Tetangga

159 17 7
                                    

Seorang wanita tinggal di sebelah rumahku. Dia dari desa yang mengontrak rumah itu.

Suatu hari, tetanggaku itu tewas bunuh diri. Ia mengakiri hidupnya dengan gantung diri.

Jasatnya di bawa ke rumah sakit untuk otopsi.

Namun malamnya, kami sekeluarga mendengar suara tangis dari tumah itu. isakan menyayat yang membuat seluruh tulang bergetar.

Kejadian ini tidak terjadi satu hari saja, namun tiga hari berturut-turut.

Pada hari keempat, utusan dari tumah sakit datang kerumah kami. Ia mengatakan kalau wanita itu memalsukan namanya dan ia meminta pertolongan kami untuk mencari nama sebenarnya. Ayahku mengindahkan permintaan itu dan mencoba membantu.

Namun pada malam harinya, seseorang mengetuk pintu rumah kami. Ayahku membuka pintu, namun tidak ada siapapun. Ayahku masuk dan menutup puntu tersebut.

Tidak sampai sepuluh menit, pintu kembali diketuk. Ayahku keluar namun ia tidak mendapati apapun diluar. Ia kembali masuk dan mengunci rapat puntu utama.

Tak lama berselang, pintu rumah kembali diketuk. Ayahku tidka mau membuka pintu karena ia yakin ada yang tidak beres.

Ketukan pada pintu depan berhenti. Tapi, berganti dengan pintu belakang. Keluargaku tidak membuka pintu sama sekali.

Ketukan berganti di setiap jendela rumah kami. Ketukan terus terdengar di setiap jendela silih berganti.

Ayahku kesal, ia membentak. "Siapa kau!?"

Dari luar, terdenagar suara wanita. "To....lo...ng..."

Suara itu terdengar sayup dan menusuk telinga, halus yang tidak wajar.

"Jangan ganggu kami!" bentak ayahku lagi.

"To...lo...ng..." suara wanita itu terdengar di depan rumah.

Kami tetap tidak memperdulikannya.

Terror itu berlangsung hamper empat jam. Hingga pukul 2 pagi, gangguan itu berhenti.

Pagi harinya, aku menemukan sebuah kertas di teras rumah.

Disana tertulis:

Maaf jika aku mengganggu kalian.

Aku hanya ingin meluruskan masalah mengenai namaku.

Namaku sebenarnya adalah ****** dari desa *****

Sampaikan pesan ini pada pihak rumah sakit.

Dan pastikan jasatku kembali ke kampung halamanku.

Terima kash.

Ayahku segera menelpon pihak rumah sakit dan memberitahukan identitas sebenarnya tetanggaku itu.

Sesaat kemuadian, aku melihat sosok tetanggaku itu di depan rumah sebelah. Ia tersenyum ke arahku sembari mengucapkan terima kasih tanpa suara, lalu menghilang setelahnya.

 Ia tersenyum ke arahku sembari mengucapkan terima kasih tanpa suara, lalu menghilang setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Creepy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang