Dito

13 1 0
                                    

Pedih. Saat ini yang dirasakan mata Dewa. Potek. Hatinya Dewa. Mengapa begitu sakit melihat Anna dengan lelaki lain? Padahal, Dewa bukan siapa siapa Anna.

"Kenapa gua sakit ngeliat lu sama lelaki lain? Kenapa? Gua baru ketemu lu beberapa hari ini. Masa gua suka sama lu? Kenapa? Kenapa gua sendiri ga tau apa yang sebenarnya gua rasain?"

Dewa menjambak rambutnya pelan.

"Mungkin lu suka sama dia"

Deg.

Dewa terkejut, menoleh dan mendapati seorang sahabatnya sedang duduk disampingnya.

"Gentar?"

Gentar hanya menoleh sambil senyum.

"Yakali dia bisa baca pikiran gua"batin Dewa.

"Lu gak mungkin sendirian kayak gini, apalagi muka lu nunjukin kalau lu lagi broken heart" ucap Gentar sambil merapihkan rambutnya ke atas.

"Apaan sih lu? Broken broken? Makan tu sroken!"seru Dewa.

Gentar mengerutkan alisnya"Sroken? Sroken apaan?"

"Itu kalau nyapu kan selain pake sapu, kita pake sroken"jawab Dewa datar.

Gentar berpikir sejenak.

"Serokan bego! Ett! Kocak!" Ucap Gentar sambil menoyor kepala Dewa.

Dewa hanya tertawa lepas, seakan ia lupa kalau saat ini ia sedang sedih.

Gentar, orang yang bisa membuat Dewa lupa akan kesedihannya selain mamanya dan Nayla, adiknya.

"Ke kelas yuk Wa?"ajak Gentar

"Mau ngapain?"

"Kan mau bel masuk ege! Lu mau telat masuk kelas? Hah!"ucap Gentar

"Yok,lah."

Mereka pun masuk kedalam kelas mereka yang berada di lantai 1.

============================

KRINGG!!!

Suara bel yang di tunggu tunggu anak sekolah.

X-IPA 1

"Na, pulang bareng yuk?"ajak Aurel

"Ayuk aja sih gua. Tapi lu yakin gak ada yang ngajak lu pulang?"ucap Anna.

Aurel mengerutkan alisnya "gak ada sih kayaknya"

"Yaudah ayuk"

Anna dan Aurel pun berjalan menyusuri anak tangga dan lorong sekolah hingga sampailah di depan pagar.

"Rel, itu yang di depan pagar itu siapa ya? Kalau dia nunggu jemputan, Kok gak pake seragam sekolah sih? "ucap Anna sambil tersenyum.

Aurel memicingkan matanya untuk melihat siapa orang itu

"BANG DITO!!!!!" Seru Aurel

Aurel langsung berlari dan memeluk cowok yang berkulit sawo matang.

Cowok tersebut langsung membalas pelukannya dengan mengusap usap rambut Aurel. Dia, Ardano Dito Danesha, kakak Aurel.

"Hai" ucap Dito.

Aurel melepas pelukannya dan memukul lengan atas Dito.

"Kampret lu! Lu dateng ke sekolah gua, dan seenaknya lu say hai ke gua sedangkan lu udah dua tahun gak ngurusin gua!. Kemana aja lu? Hah!"ketus Aurel sambil memukul mukul lengan Dito.

Dito nyengir sambil menggaruk kepalanya "hehe, sorry. Kuliah gua gak kelar kelar. Mata kuliahnya dapet C- mulu. Eh dua bulan yang lalu gua berusaha keras supaya nilai gua A. Dan pada akhirnya.."

"Pada akhirnya apaan sih?"ucap Aurel menunggu sambungan katakata kakaknya.

"Gua..dapet...A!!! Walau A- hehe. Tapi gua jadi bisa pake toga deh"lanjut Dito.

Aurel menitikan air matanya "Lu..lu udah wisuda? Gue..gue.." Aurel tidak bisa meneruskan katanya karena ia terseguk seguk menangis dan dia pun memeluk abangnya lagi. Dan melepaskannya lagi.

"Lu di amerika, duit darimana sampe bisa pake toga?"tanya Aurel.

"Lu masih inget kan sama teman gua yang bareng berangkat ke amerika, si Syarif?"

Aurel mengangguk.

"Gini.."

Flashback On.

"Rip, udah dua bulan keluarga gua gak ngirim uang, sedangkan duit gua udah tinggal dikit"ucap Dito

"Iya sih"

Syarif berpikir sejenak, dan..

"Aha! Kita jual makanan asia aja"

"Yakin bisa laku?"

Syarif menepuk bahu Dito "Yang penting kita usaha dulu. Kalau laku atau enggaknya, itu masalah belakangan"

Flashback Off.

"Jadi, kesini sininya laku kok jualannya"ucap Dito.

"Ehm"ucap Anna berdeham.

"Masih ada orang lain"lanjut Anna

"Eh yampunn, gua sampe lupa kalau gua sama lu. Kenalin ini Dito, kakak gua."ucap Aurel

Anna dan Dito pun saling menjabat tangan.

"Anna"

"Dito"

Dan melepaskan lagi jabatan tangannya.

"Yuk pulang!"ajak Dito

"Bang Dito, Anna ajak ya? Soalnya tadi gua yang ngajak dia duluan,kan gua gak tau kalau lu mau jemput"pinta Aurel.

"Yaudah, iya."

Next Chapter!
VOTE AND COMMENT!

Gan & Gan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang