doll

517 36 1
                                    

Beruntunglah aku hanyalah sebuah miniatur peri yang dipajang di kamar seseorang. Dan sialnya orang itu adalah pria. Tampan.

Aku bukan sekedar boneka biasa, tepat saat tengah malam aku akan berubah menjadi manusia. Hanya satu jam.

Setiap malam aku bingung mau melakukan apa. Aku hanya bisa mengamati tuanku yang tertidur pulas dengan wajah rupawan miliknya.

Sebenarnya aku ingin membangunkannya dan mengajaknya berbicara, tapi nanti dia bisa saja pingsan ditempat dan parahnya mati karena terkejut.

Jadi aku diam-diam menyentuh wajahnya menilik hidung mancungnya dan bibir merah miliknya. Aku hanya menyentuhnya dengan telunjukku. Tidak lebih.

Sudah dua bulan aku melakukan semua itu sejak dibelinya dari toko. Awalnya aku sedih karena harus berpisah dengan teman-temanku, tetapi sekarang aku sudah terbiasa dengan kesendirian.

Aku sering melihat tuanku telanjang dada saat dikamarnya. Ini rahasia.

Perutnya memiliki enam kotak bentuk yang aku tidak tau namanya apa. Intinya dia sangat menawan. Lengannya juga kekar dan kokoh. Aku mencoba memegang lengannya, ternyata keras.
Dan aku sesekali mengelus perutnya yang memiliki banyak kotak itu saat dia tertidur tanpa kaos.

Aku melirik jam didinding kamarnya. Tiga menit lagi aku akan berubah menjadi benda mungil.

Tanpa melihat sekeliling aku bergegas menuju tempatku semula.

Sebelum aku pergi, tanganku dicengkeram kuat dan tubuhku limbung diatas tubuh tuanku. Tiba-tiba matanya terbuka dan berkata, "ternyata benar selama ini bukan sekedar mimpi. Kau sebenarnya siapa? Kenapa setiap malam ada dikamarku dan selalu mengamatiku saat tertidur? Bahkan kau juga menggerayangi tubuhku" detik berikutnya bibirnya berada diatas bibirku. Aku melebarkan mataku terkejut. Ini namanya apa?

Aku melihat kearah jam, sudah lebih lima menit dan seharusnya aku sekarang sudah berubah menjadi bentuk asliku.

Aku hendak beranjak dari atas tubuhnya tapi dia menahan punggungku.

Bibirnya belum berpindah dari bibirku. Lalu sekarang lidahnya juga ikut menguasai bibirku. Dia menggerakkan lidahnya lembut diatas bibirku, aku rasanya ingin mati. Bukankah aku juga benda mati?

"Kau siapa?" Ucapnya sekali lagi.

Aku mencoba menjawabnya. Tapi suaraku tidak bisa keluar.

Aku bisa berbicara, saat bersama temanku aku selalu membicarakan sesuatu yang tidak penting. Tapi kenapa dengan makhluk ini suaraku tidak bisa keluar?

"Kau bisu?" Dia bertanya karena melihat bibirku yang komat-kamit tetapi tidak mengeluarkan suara.

Aku mengangguk.

Sekali lagi ku lirik jam, aku ingin cepat kembali ke bentukku semula. Tapi sudah tiga puluh menit berlalu aku tetap menjadi manusia. Ini kenapa?
Gara-gara apa?

"Kau siapa sebenarnya?"

Aku menggelengkan kepala. Aku juga tidak tau siapa aku ini, tapi aku boneka.

"Kau bukan manusia?"

Aku menggeleng lagi. Artinya bukan. Tapi sepertinya dia menangkap lain.

"Kau manusia bukan?"

Aku menggeleng lagi.

Dia tampak terkejut dengan melebarnya kelopak mata miliknya.

"Tulis disini semua yang bisa kau tulis"
Dia menyodorkan pulpen dan buku kepadaku.

Aku menatapnya bingung. Aku mau menulis apa memangnya?

Ku raih pulpen dan buku itu.

"Tulis semua yang kau bisa"
Perintahnya.

JUNGKOOK IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang