Seseorang laki laki yang sedang asik membaca buku biologi miliknya sambil memakai earphone ditelinganya. Ya dia adalah Ervin Erland Ardani.
Tiba tiba dia teringat bahwa Kata Papah nya besok, perusahaan papahnya dengan perusahaan teman nya akan mengadakan family gathering.
Ervin pun langsung bergegas untuk mengambil kopernya dan memasukkan baju bajunya kedalam koper.
"Selesai." gumamnya.
Tiba tiba perutnya mengajak nya untuk pergi keruang makan. Ia pun langsung menuju ruang makan terlihat ada papah nya yang sedang membaca koran.
Deni pun langsung menoleh karena ada suara sendal yang menuruni tangga. "Hai vin"
Ervin pun hanya tersenyum. Lalu ia meminta pembantunya untuk memasak nasi goreng kesukaanya.
Deni pun langsung meminta Ervin untuk duduk di hadapan nya. "Kamu lapar?" Ervin pun mengangguk.
"Andai ada Mamah disini, pasti dia masakkin Ervin." Deni pun menatap Ervin sendu. Terlihat diwajahnya begitu banyak rasa kehilangan.
"Kenapa? Mamah sama papah tidak rujuk kembali?" Ervin pun menanyai soal itu dan menatap dalam papahnya. Dari pancaran matanya banyak sekali harapan.
Deni pun menggeleng, meletakkan koran yang ia baca tadi diatas meja. "Tidak akan bisa Ervin, mamah sudah punya suami baru, bahkan dia mungkin sudah memiliki anak."
Banyak pertanyaan yang selama ini ingin Ervin lontarkan. Tetapi selama ini ia bisa menahannya tapi untuk sekarang tidak. Ia mengungkapoan semua perasaannya kepada papah nya yang selama ini menjaga nya.
"Kenapa mamah ninggalin kita pah?"
"Kenapa mamah tidak pernah mengunjungi Ervin?" Ervin menatap papahnya sendu.
Deni yang ditanya pun hanya diam.
"Jangankan mengujungi Ervin, menanyakan kabar Ervin aja, apa selama ini mamah pernah? Enggak."
Lanjutnya kembali."Jujur, Ervin rindu sama mamah, Rindu sama semua perhatiaan mamah yang 5 tahun lalu sudah hilang. Tapi sayangnya Rindu itu kalah sama rasa kecewa Ervin. Rasa sayang itu kalah sama ras benci Ervin sama dia. Ya dia mamah ervin." Ervin pun berbicara mengenai isi hatinya. Ini adalah kalimat terpanjang yang ia lontarkan. Karena selama ini Ervin terkenal laki laki yang dingin.
Deni pun mengalihkan pembicaraanya. Karena tidak mau melihat anak nya sedih. "Sudah lupakan mamah kamu. Kita sekarang hidup berdua. Papah yang akan menjaga kamu, kamu sudah packing untuk besok?"
Ervin pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second To None
Teen FictionBerawal dari sebuah pertemuaan singkat, yang membawa mereka kedalam sebuah ikatan. Sikap, kepribadiaan, masalalu yang buat kita sama seperti ini.