0.2

26 13 9
                                    

"Mengapa hati ini selalu menangis ketika mendengar namamu?"





______________________________________

Bisa aku rasakan tetes demi tetes bulir air dingin itu membasahi telapak tanganku. Mataku terpejam  menikmati sensasi dingin nan  menggelitiknya. Sesekali aku hirup aroma hujan sore ini. Begitu nyaman dan menenangkan.

Jiwa yang tadinya seakan kering sekarang terasa begitu teduh didalam.  Rasa penat yang menempel berhari-hari  menghilang begitu saja. Hati yang semula dingin untuk sesaat terasa hangat.

Kedua ujung bibirku yang jarang tertarik ke atas sekarang seakan mengembang saat dirasa bulir-bulir air yang berjatuh semakin deras.
Baru saja aku akan menarik tanganku yang menjulang ke atas tadi, tiba-tiba suasana yang begitu damai itu terganggu.

"Kak, ojek payung kak?" Tawar seorang anak kecil berkaos abu-abu dan celana pendeknya yang nampak kotor.

Aku langsung memasang ekspresi datar dan berkata.

"Enggak dek."

"Ayo dong Kak! Pacar Kakak udah nungguin di rumah lho!"

"Engggakk dek."

"Tapi kata nenek saya lho Kak, anak gadis gak baik-baik lho kalo diluar trus pas hujan-hujan kayak gini."

Stop, hubungannya air hujan sama gak baik-baik ini tuh apa? Dia kira aku gampang sakit gitu? Helo, aku bukan anak kecil yang gampang sakit ya!

"Maksudnya?"

"Ntar susah nyari jodoh kak." Jawab anak kecil itu sambil nyengir. Dan spontan aku hanya bisa diam. Serta wajah paling datar aku pasang.

Sebentar. Sejak kapan anak cewek kalau nunggu hujan reda itu susah nyari jodoh? Halo?! Ini cuman mitoskan? Seingetku aku gak pernah tuh denger hal semacam ini.

Belum sempat aku membalas ucapan anak kecil itu tadi, tiba-tiba ada seseorang disampingku berkata.

"Tarifnya berapaan dek?" Tanya orang berjaket hitam disampingku. Spontan aku langsung menoleh. Orang itu nampaknya antusias untuk mengunakan jasa ojek payung yang anak kecil itu lakukan.

Anak kecil tadi yang semula tengah membujukku langsung ikut menoleh sepertiku. Wajahnya langsung bersinar dan sumringah.

"Cuma lima ribu kok kak!" Jawabnya antusias.

"Oke deh kalau gitu." Segera anak kecil itu menyerahkan payung biru dan dengan sigap cowok yang berdiri di dekatku membukanya. Segera ia langsung menerobos hujan dengan payung itu diikuti anak kecil tadi.

                          

                                ***

Andien: kampret

Dengan penuh kekesalan aku menulis sebuah pesan umpatan di sebuah grup yang aku yakini isinya orang-orang tak beres. Terkecuali aku. Oke?  

Tak selang lama kemudian ada yang membalas.

Petita : ehhhh seloww ae mbak
Petita: sore" kok malah kumat

Alesa: he eh
Alesa: Andien kurang belaian

Andien: kampret lo pada

Alesa: oh :v
Alesa: salah aku apa beb? Emang tadi aku nampar kamu terlalu keraskah???

Petita: hikssss
Petita: qaqa didin jahwat:((

Alesa: emang ad ap sih?
Alesa: lho kok kyk abis kejedot batu satu ton?

Aku langsung menarik kedua ujung bibirku ketika mengetahui ada yang perhatian padaku ketika mengumpat tadi.

Andien: kalo lo mau nraktir gue bubur ayam satu minggu gue baru mau ceritain

Alesa: kamvrettt
Alesa: minta abang lele aja sono
Alesa: ya gk pet?

Petita: yoyoy
Petita: kan babang lele slalu ada buat Andien

Andien: -_-

Seketika itu juga mood-ku yang mulai membaik langsung turun drastis.

Alesa: eh beneran lo din
Alesa: bang lele nanyain lo kemana seharian
Alesa: abis lo off sih

Andien: hp gue ketinggalan di hati lo al
Andien: ditambah kunci buat masuk ke hati elo di colong ama bang gaga
Andien: jadinya ya gue tinggalin :v

Petita: oh tidaks
Petita: hayolo al
Petita: susah jodoh lo ntar

Alesa: maksud lo pet?
Alesa: gaje tau gak
Alesa: lo juga din
Alesa: gak jelas -_-

Andien: gue mah enak
Andien: mau pacaran tinggal milih
Andien: hehe
Andien: kalo kalian mah engga
Andien: naik gunung himalaya dulu baru boleh pacaran :b

Petita: hmmm
Petita: maap mbak
Petita: pdnya bisa dikurangi dikit gak?
Petita: jadi gatel pengen nelpon satpol pp nih

Alesa: helahhh
Alesa: si didin aja blom bisa move on
Alesa: gimana mao pacaran?

Petita: owh
Petita: iya juga sihh
Petita: hmmmm siapa namanya al?
Petita: gue lupa :v

Alesa: itu lo
Alesa: hmmm
Alesa: pokoknya huruf depannya sama kyk punya gue
Alesa: apa ya pet?

Petita: ahmad soediro?

Alesa: bukann

Petita: anang hermanto?

Alesa: bukan:v

Petita: al ghazali?

Alesa: tidakss

Petita: hmmmm
Petita: siapa ya? Kok gue lupa

Alesa: ahmad dani?

Petita: ahaa

Alesa: benaran ahmad dani?
Alesa: ckckckckck
Alesa: seleranya didin om"

Petita: bukan bukann
Petita: kalo gak salah ........

Alesa: apa apa pet????

Petita: Alam?

Seketika itu juga aku langsung melempar hpku ke kasur. Dan sejurus kemudian aku memegang jantungku yang serasa berdenyut.

Sakit. Batinku sambil menahan air mata.

.
.
.
.
.
.
.

Tbc.





______________________________________

Yeay! Update!

Ada yang masih nunggu kelanjutan cerita inikah?

Jangan lupa vote ama komennya ya guys biar aku tambah semangat nulisnya :))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang