14. Pembohong

2.6K 321 5
                                    

Pagi yang awalnya terlihat cerah berubah menjadi mendung. Ramalan tentang cuaca hari ini sepertinya salah. Hari ini harusnya Seoul terlihat cerah namun sekarang mendung. Sepertinya langit mengikuti hati Irene yang juga mendung, sesuai dengan perasaan Irene yang selalu sedih.

Sudah sekitar kurang lebih 15 menit, Irene di sini menemui ibunya. Gadis itu pun memutuskan untuk pergi dari sini karena Irene merasa sebentar lagi akan hujan, Irene bisa menebak karena angin terus berhembus menembus tubuhnya dan juga mendengar gemuruh petir.

"Oh, Kau? Kita bertemu lagi," ucap seseorang ketika Irene beranjak berdiri untuk meninggalkan tempat itu.

Irene membeku ketika mendengar suara orang itu, baru saja ia membicarakan dirinya dan sekarang dia muncul seketika.

Oh Sehun.

"Siapa?" Irene pura-pura bodoh padahal jelas dia mengetahui siapa pemilik suara itu.

"Kemarin kita bertemu di pesta, aku minta maaf karena mungkin aku menganggumu kemarin. Aku hanya ingin membantumu malam itu."

Irene terdiam. Mereka canggung.

Gadis itu selalu berpikir kenapa dia selalu bertemu dengan Sehun secara tiba-tiba. Irene begitu tidak mengerti dengan takdir yang seperti ini.

"Kau—"

"Apa kau terluka kemarin malam?" tanya Irene memotong pembicaraan Sehun.

Sehun tersenyum mendengarnya, tetapi Irene merasa menyesal menanyakan itu. Pertanyaan spontan yang tiba-tiba di keluarkan dari mulut Irene. Bukti , kalau dia mengkhawatirkan Sehun. Sialan , Irene memaki dirinya sendiri.

"Ya, kupikir ini robek terlalu dalam," tukas Sehun berbohong.

Padahal lukanya hanya kecil dan sekarang sudah diobati dengan membaik.

"Oh? Benarkah ? Bagus kalau begitu."

Sehun mengernyitkan dahi lalu sedetik kemudian dia tertawa mendengar tanggapan Irene.

"Wah, kau sangat kejam. Wajahku yang tampan sekarang jadi terluka gara-gara dirimu tahu."

Irene berdeham.  "Itu pantas didapatkan olehmu, karena sudah mengikutiku dari belakang dengan diam-diam."

Irene pun mulai berjalan dengan bantuan tongkatnya, dirinya hampir menabrak Sehun di depannya sebelum Sehun menyingkir dari gadis itu.

"Tetapi aku kan sudah menolongmu."

Irene menghentikan langkah kakinya.

"Bagaimana dengan kopi untuk pagi hari?" sambung Sehun kembali berjalan mendekatkan dirinya dengan Irene.

"Sekarang?"

"Iya, kau mau?" Nada suara Sehun terdengar bersemangat ketika Irene menawarkan hal itu.

"Kopi tidak cocok untuk cuaca mendung," balas Irene dengan dingin.

"Sangat cocok. Kopi yang hangat cocok untuk cuaca apa—"

"Tetapi," Irene menyelak kembali ucapan Sehun dengan suara lantang , pria itu pun diam dan menunggu Irene melanjutkannya lagi. Gadis itu menghela napas, kepalanya menoleh ke arah Sehun meskipun matanya tidak menatap pria itu. "namamu siapa?" sambung Irene dengan serius di wajahnya.

Sehun diam dan tidak tahu harus menjawab jujur atau tidak.

"Siapa namamu?" Irene terus bertanya karena Sehun diam saja.

"Namaku adalah Robin."

Jantung Irene mencelos lagi, Sehun benar-benar pria pembohong. Irene sangat benci dengan pembohong seperti Sehun sekarang.

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang