Aku Lebih Memilih Berhenti

641 40 52
                                    


Sebelum aku memulai usahaku, dulu aku pernah bekerja sebagai satpam.

Pekerjaan itu cukup menyenangkan menurutku.

Hingga malam itu, aku meutuskan untuk berhenti dari pekerjaan ini.

*****

Malam ini, aku yang mendapat shift malam sendirian.

Seperti biasa, aku menjaga gedung pabrik ini di pos penjagaan dengan enam layar di dinding.

Aku sudah biasa bekerja sendirian di malam hari, jadi aku pikir, aku sudah terbiasa dengan gangguan-gangguan mahluk halus yang usil.

Namun ternyata tidak.

Sekitar pukul 1 pagi, dari layar CCTV, aku melihat seseorang sedang berjalan di wilayah penjagaanku.

Aku terpaksa menghentikan kenikmatan secangkir white coffee yang baru saja aku seduh, dan segera pergi menuju tempat yang ditunjukkan dalam layar tersebut.

CCTV nomot empat berada di belakang gedung. Tempat ini tidak terlalu gelap karena ada beberapa lampu kecil yang menerangi tempat ini. Tapi, disini tidak ada siapapun. Aku sudah mencarinya ke setiap tempat. Namun, hasilnya nihil.

Yang membuatku heran adalah belakang gedung ini dilindungi oleh dinding kokoh setinggi dua meter dengan kawat listrik di atasnya.

Tidak mungkin ada orang nekat melewati dinding yang berbahaya itu.

Lalu, dimana orang tadi.

Aku menyerah. Aku kembali ke posku sambil memantau setiap tempat yang aku lewati. Kemungkinan aku bisa menemukannya dalam perjalanan. Dan tetap saja, orang itu tidak terlihat.

Aku kembali menyeruput white coffee setiba di pos sambil duduk di kursi empuk yang memiliki sandaran.

Satu kali seruput, aliran kopi mengaliri dimulutku. Dua kali seruput, kanikmatan mejalar di tenggorokanku.

Tiba-tiba, sesosok siluet kembali terlihat di layar monitor. Kali ini terlihat di CCTV nomor enam yang berada di depan gedung. Tempat itu tidak terlalu jauh dari pos ku, aku segera beranjak dan menghampiri tempat itu.

Dan setiba di lokasi yang ditunjukkan, sakali lagi orang itu berhasil melarikan diri.

"Sial!" desisku kesal.

Aku kembali ke posku dengan tangan kosong.

Kambali duduk dikursi empukku.

Kembali menyeruput white coffee hangatku.

Kambali menatap enam layar di dinding dengan penuh cermat.

Tiba-tiba...

Sebuah kepala muncul di salah satu layar, kepala seorang wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah kepala muncul di salah satu layar, kepala seorang wanita. Sentak saja aku langsung kaget dan melocat dari kursiku, mundur dan merapat ke dinding.

Kepala wanita itu menghilang dari layar, meninggalkan ketakutan dan kengerian padaku.

Jantungku berdru kencang dengan nafas yang menggebu.

Tiba-tiba, ada yang menepuk pundakku dari belakang.

Aku yakin di belakangku adalah dinding.

Untuk memastikan, aku menoleh ke arah tangan itu.

Wajah wanita yang hancur berada di sana. Berambut panjang namun beberapa bagian telah terbakar. Mata kirinya memutih dan mata kanannya tidak ada, hanya lubang kosong yang berdarah. Wajah wanita itu terlihat seperti kepala ikan yang dipanggang.

Seketika nafasku berhenti, dan aku pingsan, terjerembab tak sadarkan diri.

Paginya,aku mendapat teguran dari bosku karena tidur saat bekerja, namun aku memilihberhenti dari perusahaan itu.

Creepy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang