hari demi hari mereka lalui, banyak kisah yang telah terlewat. Selalu ada suka dan duka, setiap awal selau diikuti dengan akhir. Kehidupan memang memiliki sejuta misteri. Tak ada yang tahu dimana kita lahir, kapan dan dimana kita akan pergi. Kita tidak dapat memilih takdir mana yang ingin kita lalui, kita hanya bisa menempuh dan merasakan pahit asam manisnya kehidupan yang sudah tertera pada takdir. Kita tidak dapat menyalahkan takdir yang menyiksa diri, tapi kita bisa mengubah takdir menjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan dengan sedikit kerja keras dan doa.
"Ryuu... Ryuu kau kemana?" ucap seorang laki-laki yang tengah duduk di kursi roda miliknya.
"Aku ada disini. Ada apa kau mencariku?" ucapnya dari dalam dapur yang terdapat pada ruang inap Chiko.
"Aku ingin jalan jalan... aku boleh keluar? Aku sangat bosan disini..." ucapnya lirih.
"Istirahatlah.. kau tidak boleh terlalu lelah ko."
"Tapi aku bosan. Aku ingin berjalan jalan di taman itu," ucapnya sambil menunjuk keluar jendela.
"Tapi kau ingat kan apa kata dokter kemarin?"
"Ya aku ingat," ucapnya lesu "aku harus banyak-banyak istirahat agar cepat sembuh." Lanjutnya.
"Walaupun sebenarnya aku sudah pasti mati karena penyakit ini." gumamnya.
"Apa?"
"Tidak apa apa"
Karena merasa tidak mendapatkan izin, dia mencoba menguji nyalinya sendiri dengan nekat keluar ruangannya dan menuju taman yang diinginkannya tersebut. Tak butuh waktu lama untuknya mencapai tujuan, walau sebenarnya dia sedikit was-was jika ketahuan lagi oleh Haruka. Ya, dia sudah beberapa kali ketahuan kabur oleh Haruka dan mendapat omelannya. Memang seperti itulah Haruka dimata Chiko. Seperti seorang ayah.
Tangannya selalu memutar pegangan roda agar berjalan sesuai tujuannya. Semakin lama dia berkeliling taman tangannya terasa semakin pegal. Ia memutuskan untuk berhenti tepat dibawah pohon mapple yang cukup sejuk untuknya. Ia mengambil pulpen dan sebuah buku yang sedari tadi ia siapkan. Sejujurnya ia sangat ingin mengatakannya langsung tapi entah kenapa ia tidak bisa mengatakannya, mulutnya serasa kebas jika membahas masalah itu. Jadi dia memutuskan untuk menulisnya pada buku kecil itu saja.
Di sisi lain Haruka tengah mencari-cari Chiko yang menghilang entah kemana. Haruka tahu pasti dia sedang kabur lagi dan berkeliling rumah sakit. Hingga dua jam dia berputar mencarinya, tapi hasilnya nihil dia masih tidak dapat menemukannya. Hingga ia terhenti di sebuah tempat yang belum ia datangi. Taman, ya dia melihat seorang laki-laki duduk dikursi roda dibawah pohon maple. Padahal udara sedang dingin sekali. Tanpa pikir panjang ia langsung mendekatinya yang sudah jelas jika itu Chiko.
"Sudah ku bilang kan jika kau tidak boleh keluar dari ruanganmu, ayo kita harus segera kembali disini sangat dingin." Tanpa harus mendengar penjelasan dari Chiko, Haruka mendorong kursi roda itu menuju tempatnya. Tiba-tiba Chiko yang terlihat sedang tertidur menjatuhkan sebuah buku, beserta juga dengan kepalanya yang terlihat lemas tak ada tenaga.
"Ko, Chiko jawab aku... kau dengar kan? Chiko..." Haruka mengguncang Chiko berkali kali tapi tak ada respon. Dia semakin panik dan mencoba mengecek nadinya. Alhasil, dia menangis sejadi-jadinya. Chiko telah pergi. Tubuhnya sangat dingin. Ia melihat buku yang tadi dijatuhkannya dan melihat halaman yang terbuka itu. Ini adalah diary Chiko.
20 Januari 2017
Hari ini aku sangat senang... aku mendapatkan. nilai yang bagus aku sanagt bangga. Ini berkat sahabat baik ku Ryuu. Dia membantu belajar semalam. Sebenarnya aku iri dengan yang lainnya. Mereka bisa memamerkannya pada keluarganya. Sedangkan aku?? Orang tua ku kerja keras untuk ku, hingga jarang sekali mereka berjumpa dengan ku. Tapi ya sudahlah aku masih memiliki Ryuu sahabat baik ku.
12 Februari 2017
Hari ini kepala ku sangat sakit entah kenapa aku selalu merasa pusing bukan main bahkan aku tadi mimisan. Huhhh mungkin aku terlalu capek saja.
14 Mei 2017
Ku kira buku ini hilang ternyata ada diatas loteng hehehe. Hari ini aku mimisan lagi. Entah kenapa aku serasa tidak memiliki tenaga. Tapi biarlah aku sedang lelah.
Kemudian terlihat sebuah lipatan kertas. Ia pungut kertas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST RONIN: SHINIGAMI
Fantasy~ Haruka Nanase seorang ahli waris satu satunya dan kunci sebuah kutukan, yang tak sadar bahwa ia istimewa. pembantaian terhadap orang-orang terdekatnya memunculkan sosok asli Haruka Nanase yang selama ini tertidur lelap dalam sabuah alunan hidup p...