ternyata menyimpan kisah lain tidak hanya menjadi legenda Nenek Lampir.
Bagaimana nasib Reno? Apakah mereka bisa selamat dan kembali kerumah? Bagaimana sehingga ia bisa mengungkap rute rahasia para mavia? Dsb.
Kehancuran generasi bangsa sedang di ambang pintu. Para mavia menguasai hampir seluruh pasar anak muda dalam bisnis haramnya dengan sangat aman tanpa terendus.
Perjalananya semakin jauh menepuh Rimba Papua. Disana Ghazi dan teman-teman petualangan bertemu dengan suku Papua yang sangat baik. Pertolongan selalu ada saat jiwa berada di puncak tekanan dan putus asa.
Awalnya bersi tegang, situasi bertambah semakin tak terkendali, namun tak belangsung lama setelah dalam kepingsanan terkena panah beracun, salah seorang suku memeriksa foto-foto yang hasil jepretan kamera Ghazi dan tas-tas besar yang mereka geledah.
Di sekolah dan di rumah mulai panik. laporan kepada kepolisian sudah dilakukan. Pencarian pun dilakukan dengan menyusur Ceremai. Ternyata disana ditemukan banyak tanda-tanda dan jejak-jejak yang sengaja ditinggalkan sebagai pemberitahuan yang diharapkan oleh Ghazi, dan teman-
teman ada yang menemukan sesegera mungkin dan bisa membaca dapa maksud dari informasi itu.
Seorang Polisi muda, Ade Hasanudin, sabuk hitam taekwondo, yang menjadi salah satu orang yang ditugaskan dalam visi pencarian, terus mengumpulkan jejak-jejak yang bercecer dan pnuh maksud.
Ade hasanudin, menerima sms tekhir kali, hari Minggu pagi, jam 9.30. dari Ghazi, setelah itu tak ada lagi sms maupun kontak. Karena memang sat itu juga tidak ada sinya.
"Tali plastik merak diikatkan 2 pohon, mundur 3 lkh ada plastik, temukn. Sgt genting."
Saat itu nomor yang berasngkutan tak di ketahui siapa yang mengirim. Dikiran Ade hanyan becanca ornag iseng hingga akhirnya ketemu titik terang dair keterangan sumber-sumber bahwa nomor yang mengirik adalah nomor GHAJI.
Hanya saja langsung hilang kontak.
Hijaunya dedaunan, indahnya panorama pendanngan gunung dan lembah bak ombak berayun, yang membuat orang terpana , didalamnya menceritakan sebuah ancaman negara .
Keberadaan Ghazi atas peritiwa yang dialami tanpa rencana dan perkiraan awal ini, memaksa mereka kepada situai harus berualang yag lebih ekstrim di hutan rimba papua.
Tak ada kontak, tak ada batre, tak ada sinyal, tak ada makanan, tapi mereka harus kembali kerumah dengan selamat. Perjalanan yang sangat berat dan baru pertama kali dalam hidupnya ini. Sebuah petualangan yang sesungguhnya. Tanpa rencana, tanpa terduga.
Para pemuda jangan lengah. Jangan ternina bobokan dengan hari-hari kalian. Ternyata sekarang sedang ada banyak mata,sedang ada banyak tangan, sedang ada banyak pikiran, yang sedang dengan serius tingkat tinggi untuk menghancurkan kalian. Kehancuran kalian secara langsung menjadi kehancuran negara. Tak ada generasi penerus, tak ada generasi bergairah, tak ada generadi cerdik pandai dan cerdas. Maka ini musibah besar.
Perang sebenarnya buka perang senjara, tapi perang tak terlihat. Prang narkoba yang dikendalikan oleh mavia-mavia.
Mereka dengan sangat aman hidup dan keluar masuk negara kita tanpa terenrdeus. Mereka menembus belantara sehingga memilki jalur sendiri yang sangat rahasia. Indonesia bagaimn surga buat mereka. Penduduk yang besar, hutan-hutan yang lebat, laut yang sangat luas, membuat pemerintah tidak bisa ketat mengawasi laluntias keluar masuk orang-orang dari seluruh perbatasan Indonesia.
Simak cerita ini sampai selesai.