Matahari menyengat tapi tidak mengurangi kegiatan lapangan yg sedang di lakukan semua siswa dan siswi SMA Nusa Citra. Kegiatan upacara di hari senin memang sudah menjadi kegiatan yg wajib di sekolah manapun. Dan mau tidak mau semua siswa dan siswi pun harus mengikutinya bahkan para guru pun patut mengikuti kegiatan tersebut.Di baris kelas XI tepat nya di barisan perempuan,terlihat Azrina,Lena,dan Kalista sedang mengibas-ibaskan tangan mereka ke wajah cantik mereka. Terutama Azrina,wajah nya banyak sekali mengeluarkan keringat dan wajah nya sedikit pucat. Tadi,saat Azrina akan memakan bekal nya bel masuk sudah berbunyi dan dengan terpaksa ia tidak memakan bekal nya dan memilih untuk langsung ikut baris berbaris. Mungkin inilah efek dari ia yg belum sarapan. Perut nya belum terisi apapun.
"Az ke uks aja yuk. Gue khawatir sama lo. Liat muka lo pucat banget dah."ucap Lena sembari mengusap keringat Azrina.
Azrina menggeleng. "Aku masih kuat kok. Bener deh. Lagian aku pengen liat ketua pelaksana ngomong tentang anak anak yg akan mengikuti MOS hari ini."
Kalista menggeleng. "Enggak bisa. Daripada lo pingsan disini. Lagian lo udah sering denger ka Aulian ngomong Az. Gak usah lebay."
"Tapi gue pengen denger dia berpidato. Gue pengen liat pidato dia sama enggak kaya waktu kita MOS dulu."Azrina menjawab dengan nada kesal.
Lena dan Kalista hanya bisa menggeleng. Sedangkan Azrina hanya acuh dan terus memperhatikan kegiatan di depan dengan tangan yg masih setia mengipas kipas wajah nya yg lebih keringat.
Saat pembawa acara menyebutkan nama Aulian sontak membuat semua siswi heboh. Terutama Azrina. Dia sangat antusias sekali dan ia seolah lupa dengan hawa panas yg menyerang tubuh nya. Semua itu seakan lenyap saat melihat wajah tampan dan manis milik Aulian.
Aulian memulai pidatonya dengan memberikan senyum terbaik nya. Tahun ini ia di beri kepercayaan kembali oleh ketua osis untuk menjadi ketua pelaksana kegiatan Masa Orientasi Siswa yg diikuti oleh 150 orang yg terdiri dari laki laki dan perempuan. Saat Aulian membuka pidato nya,Azrina masih terlihat baik baik saja bahkan ia sempat tersenyum lebar saat Aulian menatap nya. Namun,ketika bagian isi dari pidato tersebut tiba tiba pandangan Azrina berkabut. Blur seketika. Dan ia merasakan sakit yg luar biasa pada kepalanya. Kaki nya lemas. Dan ia akhirnya terjatuh menimbulkan bunyi yg cukup keras membuat semua mata tertuju padanya. Teriakan memekakkan telinga berasal dari Lena dan Kalista yg tentu saja shock melihat Azrina yg tiba tiba pingsan.
Petugas PMR berlari mengambil tandu namun dengan sigap laki laki tampan mengangkat tubuh sedikit berisi milik Azrina dan membawa nya ke UKS di susul Lena dan Kalista. Tapi,sebelum Kalista beranjak ia sempat melirik Aulian yg masih berdiri mematung di depan lapangan dengan tatapan marah. Kalista juga menatap tajam perempuan yg ada di samping Aulian yg ia ketahui sebagai wakil dari Aulian selama menjadi ketua pelaksana,lalu Kalista pergi begitu saja menyusul Lena.
Azrina saat ini sudah tertidur pulas setelah tadi ia sadar dan langsung diberi makan dan obat oleh Lena dan Kalista. Lena memandang kasihan wajah sahabat nya itu yg terlihat pucat. Ia sungguh menyesal tidak memaksa Azrina tadi saat ia menolak untuk di bawa ke UKS. jika saja tadi ia memaksa mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.
Laki laki yg menolong Azrina tadi adalah teman Aulian. Meski bukan teman dekat namun mereka teman satu kelas. Reno Fernandian. Ia terkenal pendiam namun ramah dan baik hati. Ia memang sempat di gosipkan menyukai Azrina. Namun,gosip itu langsung lenyap saat Reno memberitahukan bahwa ia berpacaran dengan teman satu kelasnya. Melihat tadi membuat Kalista dan Lena mengetahui bahwa Reno masih mempunyai rasa terhadap Azrina tapi ia dapat menyembunyikan nya dengan baik.
"Kal pokoknya lo gak boleh keceplosan soal kak Reno yg bawa Azrina kesini bukan nya kak Aulian."ucap Lena.
"Bodo amat. Gue kesel len. Biar aja Azrina tau,biar kak Aulian di diemin sama Azrina."jawab Kalista kesal.
Lena menjitak kepala Kalista. "Lo harus bisa jaga perasaan sahabat lo sendiri."
"Sakit tau. Habisnya gue kesel len. Dia itu pacarnya. Tau cewek nya pingsan,di depan mata dia,dia malah bengong nurut apa kata tuh cewek ganjen ketimbang nolong pacar nya sendiri. Kak Aulian tuh bener bener bego tau gak."Kalista mengucapkan nya dengan menggebu gebu dan emosi.
"Iya gue tau. Tapi,lo harus-...
"Jadi yg angkat gue pingsan tadi kak Reno bukan Kak Aulian?"itu suara Azrina.
Kalista dan Lena menengok kearah Azrina dengan pandangan yg sulit di artikan. Kalista menyesal ia berbicara sekencang tadi. Pasti Azrina terbangun karena mendengar suara nya.
"Az gak seperti yg lo bayangin. Lo denger penjelasan-...
"Gak ada yg perlu di jelasin kal. Gue udah denger semua yg lo bilang. Gue cukup tau aja."jawab Azrina lalu memilih berbaring kembali namun ia membelakangi kedua sahabat nya ini,tak lama kemudia bahu nya bergetar. Ya,Azrina menangis.
Kalista dan Lena menghembuskan nafas pelan. Seperti inilah Azrina. Jika ia merasa di buat kecewa pasti ia akan menangis. Namun,dia juga akan cepat melupakan. Di balik semua itu masih ada luka yg ia pendam sendiri tanpa ia ingin membagi nya. Termasuk membagi nya kepada Aulian. Ia tidak pernah melakukan itu semua untuk mengurangi rasa luka di hati nya.
Aulian dia diam mematung di luar UKS. Ia mendengar semua percakapan antara tiga sahabat tersebut. Hati nya sakit mendengar tangis wanita nya terdengar begitu saja di telinga nya. Ia tau,ia sudah membuat kesalahan lagi saat ini. Dan ia menyesali itu.
"Sayang,maafin aku."gumam Aulian.
^^^^^
Jangan lupa vote+komentar 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Teen FictionSebisa mungkin kamu bertahan meskipun banyak sekali hal hal yg membuat mu ragu untuk bertahan^^