Chapter 27

38 4 0
                                    

Bila tak ingin disini
Jangan datang lalu kau pergi
Biarkanlah hatiku
Mencari cinta sejati

🎈🎈🎈

Ada banyak cerita indah yang berakhir dengan miris. Banyak pula cerita getir yang berakhir juga tragis. Atau bahkan cerita menyedihkan yang berakhir dengan senyum menggerismis.

Banyak cerita yang tak terduga akan muncul kejaiban atau penyesalan. Banyak juga cerita yang di harapkan namun tak sesuai dengan apa yang di bayangkan.

Memohon adalah hal terbaik selama kita hanya memohon pada Dia yang kuasa. Pada Dia yang mengetahui segalanya. Memohon untuk seseorang tetap hidup dan tinggal.

Begitu juga dengan Rafa. Yang bisa di buktikannya saat ini adalah tangis dan juga doa. Dia tidak bisa banyak menolong.

Apa dia salah hanya diam ?? Tidak. Karena dalam keadaan seperti ini manusia mana saja sudah pasti tidak bisa berbuat apa apa, hanya berharap yang terbaik.

Apa yang harus dia lakukan ?? Tidak ada. Cukup mengharapkan yang terbaik dan meminta pada Tuhan memberi mereka kesempatan untuk yang kesekian kalinya.

Jika saja pendarahan itu tidak terjadi di otak. Jika saja kepala Alina tidak membentur keras bagian ujung koridor. Dan jika saja Alina tidak punya penyakit itu.

Rafa tidak akan sekalut sekarang. Di rasa sebagai sesorang dia tidak bisa berbuat apa apa melihat orang yang di sayangnya sedang kritis di ruang gawat. Meregang nyawa dengan pingsab berjam jam lamanya. Mengharapkan Alina siuman seperti sama halnya meminta Alina untuk pergi ke bulan.

Rafa menutup wajahnya dengan rangkuman kedua telapak tangannya. Ia cemas. Pasti. Dia rela harus meninggalkan rasanya untuk Alina asalkan Alina bisa kembali hidup bersamanya. Tetap menjadi sahabat selamanya pun tak apa. Asal kan ia bisa melihat Alina sehat seperti biasa.

Satu tepukan mendarat di bahu Rafa. Mencoba menenangkan Rafa yang sejak tadi terus terisak. Kedua orang tua Alina masih menempel erat di pintu ruangan Alina sejak tiga jam yang lalu para suster menutup ruangan untuk memberi pertolongan pada Alina.

"Raf" suara Dimas disamping Rafa terdengar seperti hembusan angin.
Rafa menoleh sekilas kemudian memalingkan mukanya lagi.

"Gue minta maaf, gue ga bisa jaga Alina"

Hanya pengertian dalam diam yang bisa di berikan Dimas untuk perasaan Rafa selama ini. Bukan berarti dia tak pernah tau apa apa.

Sebenarnya bukan juga salah Dimas. Tapi jika saja tadi dia tidak termakan emosi mungkin semuanya akan baik baik saja. Karena sekarang hanyalah tinggal sebuah penyesalan percuma. Karena semua sudah terjadi.

"Alina... Dia sakit apa ??" tanya Dimas membuat Rafa menoleh ke arahnya jengah.

Tanpa aba aba, Rafa tarik tangan Dimas berdiri dan di tariknya keras meninggalkan ruangan pekat dengan penuh airmata itu. Meninggalkan orang tua Alina, Gilang dan juga Ranti yang sama membekunya.

Cinta Yang Salah (CYS) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang