Pandangan Mata

8 0 0
                                    

Matahari tepat di atas kepala. Angin menari nari dengan riang membuat daun melambai lambai karnanya. Bahagia, semangat, sedih bahkan kecewa bersatu dalam satu suasana. Entah apa yang membuat orang dapat merasakan itu semua. Bagaikan daun yang mengikuti arus sungai, tak memiliki daya untuk melawan arus. Atau bagaikan kertas polos yang jika di berikan warna hitam, ia juga menjadi hitam, jika warna merah ia pun menjadi merah. Dan begitu seterusnya hingga dia sadar bahwa ia terperangkap dalam siklus yang sebenarnya sederhana. 

Priiiiiiiiittttttt.......... Priiiiiiiiiitttttt.........

Suara melengking dari sempritan wasit berbunyi menandakan pertandingan volly berakhir, sekaligus menjadi pertanda waktu makan siang telah tiba.

Hal wajar dalam pertandingan ada yang menang dan ada yang kalah. Ada yang sedih ada yang bahagia. Ada yang kecewa dan ada yang bangga.

Afkar adalah orang yang tahu betul bagaimana ekspresi dari orang orang ketika sedih atau senang. Itu karena dia adalah panitia dokumentasi, jadi hal wajar dia tahu karena terlalu seringnya ia mengambil gambar orang orang sekelilingnya.

Afkar menutup lensa kameranya dan merebahkan dirinya di bawah pohon taman sekolahnya. Dengan beralas rumput hijau dan langit biru yang tertutup dedaunan pohon  Afkar si anak anti sosial ini menikmati suasana alam yang mengajaknya ke dunia mimpi.

Afkar menutup mata perlahan hingga ia terlelap. Dan tanpa sadar dia mendengkur. 

Daun gugur berayun ayun menuju wajah Afkar. Takterduga, daun yang elok di pandang itu masuk tepat di lubang Afkar, yah lubang mulut.

Peristiwa itu lantas membuat dengkuran Afkar yang awalnya berirama teratur menjadi kacau balau. Daun itu mengganggu pernafasan Afkar sehingga ia terlihat seperti hendak mati. 

yah... jika Afkar mati karena keselek daun ketika tidur, sungguh tragis hidup tokoh utama kita ini. Yang hidupnya tidak lebih dari satu setengah chapter.

Tiba-tiba muncul tangan putih mungil menyelamatkan Afkar dari akhir yang tragis. Afkar yang kesadarannya mulai pulih melihat sekilas tangan putih mungil tersebut dan melihat punggung seorang gadis yang menjauh darinya. gadis putih, seputih susu dengan tangan dan kaki yang mungil namun indah di tatap. Rambut yang terika seperti ekor kuda, tak panjang namun juga tak pendek. Tepat melewati batas pundak, berwarna coklat dan bersinar ketika di terpah cahaya lembut sang surya. 

Seketika mata Afkar terpaku dan terpukau oleh gadis itu. Barulah garis selidik matanya berhenti ketika gadis mungil itu berbelok .

Sungguh ironis. Afkar adalah orang yang cuek sehingga ketika ia memutuskan berbaring di bawah pohon, ia tidak sempat melihat sekitarnya. Padahal gadis mungil yang membuat wajangay memerah dan pandangannya terpaku itu, tepat berada di balik pohon itu. Gadis mungil tadi terkejut ketika mendengar dengkuran Afkar, sontak ia menutup buku yang dia baca dan melihat Afkar yang sedang tersedak daun.

Sebenarnya sebelum ia menolong Afkar, ia Dengan bibir tipis yang manis, berwarna merah mudahnya tersenyum melihat Afkar. Sungguh kasihan Afkar yang tidak dapat melihat senyum dari gadis mungil.

Afkar bangun dengan kesadaran penuh melihat situasi sekita. sepi hanya ada beberapa kucing yang melintas. Afkar mulai mengamati sekitarnya dan betul saja di dekat pohon yang ia tempati berbaring, terdapat origami berbentuk burung berwarna biru. Sungguh terampil tangan yang melipatnya. Origami itu rapih dan kelihatan indah ketika di pandang.

Afkar masih penasaran dengan sosok gadis mungil yang ia lihat tadi. Ia beranggapan origami itu pasti dari Si gadis mungil yang menolongnya. Afkar melihat dengan seksama Origami tersebut, dan betul saja di balik sayap sebelah kanan dari origami itu terdapat tulisan yang berkata "Untukmu yang hanya dapat kupandang". Seketika wajah Afkar memerah menahan malu. ini kali pertama Afkar mendapat surat dari seorang gadis, yah walaupun hanya satu kalimat, namun itu sudah cukup untuk membuat Afkar terus memikirkannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 25, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kebetulan ?Where stories live. Discover now