tiga

17 2 0
                                    

Maaf kalo banyak yang typo.

***

Bima sudah rapih dengan seragam khas sekolahnya. Dengan senyum yang mengembang bima turun ke ruang makan.
"Abang gila ya"tanya gadis kecil yang berambut berponi dan panjang.

"Hah."

"Iya Abang lagian cenyum-cenyum cendili" gadis kecil itu memasukan roti berisi selai coklat ke mulut mungilnya.

"Iyalah Abang kamu kaya gitu, orang abang mau jemput pacar nya" sahut Karisa, Ibu kandung Bima.

Bima menarik bangku "Mending Sela cepet makannya tar Abang tinggal nih."

"Cabal Abang Cela juga lagi makan nih."

***

Lula duduk termenung di meja makan. Menatap meja yang penuh dengan banyak berbagai makanan. Sejak lahir Lula selalu saja ditinggal pergi kerja oleh kedua orang tuanya.

"Bik Mamah sama Papah kapan balik ke Indo bik?" tanya Lula.

Bik Inah membalikan badannya menghadap ke Lula. Terdapat raut sedih di wajah cantik Lula. Pasalnya sudah berapa lama Lula tidak bertemu dengan orang tuannya.

"Bentar lagi juga pulang Non, Non sabar aja yah" Lula tersenyum, walaupun senyuman itu hanya senyuman semata.

Dengan malas Lula keluar dari rumah, menunggu kekasihnya menjemputnya. Dengan diiringi music, Lula menunggu. Lula melihat jam yang terpasang si lengannya, ternyata sudah menunjukan pukul 06.30 WIB.

"Kak Bima mana sih, udah mau telat nih" gumamnya.

Lula menatap awan yang agak gelap, pertanda hujan akan turun hari ini. Lula melirik kekanan dan kekiri jalan tetapi, batang hidung Bima saja belum kelihatan. Sudah banyak anak-anak seusiannya yang sudah berangkat menuju sekolahnya. Lula menatap iri kepada mereka, mengapa mereka tampak bahagia. Sedangkan Lula? Hanya hari-harinya diisi dengan kesedihan, jika hidupnya tidak ada Bima.

Tak lama lamunannya buyar, mendengar suara motor berhenti dihadapannya. Lula sadar sekarang Bima sudah berada dihadapannya. Terdapat senyum yang mengembang diwajah Bima dan Lula.

"Kok lama sih" gerutu Lula. Dengan gemas Bima mencubit pipi Lula.

"Macet sayang, aku juga harus nganterin Sella dulu."

Mendengar penjelasan dari Bima, Lula hanya ber oh ria. Lula segera menaiki motor Bima.

"Siap?" Lula hanya mengaguk dan melingkari tangannya dipinggang Bima. Dan menaruh kepalanya dipunggung Bima.

Motor besar Bima menelusuri jalan. Dengan kecepatan yang sedang. Bima sedang fokus pada jalanan, sedangkan Lula sedang menikmati pemandangan di pagi hari. Walaupun pemandangannya selalu kendaraan yang satu sama lain saling menyahut dengan suara klaksonnya.

Tak lama motor Bima berhenti di parkiran milik sekolah. Lula segera turun dari motor Bima. Bima segera membuka helm dan merapikan rambut miliknya. Beberapa pasang mata kaum hawa memandang kagum Bima.

"Ayok" ajak Bima.

Setelah selesai merapikan rambutnya.  Tak lupa, Bima manggandeng tangan Lula. Kolidor sudah ramai dengan beberapa murid yang sudah hadir. Bima tidak peduli dengan gosip murahan yang selalu saja membicarakan tentang dirinya.

Hingga suara teriakan seorang siswa menghentikan perjalanan mereka. Bima menoleh kebelakang.

"Bim___Bim gw mau ngomong sama lo" ucap siswa yang wajahnya agak bule dan kulitnya yang hitam manis, juga tubuhnya yang tinggi besar.

youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang