"uhm...i-iya deh kak" kata Muntaz gugup.
"shht! Taz!" kata Fateh dengan omongan berbisik sambil memberi kode ke Muntaz.
"heh! Kalian kenapa sih? Aneh?" tanya Sohwa.
"hah!? Euhm...ehm...a-aneh apanya sih kak? Perasaan kakak aja kali, hehe" kata Fateh.
"umm...mungkin sih ya?"
"iya kali, kak" sambung Muntaz.
"ehmm...maybe!" kata Sohwa lalu pergi dan mencari Saleha.
•••
"eumm, bang" panggil Muntaz.
"hm?" tanya Fateh.
"udah lama ya kita gak sedeket ini" kata Muntaz.
"hm...iya ya" kata Fateh singkat.
"by the way nih ya, bang. Kita keterlaluan gak sih?" tanya Muntaz lagi.
"huh! Ya enggaklah, taz" kata Fateh
"tapi, bang-"
"udah deh. Mendingan kalo kamu gak tega, sana! Pergi! Selamatin Saleha!" kata Fateh memotong omongan Muntaz.
"i-" lagi-lagi perkataan Muntaz di potong kembali oleh kak Sohwa yang berteriak,
"FATEH! MUNTAZ!" teriak Sohwa dari dalam kamar mandi.
"duh! Apaan sih kak Sohwa, ish!" kata Fateh kesal fan pergi menuju arah suara yang diikuti oleh Muntaz di belakangnya.
Sesampainya Fateh dan Muntaz di kamar mandi, mereka melihat kak Sohwa sedang mamngku Saleha yang tak sadarkan diri, bisa dibilang pingsan.
'lho? Koq Kak Sohwa bisa buka kamar mandinya sih?' tanya Fateh dalam hati.
Lalu, ia mengingat sebentar...
'eh iya! Lupa aku cabut kuncinya...aduhh! Fail!' sambungnya lagi.
"teh, taz, adek kalian kayak gini koq kalian malah bengong aja sih? Bantuin kakak dong! Kita bawa ke rumah sakit" kata Sohwa.
"eh, iya kak" kata Fateh dan Muntaz serentak lalu mereka membantu Sohwa mengangkat dan membawa Saleha ke rumah sakit.
•••
"teh, taz, kakak order kendaraan dulu ya" kata Sohwa saat mereka berada di ruang tamu.
"iya kak. Jangan lama-lama" kata Fateh berdrama.
'Saleha, maafin abang ya. All because I'm you like this' kata Muntaz dalam hati sambil menatap Saleha yang tengah berbaring dan tidur di sofa.
"eh eh...udah di luar tuh mobilnya. Yuk cepetan!" seru kak Sohwa yang berlari dari luar menuju ke dalam lalu membantu Fateh dan Muntaz menggotong Saleha.
•••
"sus, tolong adik saya sus" kata Sohwa kepada seorang suster yang kebetulan sedang lewat.
"oh, baik" kata suster lalu mengambil sebuah kursi roda dan mendudukkan Saleha di kursi roda tersebut.
Saleha dibawa ke ruang UGD karena keadaannya semakin parah. Mukanya pucat, tubuhnya juga lemas.
Sohwa hanya bisa menangis sambil duduk di kursi yang berada di koridor rumah sakit karena melihat keadaan adik perempuannya itu yang sedang dalam keadaan kritis. Sedangkan Fateh dan Muntaz berusaha menangkan Sohwa.
'ngapain sih kak pake nangis? Gak penting!' batin Fateh.
Lalu Sohwa menaikkan kepalanya dan matanya tertuju kepada kedua adik laki-lakinya yang sekarang berada di hadapannya, Fateh dan Muntaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Miss Bang Fateh
RandomKebayang gk sih? Punya 11 anak dan setiap hari rusuh? Mereka adalah Gen Halilintar. Meskipun rusuh, mereka rukun lho...tapi di tengah kerukunan tersebut pasti ada pertengkaran di antara mereka. Salah satunya adalah Fateh dan dan Saleha...kira-kira...