satu01

279 20 6
                                    

Namaku Selenia,aku berumur 15 tahun,sama seperti remaja lainnya ,aku sekolah di SMA Ketangkasan.Aku terkenal pendiam di sekolah.

Yahh,sama seperti biasanya,saatnya aku dan remaja seusiaku berangkat sekolah,tidak jauh dari rumahku,hanya 10 menit menggunakan angkot.

Aku penumpang pertama di angkot ini,dengan supir yang sangat cerewet.

"Ayo neng!ke SMA ketangkasan,keburu terlambat sekolah",supir angkot bicara kepada remaja yang satu sekolah denganku.

10 menit berlalu,angkot mulai terisi penuh,hanya tersisa 2 tempat duduk.
Angkot pun berangkat.Hampir semua di angkot tersebut berisikan anak sekolah SMA ketangkasan,termasuk aku.

Aku duduk di samping jendela,rambut panjang sepundak berwarna hitam kecoklatanku  terhempas angin.

Sambil melihat keluar jendela,tidak sedikit aku melihat anak yang satu sekolah denganku berangkat menggunakan sepeda.

Sudah sampai di sekolah,aku dengan rok selutut ,berkaos kaki hitam dan sepatu putih,membawa tas merah,melewati pagar sekolah.Sudah cukup ramai,aku berjalan diantara puluhan murid lainnya.

Aku melewati lorong menuju kelas seperti biasa,terdengar canda dan tawa dari murid lainnya.

Saat sampai kelas,aku berjalan menuju tempat duduk ku ,berada di pojok ruangan.

Jam di kelas ku menunjukkan pukul 06.50,yang berarti 10 menit lagi akan terdengar bel dan melaksanakan upacara bendera.

Aku termasuk murid yang pendiam,bahkan sangat pendiam.sambil menunggu bel,aku habiskan waktu 10 menit tersebut dengan membaca novel,lain dengan teman sekelasku mereka mengobrol dengan asyik.

"Do,hari ini pak Samsul masuk tidak ya?malas sekali aku ngikutin pelajaran dia!"ujar Syakir.

"Hahahaha,kenapa sih kamu ,kayanya kesal sekali dengan pak Samsul."ujar Dinda,satu-satunya cewek yang ada di kumpulan itu.

"Hahahaha,iya ,kenapa sih kamu kesal sekali?"ujar Aldo.

"Kamu semua tidak ingat?,Minggu kemarin aku dihukum cuma gara-gara ngobrol sebentar saat Pak Samsul sedang menjelaskan"ujar Syakir,salah satu anak nakal di kelas ku.

"Itu salah kamu juga sih."ujar Dinda

10 halaman novel sudah terbaca,saat ku tutup novel ,gulungan kertas kecil berwarna cokelat jatuh tepat di atas novel ku.

"Kertas apa ini?"ujarku dengan suara pelan.

Saat ku buka gulungan kertas usang itu,aku terkejut,tulisan di kertas itu membuat raut wajahku berubah
"BANTU AKU!"

Itu tulisan yang ada di gulungan kertas itu.

Kringg... kringg...bel masuk telah terdengar,aku mengambil topi yang berada di tas merah ku.Aku berjalan sendirian menuju lapangan upacara.

Karena postur tubuhku yang cukup tinggi,aku baris di barisan paling depan.

Saat upacara berlangsung,aku terus berfikir,darimana asal kertas itu,dan apa maksud dari kertas itu.Apa ini ada hubungannya dengan malam itu,malam yang menghantuiku pada saat aku berumur 11 tahun,atau  hanya keisengan teman sekelasku atau kelas lain.

"Apa kamu sakit?"ujar Dinda

"Tidak kok" ujarku

"Masih banyak misteri dalam hidup ini,jadi kalian harus berusaha untuk mengejar cita-cita kalian,agar misteri yang ada dalam hidup ini bisa di ketahui."ujar Pak Samsul yang menyampaikan amanat pada upacara kali ini.

Upacara telah usai,aku bergegas menuju kelas.Saat sampai kelas,aku meminum air yang aku bawa dari rumah,setelah itu,aku kembali membuka gulungan kertas tadi,yang sempat membuat aku terkejut.

Aku kembali melihat-lihat kertas tersebut,barangkali ada petunjuk dari mana kertas ini berasal.30 detik berlalu,nihil,aku tidak menemukan apa-apa.

2 kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang