hangat

8 1 0
                                    

.
.
.
Aku berjalan menyusuri koridor gedung pondok pesantren, aku berniat ingin melihat keadaan di asrama pondok ini. Tepat di samping sebelah kanan kelas santri putri, terdapat sebuah pagar besi sebagai pembatas antara asrama puteri dan putera. Kulihat santri  putera sedang mengisi waktu luang nya. Di pondok kami memang belum mengadakan kelas belajar. Mereka sibuk bermain sepak bola,ada juga yg bermain bola volly.

Aku tertawa melihat mereka bermain. Saking asyiknya, aku dikagetkan dengan sebuah bola volly yg tiba tiba muncul mengenai pagar pembatas.
"Alhamdulillah" syukur ku dalam hati sambil ngelus dada ku. Aku benar benar kaget. Untung saja tidak mengenai kepalaku.
"Afwan ukhti,gak papa kan?" tanya ikhwan yg menghampiriku. Segera ku tundukan pandanganku.
Deg

Deg

Deg
"Ada apa dengan ku?"ucapku dalam hati. Aku memejamkan mata sambil meremas ujung jilbabku yg kurasa sekarang sangat kusut sekali.
"Ukhti?" panggilnya.
"Ah ya."jawabku kaget.
"Ukhti kenapa? Sakit? Biar ku panggilkan salah satu pengurus pondok disini" tawarnya.
"Ah tidak,aku ingin kembali ke rayon saja, assalamualaikum". aku mengakhiri percakapan ini dan langsung berlari. Samar samar ku dengar jawaban salam darinya.

Aku terduduk di taman sambil mengatur nafasku. Aku masih memikirkan siapa ikhwan itu?
Mengapa sikap nya begitu hangat? Astagfirullah, segera ku hapus pikiran itu. Tiba tiba aku merasakan ada sebuah tangan menyentuh bahuku.
"Hey,kenapa?" ucap zahra.
"Iya nih, kenapa kok bingung gitu?. Kali ini Vena ikut bicara.
"Kalian ngagetin" ucapku kesal sambil mengerucutkan bibirku.

Iya vena ternyata orangnya sangat pemalu. Awalnya aku mengira dia tidak suka dengan kedatanganku. Karena baru kali ini aku mendengar dia berbicara setelah 2 hari aku di pondok ini. Aku tahu sifat pemalunya waktu kami sedang sholat berjamaah di masjid. Ketika itu vena berhalangan hadir, hingga akhirnya anin lah yg menceritakannya.

"Loh,kok tambah bengong gitu si?" tanya ulfa bingung.

Aku tertawa melihat tingkah mereka berempat yg menurutku benar benar lucu. Sampai akhirnya mereka kesal dengan tingkah konyolku.
"Aku gak pp,kalian lucu banget sih sampai khawatir gitu" ucapku di sela sela tawa.
"Ih kamu mah kepedean" sindir anin.
Diikuti kekehan sahabat sahabatku yg membuat ku benar benar kesal.

---------------------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang