ㅡsembilan

606 121 17
                                    

alarm dari ponsel guanlin sudah berulang kali berbunyi, tetapi sang pemilik sama sekali tidak menghiraukannya. persetan dengan semua tugas dan kelas yang ia lewatkan, yang jelas sekarang ia hanya ingin mengistirahatkan dirinya.

menghibur seorang gadis yang tengah patah hati ternyata bukan perkara mudah. lai guanlin contohnya, semalaman ia membujuk chou tzuyu hingga gadis itu mau makan walau hanya beberapa suap. karena usaha kerasnya itu, hari ini ia memilih untuk membolos kelas pagi dan melanjutkan tidurnya.

ponsel guanlin berdering lagi, suara rapper favoritnya memenuhi satu ruangan, membuatnya mau tidak mau harus mengangkat telepon tersebut.

"ha–"

"HEH LAI GUANLIN, LO DIMANA SEKARANG? CEPETAN WEI, LO NGGAK INGET HARI INI ADA KELAS PAGI? BURUAN!"

"good job, jeon somi. kuping gue sakit," kata guanlin sambil mengusap telinganya sendiri. "gue bolos lah, lagi asik bertigaan sama bantal guling."

"bangsat, makanya kalo malem tidur, jangan begadang main mulu!"

"iya iya, thanks for your morning bacot. gue mau tidur lagi."

"yaudah serah lo. btw tadi lo dicari bang mingyu, gatau ada apaan."

"yaudah, tengs ye. gue mau lanjut tidur, see you—tut."

baru saja guanlin hendak meletakkan ponselnya, tiba-tiba sebuah notifikasi masuk.

bang mingyu: ayo latian
bang mingyu: tempat biasa ntar sore

"dan bahkan setelah ngancurin anak orang, dia masih bisa sesantai ini," gumam guanlin sambil mengetik balasan untuk seniornya itu.

guanlin: oke.

-

bagi guanlin mengiyakan ajakan mingyu bukan berarti guanlin berada di pihak mingyu. sejujurnya guanlin merasa kecewa pada seniornya itu.

selama ini mingyu selalu mengatakan hal semacam, "kalo lo sayang sama cewek, lo harus bisa ngejaga perasaan cewek itu." tapi yang dilakukan mingyu adalah kebalikan dari kata-kata sendiri.

bagi guanlin, kim mingyu adalah orang yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri. tapi apa yang dilakukan mingyu membuat guanlin berpikir dua kali untuk itu.

"loh, kok cepet amat lin?" tanya jeon wonwoo yang kini sudah berada di sebelahnya. berhubung baru sedikit yang datang, guanlin akhirnya memilih untuk duduk di tribun sembari menunggu mingyu.

"iya nih, bang. lagi gaada kerjaan juga gue di kos."

wonwoo hanya mengangguk, "gue denger denger, mingyu putus sama juwi?"

guanlin mengangguk.

"juwi itu anaknya cengeng banget, apa-apanya nangis. gue yakin banget sekarang ini pasti dia lagi nangis."

guanlin hanya diam, mendengarkan wonwoo berbicara.

"ck, mingyu itu goblok. dia rela ngebuang berlian demi sebiji jagung. dia rela ninggalin tzuyu yang udah sekian lama dia perjuangin cuma karena dia sayang sama hani."

"lin," panggil wonwoo, guanlin segera menoleh pada seniornya itu. "jagain tzuyu, ya. gue tau kalo rasa sayang lo ke dia itu nggak main main. bahagiain dia, jangan buat dia sedih."

guanlin mengangguk mantap, "pasti bang, gue janji."

wonwoo lalu bangkit dari tempatnya, sambil menepuk pundak guanlin ia berkata, "gue percaya sama lo."

-

PANJANG KAN INI EHEHEHEH

heàrtbreak girl-guanlin÷tzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang