3. Tutor Musik

5 2 0
                                    

Andaikata Musik dapat mengubah segala hal, mungkin aku akan menjadi orang pertama yang menenggelamkan diri. Karena aku tidak suka dengan hal berbau musik. Terutama orang yang mencintai musik. Tetapi semua berubah saat kamu datang dan memperkenalkan ku dunia musik.

♥♥♥

Bagi Cayna, hari ini adalah hari tersial. Bertemu dengan mata pelajaran seni bidang musik tak ada bedanya seperti bertemu dengan Valak di negaranya. Musik merupakan neraka bagi Cayna. Entah harus bagaimana lagi Cayna belajar musik. Jangankan belajar alatnya, musiknya pun Cayna tidak berkenan. Musik jenis apapun tidak ada yang terdaftar di handphone Cayna. Mungkin Cayna bisa di bilang kuno.

Cayna berjalan menuju ruang guru. Tak lama saat bel pelajaran berbunyi, Cayna di beritahu oleh adik kelas bahwa dirinya di panggil Bu Sri di ruang guru. Bu Sri merupakan guru seni bidang musik di kelas XI. Cayna mengetuk pintu ruang guru lalu setelahnya masuk dan berjalan ke arah meja Bu Sri. Berat rasanya saat dirinya melangkahkan kaki. Terlihat ada seorang lelaki yang duduk di hadapan Bu Sri. Cayna tak bisa menebak apa yang dilakukan lelaki tersebut. Yang terpenting adalah, Cayna harus bisa bersikap biasa saja di depan Bu Sri.

"Pe-permisi.. Ibu memanggil saya?" Tanya Cayna gugup.

Bu Sri dan lelaki tersebut pun menoleh ke arah Cayna. Cayna membulatkan matanya saat tahu siapa lelaki tersebut. Keyno.

"Iya. Silakan duduk." Ucap Bu Sri.

"Kamu tahu kenapa saya panggil kesini Cayna?" Tanya Bu Sri.

Cayna menggeleng pelan. "Tidak, Bu."

Bu Sri membuang napasnya pelan. "Nilai musik kamu saat UTS minggu kemarin masih di bawah rata rata. Memangnya kamu tidak belajar?" Tanya Bu Sri. Cayna sudah bisa menebak. Pasti masalah musik.

"Be-belajar Bu.." Ucap Cayna masih dihiasi nada gugup.

"Baiklah. Mulai sekarang kamu harus mempunyai tutor musik." Kata Bu Sri akhirnya.

Caya mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk "Tutor Musik?"

"Iya. Dan tutor musik kamu adalah Keyno."

Kata kata yang barusan keluar dari mulut Bu Sri membuat Cayna terkejut bukan main. Tutor musik? Keyno? Permainan macam apa ini?

"Tapi Bu? Kenapa harus Keyno? Kenapa gak Gafri aja? Gafri kan jago musik juga." Cayna mencoba untuk membantah.

Cayna mendengar Keyno membuang napasnya kasar.

"Tidak bisa. Keyno dan Gafri itu beda kapasitas. Keyno berbakat di bidang yang berbau musik, seperti alat musik, musik, dan tanda tanda yang di pakai saat bernyanyi. Sedangkan Gafri hanya pandai bermain musik." Jelas Bu Sri.

"Bu, tapi saya gak mau kalau tutornya itu dia." Ucap Cayna sambil menunjuk ke arah Keyno.

"Emang lo doang yang gak mau? Gue juga kali." Kata Keyno akhirnya. Ternyata keputusannya sama dengan Cayna.

"Tidak bisa. Sekarang kalian boleh keluar dari ruangan saya." Mau tidak mau, Cayna dan Keyno pun beranjak dari meja Bu Sri.

"Kenapa harus lo sih?" Tanya Cayna saat mereka berdua sudah keluar dari ruang guru.

"Gak tau. Kenapa juga harus gue yang jadi tutor musik orang bodoh kayak lo." Keyno meninggalkan Cayna sendiri di depan ruang guru. Kata kata tersebut seolah olah merendahkan diri Cayna.

Dengan rasa kesal, Cayna pun ikut meninggalkan halaman ruang guru tersebut. Cayna menghentakkan kakinya dan tanpa sadar dirinya menabrak seseorang.

"E-eh. Maaf." Ucap Cayna.

"Iya- eh? Cayna? Lo kenapa disini?" Cayna mengedipkan matanya. Ternyata orang yang di tabrak Cayna adalah Gafri.

"Gue mau ke kelas." Ucap Cayna enteng.

"Lo gak salah? Kelas lo kan ke arah barat? Kenapa lo belok ke arah timur? Lo mau ke kelas gue?" Cayna baru sadar, ternyata dirinya salah belok.

"Jadi gue salah ya?" Tanya Cayna sambil menggaruk kepalanya.

"Iyalah. Makanya kalo lagi jalan tuh jangan mikir kemana mana dulu. Jadi kayak orang aneh kan tuh." Gafri terkekeh melihat tingkah Cayna.

"Yaudah deh. Gue balik ke sana. Dah..." Setelahnya, Cayna pun berbalik arah menuju barat. Sebenarnya Cayna tengah menahan malu. Cayna terlalu fokus ke emosinya sampai sampai, jalan saja salah arah.

Saat memasuki kelas, Cayna yang awalnya memang sudah pusing, di tambah pusing karena ulah teman sekelasnya. Begini nih kalau tidak ada guru, pasti kelasnya ricuh.

"WOI ADA TUGAS!" Teriak Cayna kencang membuat kelas yang tadinya berisik menjadi hening tidak ada suara sama sekali.

"Apaan tugasnya?" Tanya Beni yang terkenal nakal.

"Tugasnya adalah, gue disuruh catet siapa aja orang yang tadi buat keributan di kelas XI.8." Ucap Cayna dan setelahnya, teman sekelasnya pun langsung duduk di tempatnya masing masing dan berpura pura membaca buku. Kalau Cayna disuruh mencatat anak murid yang berbuat keributan, itu artinya mereka yang membuat keributan akan di giring ke ruang BK.

Cayna menghela napas melihat teman temannya sudah duduk di tempatnya masing masing. Tapi mata Cayna tertuju pada salah satu gerombolan anak cewek yang sedang ketawa ketiwi.

"Bukan cuma yang buat keributan aja yang bakal gue catet. Tapi yang suka melanggar peraturan. Yang suka bawa alat make-up dan yang suka bikin geng gak jelas." Seketika, gerombolan anak cewek tersebut langsung membuang napasnya pasrah.

"Lo kenapa sih? Kerjaannya marah terus. Kalau gak dapet peringkat umum yaudah. Gak usah di lampiasin ke anak sekelas juga kaleee." Ejek Rani, cewek alay dari salah satu fansbase nya Keyno. Rani adalah leader dari geng di kelas XI.8

"San. Ambil buku poin di tas gue. Catet siapa aja tadi yang buat keributan dan yang bawa make-up." Ucap Cayna. Tidak memedulikan apa yang di ucapkan Rani barusan. Sandra pun langsung menuruti apa kata Cayna. Karena, Sandra adalah wakil ketua kelas XI.8 dan sudah jelas Cayna lah yang menjadi ketua kelasnya.

Aksi catat mencatat poin pun sudah selesai. Sekarang Cayna tinggal melaporkannya ke guru BK. Kalau Cayna sudah menyebutkan kata 'Catat Poin' teman sekelasnya pun langsung diam sampai pulang sekolah. Tidak ada yang berani membuat keributan lagi.

Karena jam pelajaran pertama adalah pelajaran IPS, dan kebetulan gurunya pun sedang tidak ada, Cayna berniat membaca buku novelnya sampai jam pelajaran kedua di mulai. Tetapi niatnya itu gagal karena ada salah satu murid yang berani mengganggu Cayna.

"Cay. Ada Keyno." Kata Sandra.

"Yang namanya Cayna gue tunggu di ruang musik sekarang. Kalau gak dateng, gue bakal lapor ke Bu Sri." Cayna yang mendengar ucapan tersebut pun membuang napasnya untuk yang kesekian kalinya. Seperti robot, Cayna langsung menuruti apa yang di ucapkan Keyno. Sandra yang melihat hal tersebut pun bingung.

"Cay..." Panggil Sandra. Teyapi Cayna tidak memedulikannya.

"Lo telat 3 menit." Ujar Keyno saat Cayna sudah sampai di ruang musik.

"Apaan sih. Udah cepet mau belajar apa ini?" Ucap Cayna malas.

"Gak belajar apa apa. Gue cuma mau nentuin waktu tutor aja. Jadi gue bakal jadi tutor lo setiap hari. Pulang sekolah lo harus susul gue di ruang musik. Gue bakal tunggu lo selama 30 menit. Kalo gak ada gue bakal cabut dan laporin lo ke Bu Sri kalau lo gak dateng. Ngerti?" Jelas Keyno.

"Tapi setiap hari Jum'at gue ada eskul Basket putri." Ujar Cayna.

"Ya itu sih urusan lo." Keyno menaikkan kedua bahunya. Lalu beranjak meninggalkan Cayna sendirian di ruang musik.

'Cobaan apa lagi ini Ya Tuhan' Batin Cayna.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

♥♥♥

Haiiiii. Dikit yaa Ceritanya? Hehehe. Maaf ya soalnya lagi mager ngetik. Trus failnya lagi gak ada:v jadi takutnya rusak yaudah deh aku dikitin aja hehehe.

Maaf yaa kalo ada typo:v

Annyeong♡

Key'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang