Chapter 6 - Operasi badak gila

16 0 0
                                    

Setelah memutuskan untuk membuat rencana penyelamatan Tiara kami pulang kerumah masing-masing,dan tanpa disadari kami membuat rencana itu sampai larut malam dan aku tidak enak kalau membiarkan Tifa sendirian pulang jadinya aku harus mengantar tifa menuju kostannya.
“Ehm baiklah sudah diputuskan rencana kita untuk besok sekarang kita bubar!” ucap Niko yang masih bersemangat
“Yahh baiklah terserah kau” ucapku
“Baiklah aku pulang sampai ketemu besok” ucap Tifa
“Ehm baiklah!” jawab Niko
Baru tiga langkah Tifa  melewatiku aku langsung memanggilnya
“Ehm Tifa”
“Em? Ada apa Nata?”
“Ba-bagaimana kalau aku antar sampai ke kostanmu”
“Ha? Tidak usah repot-repot” ucap Tifa sambil tersenyum kecil
“Masalahnya aku...aku takut khawatir kalau kau pulang sendirian jadinya aku-“
“Ehm... baiklah kau boleh menemaniku”
“Be- benarkah?”
“Iya tentu saja” sambil tersenyum kecil
“Hmm baiklah”
Setelah itu kami berjalan kaki menuju ke tempat kostan Tifa
“Hoo jadi tempat kostanmu dekat sini yah” ucapku
“Hm? Iya memang kenapa” tanya Tifa
“Ini dekat sekali dengan kostanku”
“Ohh jadi begitu ya...hmm bagaimana kalau kita berangkat sama-sama saat ke sekolah?”
“Ha-hah? hmm terserah kamu saja” jawabku gugup
“Yah baiklah mulai besok kamu akan aku jemput jadi tunggu aku ya”
“Hm baiklah”
Setelah mengobrol panjang lebar kamipun sampai di kostannya... tapi anehnya...
“Baiklah sampai disini saja terima kasih sudah menemani aku sampai ke kostanku”
“Hmm baiklah... eh ngomong-ngomong ini alamat kostanku... ya kalau itu kamu mau datang”
“Ehh! baiklah aku akan datang terima kasih”
“PRANK... PLANK!!!”
“Huh? Suara apa itu?”
“Yahh itu sih biasa”
Setelah dia berbicara begitu raut wajah tifa seperti sedang ketakutan akupun mulai curiga tapi aku tidak mau langsung mengambil langkah...
“Baiklah kalau begitu aku pulang”
“Em iya terima kasih ya”
“Ya”
Baru beberapa langkah dari kostan tifa aku mendengar suara seperti orang yang marah-marah dan itu membuatku semakin curiga,sebenarnya aku sangat ingin sekali menolong namun aku tidak bisa ikut campur urusan mereka dan akhirnya aku pulang dengan rasa penasaran itu.
Dan akhirnya aku sampai dikostanku dan aku langsung masuk kedalam kamar
“Huhh... besok dia akan ke kostanku ya” ucapku dalam hati
“Hoaamm baiklah tidur saja”
Matahari pagipun sudah terlihat memancarkan sinarnya kewajahku yang tembus  melalui jendela kamarku, dan akupun langsung bangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah dan pada saat aku baru memasang sepatu di depan teras rumahku, aku mendengar seperti ada yang  memanggilku dari jauh dan saat aku palingkan wajahku ke arah dimana seseorang itu memanggilku, dan tak kusangka orang itu adalah Tifa dengan rambut kuning lemonnya yang cerah berlari menghampiriku sambil menyebut namaku.
“Nata!!!” dengan nada gembira Tifa memanggilku dengan keras
“Hoi kamu tidak capek pagi-pagi berlari begitu?” tanyaku
“Tidak kok aku baik-baik saja”
Dan takusangka lagi dia membawa Tiara bersamanya dan pada saat melihatnya aku masih sedikit memalingkan wajahku, namun dia langsung menjulurkan tangan kananya ke arahku dengan menundukkan kepala sambil berteriak “AKU MINTA MAAF!”.
“eh?” aku terkejut mendengar perkataannya itu
“aku sudah melukaimu sampai babak belur begitu... aku benar benar minta maaf”
Dan setelah dia mengucakpkannya tiba –tiba dia mengeluarkan air mata yang mengalir melewati pipinya, dan akupun berusaha untuk menenangkannya.
“Hei Tiara, dimana sikap ceria dan selalu cerewet terhadap anggotamu itu”
“Heh?”
“Apa kau mau menangis seperti itu hanya karena masalah spele begini”
“Apa! Masalah spele katamu? Setelah kejadian itu aku sudah menyakitimu sampai babak belur!”
“Tapi aku lebih sakit kalau tidak bisa melihat ketua yang selalu cerewet  dan selalu seenaknya memerintahku tanpa berpikir panjang... dan juga untuk membuat klub yang menyenangkan kita memang sudah seharusnya kembali lagi seperti dulu” sambil tersenyum tipis  aku melontarkan kata itu.
Setelah aku melontarkan kata tersebut bukannya Tiara berhenti menangis malah semakin menjadi-jadi,akupun yang tiba-tiba panik berusaha menenangkan kembali dan saat kuhampiri dia,dia memandang wajahku secara tiba-tiba tepat kira-kira hanya 10cm aku bertatapan wajah dengannya dan dia langsung mengatakan “terima kasih”. Akupun langsung menjauhkan wajahku, sedikit menjauh dari pandangannya dan akhirnya kamipun berbaikan, yah walaupun masih agak canggung. Akhirnya kami berangkat ke sekolah bersama-sama. Saa tibanya kami bertiga di sekolah kami sebenarnya ingin langsung menuju ke kelas namun kami dikejutkan oleh Niko, dia menghampiri kami dari belakang.
“Hei semua apa kabar kalian”
“Hah Niko? kenapa kau datang Pagi-pagi begini”
“Heh... apa aku tidak boleh bergabung disini”
“Yah terserah kau saja aku juga tidak peduli”
Setelah pertemuan kami dengan Niko tiba-tiba Tiara lari dari kami bertiga dan saat kulihat dia lari kemana, ternyata dia lari kearah belakang sekolah dan hal yang tidak kuinginkanpun muncul, sekelompok laki-laki dan gadis yang membully Tiara kemarin pun membuntutinya dari belakang, mungkin mereka sudah melihat kejadian tadi dan akupun bertanya kepada Niko “Ada apa ini?”
“Entah lah aku juga tidak tahu” jawa Niko dengan nada heran
“Apakah kau sudah merencanakan ini?”
“Maaf Tifa tapi ini diluar rencanaku”
“Apa! jadi ini diluar perkiraanmu?”
“Tahan dulu Nata kita masih belum tahu apa yang akan dilakukannya”
Beberapa saat kemudian Niko memutuskan untuk ikut membuntuti mereka dan langsung melanjutkan  rencananya. Dan akhirnya aku Niko, dan juga Tifa membuntuti mereka dari belakang dan akhirnya kami bersembunyi di semak-semak tepat dibelakang mereka,  pada saat kulihat mereka sedang apa, mereka membully Tiara lagi dan saat aku ingin langsung melawannya Niko menahanku dan mengatur stratergi.
“Baiklah jadi begini rencananya, pertama aku dan Nata akan langsung menghadang mereka sedangkan Tifa bawa Tiara lari dan pastinya si gadis itu akan mengincar Tiara dan pada saat kau dikejarnya,,, pikirkan apa yang akan kamu lakukan hehe”
“hehh aku tidak bisa berpikir kalau didalam keadaan seperti ini”
“hehe maaf hanya bercanda, kamu langsung saja lari ke arah gudang olahraga”
Setelah dia menyebutkan rencananya tadi aku sedikit memiliki firasat, Niko memiliki rencana yang licik, setelah itu kami kami langsung keluar dari semak-semak dan dengan gaya yang sombong, Niko langsung berkata “Hoi-hoi apa yang kalian lakukan disini”
“Ni-Niko!” ucap gadis yang sedang membully Tiara itu
“Hallo nona apa yang kau lakukan di sini? Sedang membully?”
“Yak ternyata dia langsung to the point” kataku dalam hati
Setelah itu Niko langsung menyuruh Tiara dan Tifa lari menuju kearah gedung sekolah yang berada di sebelah timur dari belakang sekolah dan tentu saja gadis itu juga mengejar  Tiara, dan tanpa pikir panjang Niko langsung  menantang lelaki itu berkelahi.
“Oke sekarang Nata kita sudah dua lawan dua”
“Fyuhh apa kau yakin kita bisa menang?”
“Entahlah kalau itu bisa kita lihat nanti”
Tanpa pikir panjang Niko langsung memukul salah sati pria itu, dan kuipikir dia akan melanjutkan perkelahian ini ternyata dia malah ikut kabur, walaupun aku sudah menyadari dari awal kalau dia tidak mungkin mau melawan orang berbadan seperti mereka apalagi kalau temannya seperti aku, setelah itupun Niko mengarahkanku lari kearah ruang guru entah apa yang akan direncanakannya.
“Hoi apa kau memang merencanakan ini dari awal?”
“Entahlah tidak terlalu terpikirkan olehku juga untuk melakukan hal ini”
“Apa! jadi bagaimana rencananya?”
“Pikirkan sendiri”
“Dasar kau!”
Setelah kami berlari terlalu jauh aku tidak merasa kami berlari kearah ruang guru dan malah berjalan kearah taman sekolah,dan setelah kutanya kepada Niko  “Kenapa kita malah ke taman?” dia menjawab.
“Santai saja ini memang bagian dari rencanaku”
“Ahh terserah kau saja”
Dan kami akhirnya masuk kedalam taman yang luas dan penuh pepohonan dan bunga-bunga yang mekar dimana-mana, dan ternyata benar kecurigaanku bahwa Niko memiliki rencana yang licik, dia mempunyai jebakan di taman ini dan sengaja memancing kedua pria itu untuk kemari.
“HOI!!! Diamana kalian berada”
“hey kami disini! Badak gila” dengan wajah yang tersenyum licik
“HAH! apa katamu badak gila!”
“Yayaya memang kau badak gila kan?”
“Awas kau tak akan kubiarkan lari lagi!”
Si pria berbadan besar itupun terpancing oleh kawanku yang aneh ini, kedua pria besar itu berlari menuju kearah kami dengan ekspresi yang sangat kesal. Namun Niko dengan sigap menarik tali yang dari tadi dipegangnya, dia menarik tali yang sudah tertanam didalam tanah itu dengan kencang menariknya kearah atas, dan tanah yang diinjak oleh kedua pria tersebut runtuh seketika.
“Apakah ini rencanamu dari awal!!!”
“HAHAHA!!! Kena kau” sambil memasang wajah yang licik
“Grr awas kau”
Lalu Niko menyuruhku untuk mengikiat kedua pria itu supaya tidak bisa bergerak lagi
“Nata ayo kita ikat mereka!”
“Tapi dimana talinya?”
“Tenang sudah kusiapkan hehe”
“Darimana kau menyiapkan ini!?”
Setelah kami mengikatnya Niko menghampiri dua pria itu
“Hei kalian berdua” ucap niko dengan nada sedikit keras
“APA! maksudmu semua ini” jawab salah satu pria itu
“Jangan ganggu Tiara lagi!!!”
Dengan nada yang kencang Niko melontarkan kata tersebut sontak membuat kedua pria itu terdiam.
“Kalian ini hanya pecundang yang beraninya melawan seorang gadis saja”
“Hoi jaga perkataanmu, aku bisa saja menghajarmu kalu kau tidak berbuat licik!”
“Licik? Itu strategi, ah sudahlah... AKUTIDAK INGIN BANYAK BICARA LAGI!!!”
“BLAK!”
Aku tidak menyangka kalau Niko akan menghajar salah satu pria itu, akupun berusaha mengehentikannya supaya dia tidak menghajar pria yang satunya lagi, namun akhirnya kami ketahuan oleh penjaga taman dan kamipun langsung dibawa ke kantor BP/BK untuk mengurus kejadian tadi, dan alhasil kami semua yang terlibat di kejadian taman tadi terkena skors 3 hari dan kami diberi tugas untuk membersihkan toilet di sekolah kami yang kira-kira kalau dihitung sekitar 10 toilet dan itu sangat melelahkan dan membuang energiku sangat banyak.aa

Kost Club!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang