Part 8-Ini Semua Fake!

1.2K 33 1
                                    

Umi dan semua yang berada disitu tersenyum gembira, lalu Saleha berkata, "thanks for you all! Please give me a hug!"

"your welocome, Saleha!" kata semuanya serentak  dan memeluk Saleha kecuali Fateh.

"teh, kamu koq gak ikut peluk Saleha juga?" tanya Sajidah yang melepas pelukkannya.

"iya, teh. Kenapa?" tanya yang lain juga dan mrlepas pelukkan mereka dari Saleha.

Fateh menggaruk kepala dan, "uhm...i-iya, kak. Ateh mau meluk Salehanya sendiri. Gak mau bareng" kata Fateh seraya menyengir palsu.

"ohh" sedangkan yang lain ber 'oh' ria dan tertawa kecil.

Tanpa perlu waktu lama, Fateh mendekati Saleha dan memeluk Saleha untuk pertama kalinya untuk 1 tahun ini. Sebenarnya sih, sebelum Fateh benci Saleha, dia sering meluk Saleha.

'huh! Kalo bukan karena semuanya yang nyuruh, gak bakalan aku meluk Saleha kayak gini' kata Fateh dalam hati.

Sedangkan Saleha sangat senang karena sudah sekian lamanya Fateh tidak memeluk dirinya.

Fateh melepas pelukkan dan sedikit mundur, Thariq memegang pundak Fateh dan berkata, "nah! Gitu dong teh. Dari kemaren berantem mulu sih. Gk enak tau abang liatnya. Mending kayak barusan dan kayak dulu" kata Thariq seraya tersenyum kepada Fateh dan Saleha.

"iya tuh! Setuju juga abang sama Thariq!" sahut Atta.

"hei, botak! Tumben gak ikutan? Kenapa?" tanya Iyyah.

" ah enggak ah. Aaih kan punya perinsip tersendiri" kata Saaih dengan sedikit menyengir.

"ohh gituu? Oke, fine. Kita putus!" kata Thariq.

"yahh...jangan dong!" kata Saaih.

"hahahaha" semuanya tertawa melihat kelakuan para pelawak tersebut yang sudah jarang melawak. Saleha tersrnyum gembira melihat semua keluarganya bahagia seperti dulu.

                                   •••

"permisi!" kata dokter bersama seorang suster di belakngnya yang sedang membuka pintu.

"iya, dok" sahut Abi.

"boleh saya cek Saleha sebentar?" tanya dokter.

"boleh, dok. Silahkan" kata Umi.

-
-
-

"Saleha, hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang bu, pak" kata dokter seraya tersenyum kepada Umi dan Abi.

"serius, dok?" tanya Umi dengan wajah gembira.

"iya, duarius malahan" kata dokter.

"haha...dokter bisa aja. Terimakasih ya, dok" kata Abi.

"iya, sama-sama" kata dokter.

"yeayy! We can play together again, Kak Saleha!" seru Qahtan.

"yea, Qahtan!" sahut Saleha yang sangat senang tapi dengan nada yang masih sedikit lemas.

"tapi, Saleha harus bed rest selama 2 hari yang akan datang" kata dokter.

"baik, dok. Terimakasih sekali lagi" kata Umi.

"sama-sama" kata dokter.

Semuanya bersiap-siap sedangkan Saleha sedang dicopot selang infusnya.

"Atta, kamu siapin mobil dulu ya. Tunggu di depan lobby aja" kata Umi kepada Atta.

"siap, Umi!" kata Atta lalu segera mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja dekat dengan kasur Saleha.

                                    •••

Setelah semuanya rapi, Thariq menggendong Saleha yang masih sedikit lemas ke dalam mobil.

"bang!" panggil Saleha kepada Thariq saat mereka hendak sampai ke mobil.

"hmm?" tanya Thariq singkat.

"bang, aku nanti mau duduk di belakang sama bang Fateh ya?" kata Saleha dengan sangat memohon.

Namun, permohonan Saleha tadi tidak digubris oleh Thariq.

Ketika mereka telah berada tepat di dekat pintu mobil, Thariq membuka pintu dan mendudukan Saleha di kursi jok yang berada di dekat pintu mobil, dan "of course!" kata Thariq menjawab pertanyaan dari Saleha tadi.

"yeay!" kata Saleha lalu langsung menuju ke jok bagian belakang.

"teh, kamu duduk di belakang ya" kata Thariq lalu langsung pergi menuju trmpat duduknya.

"ya, bang" kata Fateh dengan lesu.

Saat Fateh tiba tepat di jok bagian belakang, dilihatnya seorang anak kecil yang sedang duduk manis dengan matanya yang tertuju pada kaca mobil.

"Saleha?!" tanya Fateh terkejut.

Saleha menoleh ke arah sumber suara,"iya, bang?" kata Saleha dengan senyuman manis yang terukir di bibir mungilnya.

"ngapain sih duduk disini segala?" tanya Fateh yang langsung dengan terpaksa duduk di samping Saleha.

"emangnya kenapa, bang?" tanya Saleha dengan wajah cemberut.

"ihh! Abang tuh gak suka duduk di samping kamu! Ini aja abang terpaksa!" kata Fateh dengan nada yang sangat kecil dan pelan sehingga tidak ada yang mendengar.

"i-i-"

"udahlah! A-i-a-i...gak usah ngomong! Abang males dengernya! Palingan kamu juga mau ngomong 'iya, bang. Maaf'. Gitu kan? Elah biasa abang denger dari kamu! Dan inget! Abang ngelakuin kayak tadi di ruang rawat kamu, itu semua fake! Abang ngelakuin itu demi abang sendiri bukan kamu! Jadi, jangan ge-er. Tadi abang minta maaf ke kamu itu gak beneran tau!" kata Fateh dengan nada yang masih pelan lalu mengalihkan pandangannya ke arah kaca mobil.

Saleha bersandar pada jok lalu menundukkan kepalanya dan meneteskan setitik air mata untuk yang kesekian kalinya.

'bang Fateh jahat banget sih! Kenapa coba dia bisa sebenci ini sama aku?' batin Saleha seraya menangis kecil supaya tidak ada yang mendengar.

Setelah pertengkaran tersebut terjadi, di bagian belakang mobil terjadi keheningan seperti tidak ada orang yang berada disana. Fateh yang sudah malas dengan Saleha dan Saleha yang masih sedih dengan apa yang dikatakan oleh Fateh.

Hai! Makasih yang udah baca dan vote...maaf ya klo admin jarang update, karena lg persiapan utk ulangan umum. Thx! :)

💗cla

                                      

I Miss Bang FatehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang