2

4 0 0
                                    

Aku berjalan menuju dapur dan melihat bibi sedang mengaduk adonan kue, aku lalu menghampirinya "wah... bibi kau sedang membuat kue?" Ucapku semangat, aunt jiyeon selalu membuat kue yang sangat enak tidak heran jimin jarang membeli kue diluar karena dia lebih memilih kue buatan ibunya.

"Morning Ara... iya kau dan jimin sangat menyukai kue panekuk buatanku.." balas aunt jiyeon hangat, aku selalu memperhatikan bagaimana aunt jiyeon membuat kuenya dan terkadang aku praktek sendiri dan memberikannya kepada jimin sebagai kelinci percobaan dan dia selalu bilang bahwa kue buatanku tidak enak dan seperti racun, maka dari itu aku tidak pernah memberikan aunt jiyeon hasil kue buatanku.

1 jam kemudian....

Kue aunt jiyeon sudah matang dan siap untuk disajikan "Ara, kau panggil jimin dikamarnya.." ucap aunt jiyeon kepadaku yang kusambut dengan senyum lebar "tentu auntie!"

Aku menaiki anak tangga menuju kamar Jimin, karena hari ini libur semoga dia tidak pergi kemana -mana dan tetap diam dirumah agar aku bisa memandangi wajahnya yang tampan

Tokk... tokkk... tokkkk
"Jimin, apa kau didalam?"
"Ya kenapa?" Balasnya tanpa membuka pintu kamarnya "Auntie membuat kue kesukaanmu, sebaiknya kau turun kebawah." Lalu Jimin dengan cepat keluar dari kamarnya dan membuatku hampir jatuh kelantai tetapi dia dengan cepat memegang tanganku "sebaiknya kau tidak menghalangi jalan!" Aku mendesah mendengar ucapannya yang sudah jelas sekali bahwa dia yang menabrakku dan dia malah menyalahku "bukankah kau yang menabrakku jiminie" jimin langsung turun kebawah tanpa membalas perkataanku dan aku mengikutinya turun menuju ruang makan 

Jimin memakan kue buatan ibunya dengan semangat dan aku terus memandangi wajah tampannya dan bibir pinknya yang penuh, aku ingin sekali mengelus rambut hitam tebalnya dan memegang pipinya yang seperti kue mochi.

"Berhentilah memperhatikanku, makanlah kue punyamu" ucap Jimin memakan potongan kecil kuenya tanpa melihat kearahku dan kudengar Aunt Jiyeon terkekeh mendengar ucapan anakknya.

"Mom, kuemu memang yang terbaik."

"Aku tahu Jimin sayang, Mom bahagia kau dan Ara menikmatinya"

"Tentu Auntie! Kau yang terbaik" tambahku

"Mom, aku akan keluar untuk menemui client yang datang dari jepang." Jimin memeluk auntie keluar menuju mobilnya. Dia terus bekerja, tidak bisakah dia libur, rumah ini tanpa Jimin sungguh hampa...kepergiannya yang baru beberapa menit sudah membuatku sangat rindu. Aku sudah terlalu mencintai Jimin bahkan aku rela melakukan apapun untuk mendapatkan cintanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FEELINGS X Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang