Aktivitas tangan itu berhenti. Meninggalkan kertas putih yang sebagian sudah berisi tulisan dari pena milikya. Pintu ruangan kerja itu terbuka. Disana sudah berdiri seorang pria sekitar 35 tahun, dengan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
"Akhirnya kau datang Sung Jin" sambutnya santai. "Apa ini sudah saatnya?" Matanya menerawang jauh menatap sebuah lukisan besar yang ada di hadapannya. Seakan membawa dirinya masuk kedalam lukisan itu.
"Kakak"
"Aku sudah tidak mempunyai beban apapun lagi. Aku memiliki anak - anak yang tangguh, aku sudah memilih seorang ketua untuk menggantikan posisiku. Sekarang aku tinggal menyusulNya"
Lee SungJin tertegun. Dia memandang sang Ketua yang masih berfokus pada lukisan sang istri.
"Kakak" ucapnya lirih. "Aku akan menepati sumpah setiaku padamu. Aku akan selalu berada dipihakmu. Maapkan aku, karena kita harus berakhir seperti ini. Aku tidak akan melupakan semua jasamu padaku dan keluargaku"
Sang ketua tersenyum, memandang kearah pintu. "Kau tidak membunuh orang - orangku?" Dia mendapatkan sebuah gelengan sebagai jawaban. Dia tahu betul sikap orang yang ada di hadapannya. Orang yang pernah menjadi kaki tangannya itu pasti hanya membuat orang - orang yang menjaga rumahnya pingsan. "Aku harap kau tidak lupa mematikan jaringan CCTV yang ada dirumah ini. Jika tidak, sebelum hari pemakamanku. Kau akan bernasib sama denganku"
"Kakak ampuni aku. Aku tidak memiliki pilihan lain. Mereka menemukan keluargaku. Mereka mengancam akan menyiksa dan membunuh anakku" Pria berusia sekitar 35 tahun itu bersujud dihadapan sang Ketua. Mengharapkan sebuah pengampunan pada orang yang telah menyelamatkan dirinya dari keluarganya dulu.
"Aku malah akan sangat bersyukur bisa mati ditangan orang yang paling aku percayai. Tapi meskipun kau berhasil membunuhku, hal itu tidak akan menjamin kau benar - benar bebas dari sini. Kebebasan bagi orang seperti kita itu hanya sebuah omong kosong. Kau terbebas dari keluargamu tapi tidak dengan anak - anakku. Jika aku mati maka anak - anakku tak akan tinggal diam, mereka akan datang dan membunuhmu"
"Tak apa. Aku akan menunggu kedatangan Mark. Setidaknya aku bisa merasakan mati ditangan calon penerus Ketua mafia"
Mereka tertawa bersama.
"Lee Sungjin" mendengar suara tegas dari Sang Ketua membuat air mata Sungjin turun membasahi pipinya. Senjata yang siap menembus jantung Ketuanya merupakan hadiah yang dia dapatkan dari orang yang akan dia bunuh sekarang.
"Lindungi dia. Sembunyikan anakmu"
Tangisnya pecah, Sungjin meraung pedih. Perkataan terakhir orang yang sudah dia anggap sebagai Kakaknya sendiri berhasil mengoyak uluh hatinya. Betapa sang Ketua peduli pada keluarganya bahkan diakhir hayatnya pun dia masih mengkhawatirkan anaknya. Tapi kenapa keluarganya malah menjadikan cucu dan keponakan mereka sendiri sebagai senjata untuk mencapai tujuan serakah mereka.
"Maapkan aku. Kakak"
Dia melakukan penghormatan terakhir pada orang yang paling dia hormati. Melihat wajah tenang dan bibir tersenyum dari tubuh tak bernyawa Sang Ketua.
Setelah menyembunyikan anak semata wayangnya. Demi kesetiaannya pada Sang Ketua, dia telah bersumpah akan membunuh keluarga keparatnya. Tidak ada perasaan belas kasihan. Entah itu Ayahnya, Kakaknya atau sang adik. Dia tidak akan segan memisahkan nyawa mereka dari raganya.
o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o
5072 miles
KAMU SEDANG MEMBACA
5072 miles
FanfictionDari dulu aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Menurut atau kau ingin aku melakukan hal yang membuatmu membenciku? MARKHYUCK || MARKCHAN NCT Mark & Haechan Ps. Beberapa Chapter akan akan di Private