Prolog

57 2 0
                                    

'Yang kalah adalah dia yang mengaku kalah, baik secara tersurat ataupun tersirat, dalam konteks apa pun. Baik itu sebuah pertemanan atau hubungan lainnya. Dan yang kalah harus menjadi babu untuk sang pemenang'

Perkataan itu selalu terngiang di dalam kepalanya. Entah kenapa efeknya sangat luar biasa-membuat perasaannya jungkir balik-untuk saat ini. Menyesal adalah kesalahan mutlak. Memang, otak dungu macam dia akan selamanya dungu. Tidak salah jika para guru selalu geleng-geleng kepala kepada sifat dan sikapnya.

"Gua kalah," katanya sembari mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga. Berani sumpah, jika teman-temannya melihat penampilannya saat ini, beberapa olokan pasti keluar dari mulut mereka.

Persetan dengan mereka, memikirkan perasaannya saat ini lebih penting daripada memikirkan olokan mereka.

"Pengakuan lo nggak akan sah tanpa adanya saksi," lawan bicaranya angkat suara. "Dan juga lo harus tahu, satu orang di antara kita mengaku kalah, itu akan berimbas kepada yang lainnya-"

"Gua paham!" potongnya. Karena sumpah demi apa pun, saat ini dia tidak ingin mendengar perkataan yang dulu mereka setujui.

"Jadi? Lo mengaku kalah karena-"

"Gua ada perasaan lebih sama lo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JAV VS JARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang