Part 1

411 37 76
                                    

"Chinen-sama, sesuai pesan Baginda Raja sebelum wafat, sedikit demi sedikit kerajaan kita semakin kuat dan luas, hanya tinggal satu kerajaan yang belum kita takhlukkan, Kerajaan Nakajima..."

"Aku memang ingin segera menghabiskan kerajaan itu..tapi mereka sangat kuat.. Jendral, segera siapkan semua pasukan untuk berlatih setiap hari!!" seru sang putra mahkota yang sekarang sudah menggantikan posisi ayahnya.

"Pekerjakan semua rakyat untuk membuat alat perang dan ikut berperang.." tambahnya
"Bagi yang menolak, bunuh di tempat!"

Chinen Yuri, sang putra mahkota, adalah seorang pemimpin yang sadis.
Apapun dia lakukan demi menguasai seluruh wilayah.
Rakyat pun tidak menyukainya, seorang pemimpin diktator dan otoriter, kesejahteraan rakyat tidaklah dia lihat.
Terjadi kesenjangan yang sangat besar antara rakyat biasa dan petinggi-petinggi kerajaan. Dan karena itu juga, pada pejabat ikut memperlakukan rakyatnya semena-mena.

***

Sedikit perkenalan dengan kerajaan Chinen.
Baginda Raja adalah Chinen Takeshi, yang lebih sadis daripada putranya, Chinen Yuri. Dia gugur dalam pertempuran melawan kerajaan Yamada. Namun nyawanya tidak sia-sia karena kerajaan Yamada pun akhirnya tunduk pada kerajaan Chinen.

Sang Permaisuri bernama Chinen Miki, sifatnya sangat bertolak-belakang dengan Chinen Takeshi. Dia sangat mencintai rakyatnya, tapi dia selalu ditekan oleh Takeshi dan akhirnya dipenjarakan oleh suaminya sendiri.
Chinen Miki pun menghabiskan hidupnya di penjara sebelum akhirnya meninggal karena sakit.

Chinen Ryoko, sebelumnya bernama Yamada Ryoko, adalah putri tunggal kerajaan Yamada. Sebelum kerajaan Yamada jatuh pada kerajaan Chinen, kerajaan Chinen mengadakan pernikahan kerajaan dengan cara yang licik, dan setelah Ryoko menikah dengan Yuri, perlahan-lahan kekuasaan kerajaan Yamada direbut, dimana Raja Yamada dan Raja Chinen keduanya tewas.

***

"Ryoko-sama"

"Hai...."

"Ini makan siang anda..." sang dayang mengantarkan makan siang pada Ryoko

"Arigatou, Daichan..."

Ryoko tidak diperbolehkan keluar dari kamarnya oleh Yuri.

"Ryoko-sama...maaf, saya ingin bertanya..."

"Ada apa, Daichan?"

"Mengapa Ryoko-sama tidak melawan dan kabur?"

"Tidak ada gunanya melawan dan kabur, sejujurnya aku kasihan pada Chinen-sama.."

"Kasihan?"

"Dari kecil dia dibesarkan di keluarga seperti ini...kekuasaan dan harta...aku merasa dia seperti anak kecil yang sama sekali tidak mengetahui apa itu kasih sayang dan cinta... tidak ada satupun orang yang menyayanginya, semua bersikap baik padanya hanya demi kekuasaan dan harta... dia pun seperti ini agar dilihat dan dihormati orang..." jawab Ryoko sambil menumpuk piring makanannya.

"Anda tidak marah padanya? Chinen-sama yang membuat ayah anda tewas dan anda sekarang seperti ini..."

"Aku marah..tapi marah pun tidak membuat semuanya lebih baik..." jawab Ryoko sambil tersenyum
"Arigatou, Daichan..."

Dayang yang bernama Daiko itu pun mengambil piring makan siang Ryoko, membungkuk memberi hormat dan berdiri untuk meninggalkan ruangan.

"Ryoko-sama, saya rasa ada satu orang yang menyayangi Chinen-sama... anda-lah orangnya..." kata Daiko sambil tersenyum

Ryoko hanya menundukkan kepalanya.

***

Ryoko POV

Mungkin aku gila...
Ya gila...
Aku bisa melihat kebaikan dari seorang Chinen Yuri... kebaikan yang selalu ditutupi dengan sikap diktator dan otoriternya...

Aku pernah melihatnya mengunjungi ibunya yang dipenjara...
Itu terjadi saat dia belum mengurungku di kamar ini...
Saat itu aku sering mengunjungi penjara wanita, membawakan bahan-bahan untuk rajutan...
Aku tidak tahu kalau Permaisuri juga dikurung, aku melihat Chinen-sama mengunjunginya dan saat itu pula aku ditangkap dan dikurung di ruangan ini.

Sudah hampir satu tahun aku menjadi istrinya..
Dia sama sekali tidak pernah menengokku di kamar ini. Ditambah sekarang aku tidak boleh keluar, mungkin dia sudah lupa padaku..

Kepergian sang permaisuri karena sakit memberi pukulan tersendiri pada Chinen-sama.
Sehingga sebagian besar keputusannya berasal dari pejabat disekitarnya yang hanga menginginkan kekuasaan dan harta..
Ya, aku dengar itu semua dari balik dinding kamarku ini...

Tapi dibalik semua ini aku yakin, pria itu masih punya hati...

End of Ryoko POV

***

"Daichan, bolehkah aku minta tolong padamu??"

"Apa Ryoko-sama??"

"Tolong mintakan ijin pada Chinen-sama... apakah aku boleh keluar sebentar?? Bahan rajutanku habis... aku tidak akan keluar istana, aku cuma mau pilih warna di tempat para dayang...."

"Baiklah, nanti coba saya sampaikan kepada kepala dayang untuk meminta ijin pada Chinen-sama"

Ryoko menyenderkan tubuhnya pada tembok yang tipis itu.
Dia melihat sekelilingnya, semua warna pink..

"Apakah tidak ada warna lain.. sakit mata aku membuat rajutan dengan warna pink saja..."

Ya, Ryoko membuat banyak rajutan karena dia mempunyai waktu kosong yang sangat banyak..
Kenapa pink? Karena itu warna kesukaan Chinen-sama.

Tidak berapa lama.....

"Ryoko-sama, Chinen-sama memberi ijin" bisik Daiko di depan pintu.

"Yokatta ne..." dan Ryoko pun bersiap mengambil tas untuk mengambil beberapa gulung benang.

Di ruangan lain...
Chinen Yuri dan para pejabat beserta panglima perang sedang mengadakan rapat

"Chinen-sama, minggu depan kita bisa menyerang kerajaan Nakajima!"

"Bagaimana rencanamu, Jendral?"

"Chinen-sama?? Chinen-sama?? Apa anda mendengarku??" tanya salah seorang pejabat setelah menceritakan strateginya

"Ah, iya.." Chinen Yuri terlihat melamun sambil melihat ke arah gudang perlengkapan para dayang.

"Chinen-sama??"

"I-iya......."

"Anda melamun..." bisik penasihat kerajaan

"Apakah kita punya dayang baru? Itu yang memakai kimono merah" bisik Chinen Yuri pada penasihatnya

"Tuan! Itu istri anda! Anda lupa?"

"Ah iya...aku tidak melihatnya dengan jelas..." jawab Chinen Yuri

"Aku punya istri secantik itu? Sejak kapan Putri Ryoko menjadi cantik seperti ini??"

TBC



Ide cerita ini muncul setelah author menonton Shinobi no Kuni..
Jujur, baru kali ini menulis ttg kerajaan, semoga bisa diterima

Conquering Your Heart (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang