1st.

3K 235 84
                                    

Vommentsnya ditunggu :)

***

Aku terkejut saat daddy menanyakan seperti itu, ditambah cengkramannya di lenganku kian menguat. Aku merasa ingin menangis karena perbuatan daddy.

"Sakit dad..."

Perlahan-lahan cengkraman daddy mengendur, "Jangan menangis," ujarnya.

Ya, aku terisak. Aku ketakutan karena daddy, daddy tidak pernah seperti ini. Terkadang aku merindukan mommy..

"Daddy minta maaf sayang."

Daddy menarik badanku, lengan kekarnya memeluk pinggangku erat, bahuku terasa sedikit berat karna dagunya bersanggah disana.

"Daddy khawatir, daddy berangkat dengan kecepatan tinggi hanya untuk menjemputmu, ponselmu tidak dapat daddy hubungi jadi daddy juga tidak bisa memberitahu bahwa daddy ada rapat tadi," jelas daddy padaku. Daddy memelukku semakin erat, seakan-akan aku akan pergi.

Padahal tidak akan pernah. Bagaimana aku bisa meninggalkan orang yang sedari dulu merawatku? 

Aku memeluk daddy erat, rasa takut yang tadi aku rasakan sudah hilang. Tergantikan oleh rasa bersalah karena sudah membuat daddy khawatir. "Maaf daddy, aku janji tidak akan seperti itu lagi."

Daddy mengangguk. Syal yang dari pagi aku kenakan, dilepaskan oleh daddy. Terpahan nafas dari daddy dapat kurasakan di leherku. Membuat aku sedikit bergidik geli.

"Hmm.. Jangan pulang bersama pria lain."

Daddy mencium leherku, tepat di tempat kemarin ia tandai.

Aku tidak mengerti mengapa perlakuan daddy seperti ini. Apa aku sangat mirip dengan mommy hingga membuat daddy seperti ini? Ntahlah. Aku bahkan tidak tahu wajah mommy seperti apa. Tapi kata daddy, aku lebih cantik daripada mommy.

Daddy melepaskan pelukan, ia mengacak rambutku. "Daddy capek. Daddy mau mandi lalu setelah itu tidur di kamarmu. Kamu juga setelah mandi harus makan, lalu menyusul daddy di kamar, oke?"

Aku mengangguk. Selepas daddy pergi, aku pergi ke kamar mandi yang ada di lantai pertama untuk mandi. Setelah itu aku ke meja makan untuk makan. Di rumah ini, sebenarnya ada asisten rumah tangga yang memasak, namun karena Bibi Han--namanya, sedang pulang menjenguk anaknya, jadi daddy yang memasak.

Masakan daddy tidak terlalu enak, tapi juga tidak buruk. Aku tersenyum saat sedang mengunyah ketika mengingat daddy pernah kesal karena nasi goreng masakannya tidak pernah terasa pas di lidah.

Aku ada rencana untuk memasak besok, untuk daddy dan Minhyun sunbae. Hitung-hitung untuk membalas budi. Sunbae sudah sangat baik rela mengantarkan aku pulang.

"Hei, sudah selesai?"

Daddy bertanya dari tangga, sepertinya daddy sudah tidak tahan untuk memelukku, kkk.

"Sudah dad, tunggu sebentar nde," jawabku. Daddy mengangguk dan kembali ke kamar

Aku segera menuju kamar setelah membereskan makanan ku tadi. Daddy sudah menungguku di kasur dengan piyama hitamnya, sedangkan aku piyama merah jambu. 

"Come here, let me hug you."

Ku rebahkan tubuhku di samping daddy, dengan sigap lengannya memelukku erat. Keningku bertabrakan dengan dada bidangnya. Daddy memang mempunyai fisik yang sempurna.

Tapi jika daddy sempurna, kenapa sampai sekarang ia tidak menikah lagi? Padahal kan aku mau punya mommy yang dapat memasakan makanan untukku..

"Dad,"

Oh Daddy • SeJoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang