"Tidak tahu lebih baik, mungkin."
-Kim Kibum-
.
.
."Jadi, kau lolos?"
"Tentu saja."
Kibum bersandar santai pada sofa rumah Jungsoo. Ya, sepulang dari pengumuman audisi, ia memutuskan untuk bertemu Kyuhyun. Kyuhyun adalah orang pertama yang mengetahui mimpinya, dan Kyuhyun pun harus menjadi orang pertama yang mendengar bahwa ia berhasil menggapai mimpinya.
"Hebat, Bum."
Kibum tersenyum melihat ekspresi Kyuhyun yang terlihat sangat senang.
Jika Kyuhyun ber-ekspresi se-bahagia ini, kira-kira bagaimana ekspresi Heechul nanti?
"Kira-kira bagaimana ekspresi Heechul Hyung nanti?"
Kibum sudah kembali menegakkan tubuhnya dan menghadap Kyuhyun penuh, pertanyaannya benar-benar serius, namun Kyuhyun malah terkekeh pelan.
"Tentu saja akan senang, dia pasti bangga memiliki adik sepertimu."
Kibum mendengus pelan, akankah benar seperti itu?
Entahlah, ia tak berani menebak terlalu jauh. Bagaimana jika bukannya bangga, Heechul malah menatapnya aneh?
Satu hal yang Kibum pegang teguh hingga saat ini, tidak berharap terlalu berlebih. Karena Kibum cukup paham bagaimana tersiksanya saat harapan yang sudah di pupuk terlalu tinggi itu tumbang begitu saja.
"Jangan berpikir bodoh."
Kibum mengerjap mendengar ucapan Kyuhyun. Tidak ada siapapun di ruangan ini, jelas sekali jika ucapan Kyuhyun tadi tertuju pada Kibum.
Pria yang masih mengenakan kemeja semi resmi itu menatap Kyuhyun takjub.
"Bukan begitu, ha-"
"Aku pulang, Kyu."
Mulut Kibum seolah mengatup secara otomatis saat mendengar teriakan Jungsoo diambang pintu masuk. Ia baru menyadari jika ia sudah lumayan lama disini.
Tak lama, Jungsoo sudah melihat dua pemuda tengah duduk di sofa. Keterkejutannya sangat terlihat saat melihat Kibum disini, dahinya mengerut dalam.
"Sedang apa disini, Kibum-ah?"
Kibum menggaruk tengkuknya. Ia bahkan belum yakin menceritakan ini pada Jungsoo, bagaimana dengan Heechul?
Kibum akui, Jungsoo merupakan kakak paling ideal-menurutnya. Walau kadang terlihat tidak peduli, namun Jungsoo sangat jarang kesal bahkan marah.
Berbeda dengan Heechul yang sangat ekspresif. Kibum masih ingat, Hyung kandungnya itu pernah memarahinya habis-habis an di halte bus karena meninggalkan dompetnya di swalayan, walau pada akhirnya Kibum berlari kembali dan masih menemukan dompetnya di sudut meja kasir, Heechul tetap memarahinya.
"Kenapa dia diam?"
Kyuhyun membatin, namun Kyuhyun tak berniat sedikitpun membalas pertanyaan yang Jungsoo tujukan pada Kibum.
Kyuhyun memutar badannya sedikit, berusaha memperkirakan dimana Jungsoo berdiri."Sudah makan, Hyung?"
Jelas saja, tatapan Jungsoo yang tadinya sibuk meneliti Kibum bergeser kearah Kyuhyun yang ternyata menolehkan wajah padanya.
Jungsoo tersenyum simpul, sejenak ia lupakan apa yang membuat Kibum berada disini malam ini dan melesat menuju ke dapur.
"Karena ada Kibum disini, aku akan memasak sekarang."
"Tidak usah, Hyung."
Langsung saja, Kibum menolak. Ia kini kembali memikirkan kalimat yang sedikit masuk akal sebagai alasannya dan segera beranjak pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISN'T A PAIN
FanfictionKeluarga Satu kata yang mungkin menjadi orang terpenting dikehidupan ini. Namun terkadang, beberapa dari keluarga membuat luka tersendiri bagi beberapa orang. Semua berawal di malam yang dinaungi air dari langit. Saat itu, dibawah langit mendung yan...