Sheira POV.
"Kau bocah pembawa sial! Jangan sesekali panggil aku ibumu! Kau hanyalah sebuah kesialan!!"
Kenapa ibu membentakku? Ibu membenciku ya? Dan aku hanya bisa meringsut mendengar omongannya, hati ini terasa tertancap sabit maut sang malaikat. Sakit tapi tak berdarah.
"Aku sudah muak dengan bocah sialan sepertimu!!"
.
.
."Hhh..hh..hhh" berasa seperti bermimpi akan diriku yang sangat terpuruk tak ingin lagi kembali kemimpi itu, aku terjengit dari tempat tidurku dengan napas yang tersengal-sengal.
Mimpi itu lagi...
Aku berusaha untuk menetralkan kembali jalan pikiranku, kemudian menuju ke meja disamping kiriku sekedar mengambil air putih untuk mengaliri tenggorokanku yang serasa kering.
Teringat insiden dua hari yang lalu, tentang lemari yang kutemukan disebuah ruangan. Tak tahu juga lemari itu ternyata bisa terbuka dibaliknya, tiada pencerahan yang ku dapatkan. Hanya sebuah ruangan yang cukup luas, gelap dan dingin dibalik pintu lemari.
Dan yang menganehkan disini, aku semakin jelas mengingat tentang video yang dituduhkan oleh lelaki keparat itu. Tidak.. ini semakin jelas terbayang diakalku seperti kejadian itu sungguh nyata.
Ibu.. apakah dia begitu membenciku?
Jujur, yang teringat didalam memoriku ini semua tentang perlakuannya terhadapku yang sungguh tak mengenakkan, mengingat dia yang sengaja mengeluarkan kata-kata kotor itu terhadapku sungguh menyesakkan dada.Tapi yang membuatku bertahan hidup sekarang karena ucapanmu...
'Ibu akan kembali menjemputmu.. tunggulah sebentar...'
Aku sangat-sangat yakin bila itu akan terjadi, karena mengingat kejujuran yang dia keluarkan dari setiap kata yang dia lontarkan.
Tapi keyakina itu sekarang semakin sirna.. sudah sepuluh tahun ku menunggu, tapi dia tak kunjung datang.. sampai sekarangpun aku masih tak yakin apakah dia masih ada di dunia apakah telah lenyap ditelan bumi.
"Cih.. tak penting sekali ku memikirkan orang yang bahkan akupun tak tahu dia memikirkanku atau tidak!" Gumamku kembali meletakkan gelas yang mungkin sedikit retak akibat genggaman erat yang ku tekankan.
Aku melangkah keluar dari kamarku menuju ke perpustakaan yang beruntungnya letaknya tak terlalu jauh dari arah kamarku. Yap, rumah yang besar miliknya ini mempunyai beberapa ruangan khusus untuk buku-buku yang telah dibelinya, tak tanggung-tanggung.. dia membelinya sekalian rak buku yang cukup tinggi menurutku, tapi entahlah.. atau karena tubuhku yang terlalu kecil ini, hingga mengira rak yang ada diruang itu cukup tinggi buatku.
Dan benar saja, aku menemukan jin tak dikenal sedang duduk manis sambil membolak-balikkan buku yang ia baca. Sudah dua hari ini aku juga tinggal bersamanya, dia itu makhluk yang sangat-sangat menyebalkan! Tak seperti awal-awal pertemuan.. dia bersikap sok manis, sok nurut, sok baik, sok tampan tapi emang tampan. Tapi setelah beberapa jam kemudian sifat aslinya langsung muncul.
Haaah.. ya sudahlah, apa yang ku harapkan dari makhluk yang mengaku sebagai pengawalku itu.. ini sangat menyebalkan!
Tapi tak apa.. aku akan memanfaatkannya untuk keluar dari rumah terkutuk ini. Karena jujur saja, sudah 1001 cara kulakukan untuk keluar dari rumah keparat ini.. tapi usahaku semua sia-sia. Sepertinya dia memiliki roh yang juga mengawasiku dari setiap gerak-gerik yang kulakukan!Yap.. benar sekali roh itu ada dimana-mana! Dari mulai sudut rumah yang diatas, semak-semak dan bahkan dibalik cerminku. Terkecuali dikamar mandi, sungguh roh yang jinak.
CCTV..
Itulah kata-kata yang pada umumnya dikatakan oleh sebagian orang.. oh.. tidak aku tak yakin karena disepanjang hidupku aku hanya menemukan dua orang yaitu ayah keparat dan makhluk menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Live Is Perfect Moment
General FictionAdakah seseorang yang tak mengenal sama sekali apa itu dunia? Dan adakah seseorang yang pantang menyerah walau beberapa kali ia merasa tersakiti? 'Sheira Allasya Lionalya' Sang tokoh utama dalam cerita, seperti namanya ia sangat pemberani, suka terh...