jangan menangis

875 33 8
                                    

*kamar ara*

"arghhh....kenapa sih nasib gue bisa kaya gini!!"

Tok..tok..

"ara,kamu kenapa sayang?kamu baik-baik aja kan?"sembari membuka pintu

"ara baik-baik aja kok ma"

"ara mama tau kamu lagi nangis,mama juga sebenarnya nggak mau kali kamu harus pisah sama teman-teman kamu"

"hmm.."sambil sembunyi dibalik selimut

"ara nanti mama bakalan usahain ngomong sama ayah kamu biar kamu nggak usah pindah"

Dengan senangnya ara langsung keluar dari selimut

"beneran ma?makasih mama,mama emang mama ara yang paling baik"sambil memeluk mamanya

"iya ara,yaudah mandi gih trus turun makan yah"

"iya ma"

--

Saat ara keluar dari kamarnya ara mendengar ada yang sedang berdebat,ara pun segera turun untuk melihat siapa dibalik perdebatan itu,ternyata suara itu berasal dari kamar mama dan ayahnya

*kamar*

"ayah,kamu lihat anak kamu dia sedih banget karna harus pisah sama teman-temannya"

"ayah tau itu,tapi kita nggak bisa nolak!!!dan kita harus segera pulang kebandung!!!"

"tapi kamu nggak kasihan apa liat anak kita nangis dikamarnya!!"

"aku?aku kasihan tapi kalo kita nggak segera pulang ke bandung,ayah akan dipecat,kalo ayah dipecat kalian mau makan apa ha?!!!"

"mama juga tau itu,tapi coba aja kamu bisa ngertiin perasaan anak kamu sedikit aja,apa kamu pernah?"

"dasar!!!"

Saat ayah ara ingin menampar mamanya ara langsung masuk dan berteriak

"ayah!!!cukup ayah ara yang salah harusnya ara yang harus ditampar jangan mama,ara yang salah ayah"teriak ara dan menangis

"ara sayang"panggil mamanya dan berlari memeluk ara

"sayang kamu nggak salah"

"ma jelas-jelas ini salah ara,mama nggak boleh nangis nggak boleh cenggeng cukup ara aja yang cenggeng ma"

"nggak mama nggak nangis,yaudah kita makan aja yuk"

"iya ma"

Maaf yah aku baru bisa upload cerita,jangan lupa tinggalkan jejak🐾

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cinta para muserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang