[8] Tugas Sekertaris

5.4K 435 27
                                    

Votee dulu baru bacaa ^^

Aku tau benar bahwa tugas seorang sekertaris itu, ya melayani semua kebutuhan bosnya tapi kalau bosnya menyebalkan aku sih mikir mikir. Setidaknya itu yang aku mau, tapi apa mau dikata jika aku digajih olehnya.

"Sya, tolong ke ruangan saya"

Aku dengan langkah sigap langsung menuju pintu ruangannya dan kemudian masuk setelah mengetuk pintu.

"Sya, saya lusa kan mau ke Bali, kamu sudah siapakan semua yang saya butuhkan?" Tanyanya langsung.

"Sudah pa. Tiket, trasportasi dan hotel, semuanya sudah saya siapkan pa" sahutku.

Pa Pram memijit keningnya, "bagaimana ya sya, saya ga bisa pergi lusa. Ada urusan yang lebih penting. Kamu bisa kan atur ulang waktu keberangkatan saya?" Tanyanya dengan gampang.

"Maksudnya gimana pa?"

"Kita kan rencana ke bali lusa, hari Rabu, nah saya mau kamu atur ulang aja waktunya jadi hari Kamis pagi. Meeting kita kan siang. Jadi masih keburu kalau kita berangkatnya pagi" jelasnya.

Aku hanya mengangguk lemah. Hancur sudah semua khayalan aku akan curi waktu buat santai di pantai. Kalau berangkatnya pagi dan meeting nya siang. Berarti aku tak punya waktu untuk bersantai walau hanya sekedar liat dada bule yang pelukable .

Hiks, sedih nian nasip anakmu mak. Padahal kemarin aku sudah beli dress cantik bunga bunga untuk ku pakai main pasir di pantai.

"Sya...sya...kamu dengar kan kata kata saya?"

"Eh, iya pa" sahutku.

"Kamu itu, saya ga bayar kamu buat melamun ya!" Ucapnya tegas.

"Maaf pa" sahutku masih dengan nada kecewa. Lagi lagi karena tugasku sebagai sekertaris, maka aku harus menurutinya.

Setelah aku keluar dari ruangannya si bocit, tubuhku segera merosot di kursi. Rasanya aku jadi tak semangat melakukan apapun. Lagi lagi mood ku rusak gara gara bos.

Saat aku masih menatap kosong ke arah laptopku, tiba tiba John datang menghampiri mejaku.

"Bos ada kan?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

Aku jawab dengan anggukan.

"Lagi bad mood ga doi?" Tanya lagi.

Aku mengangkat bahu.

"Gue mau masuk nih, ada yang perlu gue diskusikan. Takutnya doi lagi ga mood kan gue bisa ditelan bulat bulat"

Aku kembali mengangkat bahuku.

"Gue rasa disini yang lagi bad mood tuh , elo deh sya"

"Banget John. Jadi lo kalo mau masuk, silakan aja. Bos jinak ko kayaknya" sahutku masih malas malasan.

"Yah, ga asik lo ah. Semangat dikit dong" ucapnya menyemangatiku, "lagian ya gue denger gosip lo sya" John coba memancing.

"Gue lagi males denger gosip murahan John"

John terkekeh, "gue yakin kalau lo ga denger sekarang, lo bakal kaget belakangan"ucapnya sambil berlalu dan mengetuk pintu ruangan si bocit, lalu dia hilang ditelan pintu itu.

Aku kembali mengangkat bahuku acuh. Sekarang yang bisa membuat moodku kembali baik adalah bisa melihat gocan yang tiba tiba menghampiri mejaku dan berkata,...

"Selamat pagi"

Dengan cepat aku mendongak dan Ulalaaaaaaa . Tuhan itu memang baik, disaat hambanya meminta dan saat itu langsung dikabulkan.

"Pagi" sahutku dengan senyuman manis ala Rere.

"Bapa Pram nya ada?" Tanyanya dengan sopan.

Astaga, suaranya sekseh sukaiseh banget, body oke, pasti perutnya ala roti sobek, kemeja yang slim fit dengan dibalut jas dan yang terakhir, rambutnya yang dipomade rapi. Tipe Rere banget lah pokoke.

"Pa Pram ada dan sedang ada tamu, maaf dengan siapa?" Tanyaku lagi.

"Saya Lionel Smith dan saya sudah membuat janji dengan Pa Pram lewat Resya, sekertarisnya" jawabnya dengan mengerlingkan matanya.

OMG, dia tampan tapi kutarik kembali kalau dia tipe seorang Rere. Aku anti cowo ganjen macam dia. Hampir saja aku bergidik ngeri membayangkan kalau dia mengerlingkan matanya pada setiap wanita yang iya temui, iyuehh!

"Owh, iya saya ingat. Silakan anda duduk dulu di sofa itu pa, saya akan memberi tahu pa Pram" ucapku sambil tersenyum simpul. Mungkin hanya berupa kedutan kecil pada kedua ujung bibirku.

"Terimakasih nona Resya" jawabnya lagi lagi dengan senyuman lebar.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan dengan segera aku langsung menghubungi pa Pram jika dia kedatangan tamu yang sudah dia tunggu.

Tak menunggu waktu lama untuk melihat John keluar dari ruangan Pa Pram dan aku segera menghampri laki laki yang bernama Lionel ini.

Aku melihat dia sedang fokus pada ponselnya dan hanya sepersekian detik aku sempat mencuri lihat ke layar ponselnya yang menampilkan foto seorang perempuan dengan memakai bikini. Oh, Ya Tuhan...apa orang ini termasuk laki laki mesum?? Aarrgghhh aku semakin ilfil padanya.

"Maaf Pa Lionel, anda sudah ditunggu oleh Pa Pram di dalam. Mari saya antar" ucapku.

Dia tampak tersenyum padaku, sebelum akhirnya mengangguk dan kemudian mengikutiku menuju ruangan Pa Pram.

"Mari pa, silakan masuk" ucapku mencoba sopan.

"Terimaksih Resya" jawabnya sambil menatapku dari atas hingga bawah dan ujung bibirnya tertarik untuk membuat senyuman yang menurutku sangat menjijikan.

Entahlah, mungkin jika aku tidak tau kalau dia seorang laki laki mesum, aku dengan senang hati menerima senyuman itu tapi ini, tidaakkk. Aku tidak ingin berlama lama berada di dekatnya, bisa tergigit virus yang sama dengannya.

"Sama sama pa, saya permisi" jawabku.

"Loh, kamu tidak ikut menemani kami di dalam?" Tanyanya bingung.

Alisku mengerut dan aku langsung menatap si bocit dan kalian tau apaa?? Dia mengangguk.
Tentu saja Rere, kamu harus berada disini, siapa yang akan mencatat point penting dari pembicaraan mereka. Lagi lagi ini karena tugas seorang sekertaris.

Selama 30 menit aku berada di sini dan aku merasa jika lirikan dari Lionel ini menelanjangiku dan terkadang dia mengerlingkan matanya padaku. Sumpah demi apapun, aku eneg liat wajahnya itu. Entah fantasi apa yang dia buat tentangku di dalam pikiran kotornya itu tapi yang pasti itu pasti sangat menjijikan.

Aku duduk dengan tidak nyaman, sesekali aku melihat ke arah jam yang melingkar ditanganku, waktu terasa merangkak lamban. Dengan kehebohan kecil yang aku ciptakan ini, akhirnya bosku yang tidak sensitif ini merasa terganggu dan dia menyuruhku untuk menunggu di luar saja. Tentu saja aku dengan senang hati keluar dari neraka ini, rasanya seperti menghirup udara bebas ketika pantatku mendarat sempurna di kursi singasanaku. Walau aku sempat melihat raut kekecewaan dari wajah Lionel, ish amang gue pikirin!

Lupakan tugas sekertris, sekarang mari makan saja.

******

Lagi khilaf kemaren,  tumbenan nulis agak panjang dari biasanya..hohoo

Vote dan komen deh yaaw..

Untuk BCM msh belum bisa Up dulu yak. Tangan aku lagi kumat ini, sakit banget sumpah buat ngetik. Hiks

Maacih ya

Banjarbaru, 14 Nov 17

 

Me vs You (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang